Wajah Ibu Widyawati tenang saat diwawancara di kediamannya. Ibu Widayawati adalah aktris film dan ikon wanita Indonesia yang terkenal sejak dekade 1970-an dan masih aktif dalam lapangan seni sehingga hari ini. TEMPO/Nasriah Muhammad.
"Saya bisa merasakan kesedihan Pipik. Tidak mudah memang, apalagi kepergian suami tercintanya begitu tiba-tiba dan dalam kecelakaan," kata Widyawati, yang berbagi cerita melalui pesan pendek blackberry yang dikirim kepada Tempo, Minggu malam, 5 Mei.
Artis senior ini menuturkan kesedihan Pipik persis seperti yang dia rasakan ketika ditinggal almarhum Sophan Sophian. Suami tercintanya itu meninggal akibat kecelakaan motor saat mengikuti acara Konvoi Napak Tilas Jalur Merah Putih untuk memperingati seabad Hari Kebangkitan Nasional di Sragen, Jawa Tengah, pada Mei 2008.
"Kesedihan Pipik sama persis dengan yang saya rasakan. Saya merasa sangat terpukul dengan kepulangan Sophan karena dia adalah belahan jiwa dan cinta abadi saya. Saya ibarat burung yang hilang sayapnya dan pincang ditinggal Sophan," Widya melukiskan kondisi dirinya saat itu.
Widya yang juga ikut menghadiri pemakaman Uje sempat bertemu Pipik dan berpesan singkat kepadanya supaya menyerahkan semua ini kepada Allah Sang Pencipta. Menurutnya, ini adalah cara bijak untuk mengobati luka yang menyedihkan. "Waktu saya mengucapkan belasungkawa saya memeluk erat Pipik. Saat itu saya merasakan hal yang sama seolah becermin Pipik diri saya beberapa tahun lalu."
Artis berparas ayu ini hanya menceritakan saat itu dia terus memeluk Pipik dan mengusap lembut bahu istri Uje itu. "Pada akhirnya kita semua akan menuju kematian, hanya sebagai manusia tentunya kesedihan Pipik persis yang saya alami dan insyaallah diberikan kekuatan, ketabahan serta ketabahan," demikian pesan singkatnya.