GKR Hayu dan KPH Notonegoro saling bercakap-cakap sebelum berfoto bersama di Bangsal Kesatriyan, kompleks Keraton Yogyakarta, Selasa (22/10). TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pernikahan anak Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu, dengan diplomat yang bekerja di sekretariat Persatuan Bangsa-Bangsa, Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro, memasuki rangkaian hari ketiga pada Rabu, 23 Oktober 2013. Hari ini mereka dikirab dari Keraton Yogyakarta menuju gedung Kepatihan, pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, di Jalan Malioboro. Siang ini akan berlangsung resepsi pernikahan di gedung tersebut.
Hayu dan Notonegoro mengenakan busana pengantin jangan meniran beserta selop. Sejak pagi, abdi dalem prajurit Patang Puluh dan Jagakarya bersiap di halaman Regol Keben. Mereka mengenakan pakaian prajurit beserta pelengkapannya. Kesatuan abdi dalem lainnya, Prajurit Wirobrojo, Daeng, Ketanggung, dan Mantrijero, juga berbaris sejak pagi di Keraton.
Abdi dalem yang mengurus kereta, Punakwan Reh Kawedanan Hageng Wahana, mengenakan pakaian kusir kereta. Mereka sejak pagi mempersiapkan kereta yang dinaiki pengantin putri Ratu Hayu selama kirab.
Masing-masing kereta keraton punya nama. Urutan kereta keraton yang paling depan adalah kereta Kanjeng Kiai Notopuro. Pada urutan kedua yaitu kereta Kiai Jongwiat, disusul Kiai Rejopawoko, Rotobiru, dan Kiai Permili. Kirab ini juga diikuti Raja Puro Pakualaman, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam IX. Puro Pakualaman merupakan kadipaten (kerajaan kecil) otonom di dalam wilayah Keraton Yogyakarta.