TEMPO.CO , Bandung:Guru Ustad Hariri semasa Sekolah Menengah Atas (SMA) mengaku kangen dengan sosok Hariri saat masih SMA dulu. Bedi Sukmana, Guru Bimbingan Konseling (BK) SMA Negeri 17 Bandung mengatakan semasa SMA, Hariri dikenal santun, baik, dan rajin.
"Dia (Hariri) itu anak penurut, baik dan sopan. Dia sudah jarang ke sekolah, tentu kami kangen," kata Bedi kepada Tempo di SMA Negeri 17, Jalan Caringin Bandung, Jawa Barat, Senin, 24 Februari 2014.
Bedi mengatakan, sosok Hariri di lingkungan sekolah maupun di rumah adalah seorang pribadi yang santun dan tidak banyak bertingkah. “Saat saya bertamu ke rumahnya, Hariri tidak ingin duduk sejajar dengan orang tua. Dia malah duduk di bawah, itu salah satu etika santun Hariri yang saya ingat," Bedi mengingat-ingat.
Menurut Bedi, terakhir dia bertemu Hariri sekitar tahun 2010. Setelah itu, Hariri sulit dihubungi. Bahkan, ketika siswa-siswa SMA Negeri 17 berniat mengundang Hariri sebagai pembicara di peringatan Maulid Nabi, ustad rocker itu sulit dihubungi. "Akhirnya para siswa mengundang ustad lain." (Baca:Gus Solah: Hariri Tak Pantas Dipanggil Ustad )
Nama Hariri mencuat pekan lalu karena videonya heboh di situs YouTube pada Selasa, 11 Februari 2014. Video tersebut memperlihatkan aksi Hariri menginjak dengan lutut seorang operator sound system saat berdakwah di Kabupaten Bandung. Bedi mengaku kecewa dan menyayangkan sikap anak didiknya tersebut. "Saya tidak menyangka Hariri melakukan hal itu," ujar dia. (Baca: Usai Kasus Video, Order Ustad Hariri 7 Kali Sehari)