Indonesia Fashion Week 2014, Berakhir Tanpa Gaung

Reporter

Editor

Heru Triyono

Senin, 10 Maret 2014 03:30 WIB

Sejumlah model memperagakan busana desainer Anne Avantie pada hari terakhir Indonesia Fashion Week 2014 di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Minggu (23/2). Dalam peragaan busana tersebut Anne mempersembahkan koleksi terbarunya Legong Srimpi yang memadukan dua budaya, yakni budaya Jawa dan Bali. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO , Jakarta:Pagelaran kebaya Anne Avantie menutup pekan mode nasional Indonesia Fashion Week 2014 dua pekan lalu. Pagelaran busana Anne terasa istimewa, karena dia menggunakan model terpilih: aktris Raline Shah, mantan Puteri Indonesia Whulandary Herman, Dominique Diyose, serta supermodel Kimmy.

Tapi, sinar para bintang itu kalah gemerlap dengan baju-baju Anne yang begitu banyak memasukkan motif tradisional. Terlalu banyak yang harus kita lihat dalam baju-baju itu.

Rasanya seperti melihat karya-karya zaman Rococco—periode setelah barok di Eropa--saat semua karya seni menjadi berlebihan. Akibatnya, para model tadi tenggelam dalam keramaian baju itu.

Seperti biasa, Anne banyak memainkan lambang-lambang tradisi Indonesia. Kali ini teknik prada—motif batik berwarna emas--menjadi inspirasi Anne. Temanya adalah Legong Srimpi. Anne menghadirkan kain-kain yang penuh motif batik bercampur prada tadi, bersama kebaya brokat dalam palet warna hitam, emas, hijau, dan merah. Dia pun mengadopsi songket, dan kain poleng--motif kotak hitam putih khas Bali--menjadi rok. Lagi-lagi, busana ini dibuat dengan sentuhan prada emas. Brokatnya pun dibentuk khusus dengan motif prada.

Meski demikian, karya Anne menjadi pujaan malam itu. Bagaimana pun juga, koleksinya lebih baik dibanding koleksi desainer lain di hari penutupan. Di hari sebelumnya, hal yang sama terjadi. Tak banyak yang berhak mendapat tepuk tangan.

Di antara mereka yang layak mendapat tepuk tangan adalah Lenny Agustin yang tampil sebagai pembuka di hari kedua. Ia konsisten dengan nuansa urban. Karya Lenny juga ngejreng, meski ada sentuhan batik coklat yang kalem. Selain itu, Lenny juga menggunakan bahan plastik transparan sebagai bolero bagi dress batik itu. Keseluruhan koleksi Lenny, seperti membawa kita kembali ke tahun 1990-an, saat musik pop lokal masih dikuasai oleh trio vokal AB Three. Apalagi rambut para model juga disasak tinggi dan diberi warna menyilaukan sesuai baju mereka.

Sapto Djojokartiko tampil impresif dengan gaun malam berwarna merah menyala dan hitam berbahan satin. Sapto menyelipkan aksen lipatan dan rempel pada karyanya. Selain itu, dia juga membikin bagian bawah rok gaunnya tembus pandang. Koleksi Sapto ditutup dengan dramatis saat seluruh modelnya keluar dengan menggunakan topeng, sesuai warna baju mereka.

Pagelaran malam itu ditutup oleh Priyo Octaviano Couture. Terlepas dari layak tidaknya koleksi ini disebut couture, karya Priyo malam itu cukup menarik. Mengusung tema Hero, Priyo menampilkan seluruh koleksi berwarna dasar hitam dengan sentuhan sulam, manik-manik, paku warna emas, perak, dan merah yang disusun membentuk pola khusus. Sebagian pola itu jika diperhatikan merujuk pada beberapa motif tenun atau batik lokal.

Sebagian baju Priyo tampak seperti kostum matador atau baju pahlawan nasional--lebih tepatnya beskap berbordir emas milik Pangeran Antasari atau pahlawan lainnya dalam buku sejarah sekolah dasar yang lahir kembali di masa kini. Meskipun baju-baju itu indah, adakah yang mau memakainya?

Mereka adalah pengecualian dari keseluruhan pagelaran IFW 2014 yang tidak memberi kejutan. Selama tiga hari, tidak jelas benar apa yang dimaksud dengan tren ala Indonesia.

Perhelatan sekelas Indonesia Fashion Week—yang digelar untuk ketiga kalinya sejak 2012--seharusnya bisa menjadi tolok ukur mode Indonesia. Apalagi IFW menasbihkan diri sebagai 'The Biggest Fashion Movement'. Namun, yang muncul selama pelaksanaan justru perancang-perancang yang kebingungan dengan konsep mereka, dan juga pagelaran busana sejumlah sponsor di runway utama.

Masih banyak pakaian-pakaian tanpa konsep desain yang jelas muncul dari puluhan perancang selama tiga hari itu. Sebagian besar terjebak atau tergoda untuk menempelkan kain batik pada pakaian mereka begitu saja. Ada juga yang membuat rok atau gaun dari batik, namun tak jauh berbeda dengan yang jamak kita temui di Pasar Tanah Abang.

Sulit untuk menarik benang merah tren mode Indonesia melalui ajang ini. Begitu banyak yang ingin ditampilkan, dan tampaknya tidak ada kurasi yang jelas untuk menembus runway IFW. Jadilah pagelaran ini tampak seperti pasar dengan berbagai macam karya.

Subkhan

Baca juga:
Empat Daerah dalam Prakiraan Tren 2014

IFW 2014, Batik Masih jadi Inspirasi
Koleksi Hero Priyo Oktaviano di IFW
Tak Ada Kejutan di Indonesia Fashion Week

Pemenang Indonesia Fashion Design Competition 2014

Berita terkait

Jadwal Championship Series Liga 1 2023-2024 Sudah Ditetapkan, Dimulai 14 Mei

48 menit lalu

Jadwal Championship Series Liga 1 2023-2024 Sudah Ditetapkan, Dimulai 14 Mei

Jadwal Championships Series Liga 1 2023-2024 sudah dirilis. Leg pertama digelar 14 dan 15 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

1 jam lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

1 jam lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

1 jam lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

2 jam lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

2 jam lalu

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

Anggota grup asuhan KQ Entertainmet itu lalu menyapa roady, sebutan penggemar xikers, dengan Bahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

2 jam lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

2 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

2 jam lalu

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

Polda Kepulauan Bangka Belitung menahan pimpinan salah satu media online terkait dalam kasus penambangan timah ilegal.

Baca Selengkapnya

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

2 jam lalu

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

Berikut tips yang dapat diterapkan demi terhindar dari dehidrasi hingga heat stroke atau serangan panas saat cuaca panas.

Baca Selengkapnya