Pasangan selebriti Channing Tatum dan Jenna Dewan mereka pertama kali bertemu saat syuting film Step Up pada tahun 2006. Dan pada tahun 2009 mereka menikah. fanpop.com
TEMPO.CO, Jakarta--Aktor Channing Tatum baru saja menjadi ayah dari bayi perempuannya dengan istirnya Jenna Dewan-Tatum. Anak perempuan pasangan ini yang diberi nama Everly, lahir 31 Mei 2013 lalu. "Aku rasa kamu tidak akan bisa siap. Ini seperti gaya bebas," komentarnya dalam wawancara terbarunya dengan majalah Vanity Fair edisi Juli 2013.
Tatum mengaku kalau dia sudah menduga anaknya adalah seorang perempuan, meski istrinya menebak laki-laki. Ia sendiri bukanlah dari keluarga yang sempurna dengan orangtua yang sempurna. "Orangtuaku tidak sempurna. Aku tidak pernah tahu ada yang memiliki orangtua sempurna. Ini memberikanku pelajaran yang aku coba untuk terapkan. Aku hanya ingin jadi teman baik bagi anakku," katanya.
Ayahnya, menurutnya, adalah tipe ayah yang kurang sempurna dalam segala hal. Ia mengaku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dilakukan ayahnya. "Ayahku tidak punya banyak uang, tidak memiliki pendidikan yang cukup. Dia memaksakan hal itu kepadaku dan aku tidak menginginkannya," ujar Tatum.
Akibat paksaan ayahnya ini, Tatum memiliki nilai yang kurang di dunia pendidikan. Sampai saat ini dia harus berjuang mengatasi kekurangannya itu. "Aku (masih) membaca sangat lambat," akunya. "Jika aku membaca naskah, aku akan melakukannya lima kali lebih lambat dari aktor lain, tapi aku mampu mengatakan semuanya kepadamu."
Karena tekanan mental yang dihadapinya inilah, Tatum harus menjalani pengobatan yang memicunya pada pengalaman traumatis. Ia sendiri percaya kalau beberapa orang memang memerlukan pengobatan. "Aku tidak. AKu menjadi bagus di sekolah kalau minum obat, tapi itu membuatku jadi zombie. Kamu menjadi obsesif," katanya sambil menyebutkan obat-obatan semacam Dexedrine, Adderall yang dikonsumsinya.
Pengaruh obat-obatan itu membuatnya menjadi ketergantungan. Karena saat reaksi obat itu hilang, rasa sakit yang dideritanya akan semakin parah. "Aku akan menjadi depresi, berantakan dan murung," ujarnya lagi. Oleh karena itu, ia sangat paham kenapa anak-anak muda banyak yang bunuh diri."Aku tahu rasanya. Kamu merasa hancur. Kamu merasa tidak bernyawa. Aku tidak akan pernah melakukan hal itu kepada anakku," ujarnya.