Grup musik Coboy Junior. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO , Jakarta:Selama dua tahun terakhir dunia hiburan Indonesia memunculkan fenomena baru, khususnya pangsa musik anak. Boyband dan girlband cilik wara-wiri menghiasi acara musik televisi. Sebut saja Coboy Junior, Lollipop, Superseven dan Swittin.
Selama lima tahun demam boyband dan girlband Korea melanda remaja Indonesia. Ini menjadi ceruk kosong baru pangsa lagu anak, sekaligus kelompok vokal, boyband atapun girlband. Maka tercetuslah ide memunculkan kelompok vokal cilik nan piawai gerak tari.
Kemunculan para penyanyi bocah ini seakan menjawab ke mana saja para penghibur cilik selama ini. Dara dan jejaka kecil ini memberi tawaran berbeda. Lirik dan musiknya pun tak belaka masalah anak. "Kami sengaja memasang lagu cinta-cintaan untuk Coboy Junior," ujar Pendiri Coboy Junior, Patrick Effendy. Lirik cinta lagu anak menjadi penarik perhatian publik, sekaligus menggambarkan kondisi anak-anak sekarang yang matang sebelum waktunya.
Fashion dan koreografer juga menjadi andalan mereka. Seperti kelompok vokal Lollipop. Girlband cilik ini tampil apik dengan kostum ceria.
Mantan Penyanyi Cilik Ira Maya Sopha menuturkan fenomena boyband dan girlband perlu diapresiasi. Paling tidak kehadiran mereka bisa menggairahkan industri musik anak yang terbilang sepi. "Sebaiknya kita tetap memberikan porsi keberadaan anak-anak tersebut untuk berkarya seni, selama sesuai dengan jalurnya," kata juri pentas pencarian bakat Idola Cilik ini.
Tempo.co pada edisi khusus dua hari (19-20 Januari 2013) berusaha mengulas apa dan siapa boyband dan girband cilik, lagu anak, dan apa yang terjadi dalam musik anak saat ini. Selamat membaca!
