TEMPO.CO, Jakarta - Pengalaman buruk pun pernah nyaris tertimpa oleh penata artistik, Jay Subiakto. Pria berambut gondrong ini adalah kolektor emas dari Kerajaan Majapahit. "Saya pernah nyaris kena tuh," katanya kepada Tempo pekan lalu di Kuningan, Jakarta.
Menurutnya, para tukang barang antik penjual emas-emas bernilai tinggi itu di kawasan Yogya, suatu kali menawarinya sebuah cincin yang berwarna emas. Namun beruntung ia sadar bahwa benda yang ditawari kepadanya itu palsu.
"Untung saya nggak beli. Saya kan bisa lihat," kata pria yang sudah beberapa kali ditawari para tukang tipu itu.
Lolosnya ia dari rayuan para penipu itu karena Jay mengaku sudah banyak belajar dari ibunya. Ibunya pun meninggalkan sebuah buku karya orang asing yang bisa memberikan pengetahuan sekaligus membedakan keaslian barang peninggalan sejarah itu. "Saya sudah belajar banyak agar nggak ketipu," katanya.
Koleksi emas itu merupakan warisan dari ibunda Jay. Sejak ibunya wafat pada 1998, Jay berhasil menambah koleksi emas berupa cincin, kalung dan gelang itu sebanyak delapan buah. "Kalau ada uang saya baru hunting lagi ke tukang antik di Solo, Yogja," kata dia.
