Seniman musik sekaligus penyelanggara, Djaduk Ferianto saat menjelaskan acara musik jazz bertajuk Ngayogjazz di Yogyakarta, Selasa (13/11). ANTARA/Regina Safri
TEMPO.CO, Jakarta - Seniman asal Yogyakarta, Djaduk Ferianto selalu mencetuskan hal unik dalam bermusik. Penggagas Jazz Gunung, festival musik jazz tahunan yang diselenggarakan di Gunung Bromo ini pernah mencipta lagu kala bersiul kedinginan.
"Tahun 2008 saya diajak mas Sigit Pranomo, Penggagas Jazz Gunung ke Bromo. Saya naik ke penanjakan dan dapetin dua melodi lewat siulan saya pas kedinginan," kata Djaduk kepada Tempo kala ditemui di Hotel Indonesia Kempinsiki, Jakarta pada Senin 10 Juni 2013. "Saya rekam pakai handphone saya. Sampai di Yogya saya bikin musiknya. Dua melodi ini judulnya Nirwana dan Bromo," ujarnya.
Kedua lagu tersebut lantas dimainkan kala penyelenggaraan Jazz Gunung 2009. Untuk perhelatan tahun 2013 ini, Djaduk bersama dua orang musisi lainnya yakni Idang Rasjidi dan Jen Shyu akan menggarap proyek musik bertajuk Ring of Fire.
Dalam konsep musik ini, Djaduk bersama dua rekannya berkolaborasi untuk menyuguhkan kualitas musik yang berbeda. Meski konsisten di jalur musik Jazz, namun Djaduk mengatakan akan memunculkan karakter musik daerah pada karyanya.
"Proyek ini tahun lalu udah ada, bareng Dewa Budjana juga. Saya ingin mendapatkan suasana yang baru dalam bermusik. Ibaratnya melukis lewat bunyi-bunyian. Pelukisnya berganti hasil lukisannya berbeda. Sama kayak musik, pemainnya beda nanti hasilnya juga berbeda," kata pemilik nama lengkap Gregorius Djaduk Ferianto ini.