Antara Alien dan Masyarakat Urban

Reporter

Editor

Pruwanto

Senin, 1 Juli 2013 03:18 WIB

Li kemudian mengawetkan alien itu di dalam freezer serta memposting foto-foto alien tersebut sehingga menghebohkan warga Cina. welbo/dailymail.co.uk

TEMPO.CO , Jakarta:Mereka berdiri berbanjar. Berbeda tapi sosoknya tetap perempuan. Di ujung kanan, seorang bersanggul, berpakaian penari Jawa lengkap dan selendang di pinggang. Di ujung kiri, seorang perempuan berwujud alien. Keduanya mengapit seorang perempuan berpakaian kasual, ponsel menempel telinga, dan tas selempang tergantung di pundak. “Ini yang paling menggambarkan diri saya,” Dina Lestari menjelaskan lukisan karyanya kepada Tempo, Ahad, 30 Juni 2013.

Lukisan itu diberi judul Metamorph. Satu dari karya Dina yang dipamerkan di Independent Art Space & Management Yogyakarta. Pameran tunggal bertema “Urbanterestrial” itu berlangsung selama tiga hari sejak 27 Juni 2013. Dina menampilkan objek alien untuk menggambarkan keterasingan masyarakat urban.

Objek alien merupakan gambaran pribadi Dina. Kata alien bermakna terasing. Begitulah setidaknya kegelisahan Dina. Lahir dari pasangan orang tua dari Jawa, Dina lahir di Jakarta pada 1982. Ibunya berasal dari Yogyakarta. Bapaknya orang Solo. Namun Dina tak begitu mengenal bidaya leluhurnya itu. “Saya tak bisa bahasa Jawa,” kata Dinakumis, nama sapaan perempuan ini.

Dina menganggap orang urban tak cuma kehilangan identitas budaya. Mereka terkadang justru membatasi pergaulannya melalui jejaring sosial semacam Facebook dan Twitter. Generasi urban ini bisa berinteraksi dengan orang lain tanpa harus bertemu langsung. “Mereka kadang sengaja meng-alienasi dirinya sendiri,” kata dia.

Gambaran ini ia tuangkan dalam bentuk lima alien yang berdiri dengan latar belakang lama Facebook. Lukisan di atas kanval berukuran 140x140 sentimeter itu dia beri judul Alienation Invasion.

Dina tak melulu menggambar dengan makna kental semacam itu. Ia juga menampilkan karya satir. Seperti halnya bagaimana dia menggambarkan budaya yang mulai ditinggalkan masyarakat urban. Dina pun mewujudkannya dengan karya Te Las Dahar, parodi dari lukisan Leonardo Da Vinci, The Last Supper.

Te Las Dahar memperlihatkan sekelompok alien meriung di meja makan. Mereka makan bersama dengan aneka menu santapan. Dari nasi tumpeng, durian, hingga sekeranjang jamu. Menurut Kurator Pameran Angga Wijaya, karya itu tak sekadar gambar alien yang sedang makan bersama. Di dalamnya mengandung bahasa ungkapan fenomena tradisi makanan khas Indonesia yang dirasa asing oleh masyarakat saat ini.

Menurut Angga, perupa Indonesia tak banyak yang menjadikan alien sebagai objek karyanya. Dalam pameran itu, Dina mampu memadukan objek alien dengan tema yang diangkat, yakni keterasingan masyarakat urban. “Metaforanya tepat menggambarkan kondisi masyarakat saat ini,” kata dia.

Dina dinilai berani menembus batasan bidang yang ditekuninya. Lulusan jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Jakarta pada 2008 itu kini mengambil jurusan Seni Lukis di Pasca Sarjana ISI Yogyakarta. Tapi Dina berani mengambil jalur berbeda, seperti patung Corwn of Ambition dan Hybrid. Keduanya merupakan karya tiga dimensi Dina. “Ia sangat nekat,” Angga menilai.

Kenekatan Dina tak sampai di situ. Dina menampilkan karya videografi We Come in Peace, rekaman gambar seseorang yang sedang mengucapkan kalimat “Kami datang dengan damai dan tak bermaksud menyakitimu”. Tulisan dalam berbagai bahasa nusantara. Dari Aceh hingga Papua. Videografi itu menjadi upaya Dina menampilkan perbedaan suku dan budaya yang kadang terasa asing. “Batasan bahasa kita adalah batasan dengan dunia lain,” Dina menjelaskan.

Dia mencontohkan ketika seseorang mendengar orang lain berbicara dalam bahasa yang tak dimengerti. Tak jarang, kita menyindir orang itu menggunakan bahasa planet lain: bahasa alien.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

49 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina

Baca Selengkapnya

Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

25 Februari 2024

Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

9 Februari 2024

Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

Karya unik yang bisa dijumpai di Grey Art Gallery adalah Self Potrait by Van Gogh, 2022. Pembuatnya Abdi Setiawan, menggunakan potongan arang kayu.

Baca Selengkapnya

Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

14 Januari 2024

Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

Pada pameran tunggal kali ini, Ayurika lebih berfokus untuk menampilkan gambar wajah bercorak realis ekspresif.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

18 Desember 2023

Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

Banyak seniman asal Bali menggelar pameran tunggal karya mereka di Bandung, dua di antaranya mengadakannya akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.

Baca Selengkapnya

Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.

Baca Selengkapnya

Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

6 Agustus 2023

Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

Pada pameran lukisan terbarunya kali ini, mereka melukis pemandangan alam bergaya naturalis dan realis seperti lanskap, sungai, dan hutan.

Baca Selengkapnya

Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

6 Agustus 2023

Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

Keragaman itu menunjukkan independensi masing-masing anggota kelompok AbstraX dalam percariannya tentang makna dan arti penting lukisan.

Baca Selengkapnya

Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

7 Juli 2023

Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

Cipuk mengaku lebih menyukai lukisan lanskap yang sepi yang membuatnya bisa berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta Alam.

Baca Selengkapnya