Personel KLA Project Tak Mengira Bertahan 25 Tahun
Editor
Evieta Fadjar Pusporini
Kamis, 31 Oktober 2013 04:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Grup musik KLA Project memasuki usia 25 tahun. Menandai usia perak, KLA yang beranggotakan Katon Bagaskara, Romulo “Lilo” Radjadin, dan Adi Adrian ini tetap berkarya dalam musik. “Selebrasi 25 tahun merupakan fase berikut untuk melangkah lebih baik dan prestisius,” kata Adi, pemain keyboard, komposer, dan penata musik.
Pada usia ke-25, menurut Adi, banyak yang bilang KLA layak merayakannya. "Kami merasa bangga keberadaan band ini diakui dengan rentang waktu berkarya sepanjang 25 tahun," kata Adi. Baik Katon, Lilo, dan Adi mengaku tidak pernah terpikir akan bisa melalui masa 25 tahun berkarya. "Kami kebetulan suka bermain musik dan sudah menjalani selama 25 tahun," ujar dia."
KLA didirikan di Tebet, Jakarta Selatan, pada 1988 dengan empat personel: Katon, Lilo, Adi, dan Ari Burhani. Menurut Katon, awal KLA berdiri, di Tanah Air berkembang musik fusion. Pada album pertama, KLA mencetak lagu hit Rentang Asmara, Tentang Kita, Waktu Tersisa, dan Laguku. Pada 1991, album kedua yang dinamakan Kedua mencetak lagu hit Yogyakarta, disusul album ketiga, Pasir Putih pada 1992 dengan lagu hit Tak Bisa ke Lain Hati dan Belahan Jiwa."
Awalnya mereka berempat. Lalu Ari Burhani keluar dan KLA menjadi tiga personel yang menghasilkan dua album pada 1994, Ungu dan V pada 1995. Pada 1996, grup ini menggelar konser akustik "KLakustik" yang melibatkan musikus pendukung, seperti Hendri Lamiri (violis) dan Budi Haryono (drum). Konser ini digelar di Gedung Kesenian Jakarta yang disiarkan oleh salah satu televisi swasta, yang kemudian direkam secara live dan dirilis dalam bentuk album rekaman 2.
Menurut Adi, mereka bangga pernah membuat konser pada 1996--waktu itu KLA masih dianggap band tekno. "Ini tantangan buat KLA ketika memulai berkarya dijuluki band pop tekno," katanya.(Baca: KLA Project Gelar Konser Akustik)
“Saat itu era musik MTV dan menjadi akustik pertama di Indonesia. Kami latihan sampai empat kali di panggung sebelum penonton datang,” kata Katon. Pada masa krisis moneter pada 1997, KLA malah banyak mendapat tawaran manggung. “Kami bisa show sampai 60 kali dalam setahun,” kata Adi.
Lilo sempat keluar pada 2001, sehingga tersisa Katon dan Adi. Dua tahun berselang, Erwin Prasetya, mantan personel grup Dewa 19, serta Yoel Vai dan Hari Goro bergabung. Nama grup ini menjadi NuKLa dengan album New Chapter dan single Izinkan Ku Memuja.
Keluarnya Erwin pada 2006 membuat nama grup band itu kembali menjadi KLA Project. Lalu, pada 2009, Lilo kembali ke KLA dengan merilis album KLA Returns. Pada 2010, formasi bertiga ini meluncurkan album Exelentia.
Pada 2011, KLa Project merilis album yang berjudul A Tribute to KLA Project dengan menampilkan penyanyi dan grup band yang terlibat dalam album tersebut, seperti Ungu, Ahmad Dhani, Kerispatih, Maliq & D'Essentials, Vidi Aldiano, Pongki Barata, RAN, dan The Upstair.
“Kami kembali ke pola lama, menghasilkan notasi indah dan aransemen yang dipikirkan,” kata Adi. Inilah yang menjadi kekuatan musik KLA Project sampai ke depan. ”Kami tidak tahu apa yang terjadi ke depan. Yang jelas, untuk langgeng, band itu harus saling apresiasi, memberi komplimen, serta ruang bagi satu sama lain,” kata Adi.
Adi mengaku mereka sudah membuat 10 album. "Sebenarnya tidak terlalu produktif sebagai band," kata Adi. Sebagai band, Adi mengakui mereka akan terus berkarya. "Seni itu tidak ada paksaan, dan kami berharap bisa melalui masa 25 tahun lagi."
Untuk lagu-lagu KLA, Adi mengatakan, masih banyak lagu yang belum dibuat dalam format akustik. Ada empat album yang belum dibuat dalam format akustik. "Kami berusaha bijak memilih lagu, antara kesukaan dan passion luar biasa lagu yang dianggap bersejarah," katanya.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Asmirandah Sanggah Jonas Rivanno Sudah Mualaf
Asmirandah: Berita Pernikahan Ini seperti Rawon
Jonas Rivanno Tak Jadi Mualaf
Momen Terakhir Bruce Lee Diungkap
Jonas Rivanno Mualaf Sejak Agustus 2013
Gara-gara Jupe, Aura Susah Berakting