Harmoni Gerak Penari Eko Supriyanto di Candi Sukuh  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 1 Januari 2013 13:30 WIB

Penari asal Solo, Eko Supriyanto menyuguhkan karyanya berjudul Sensing di acara Srawung Seni Candi di kaki gunung Lawu, Karanganyar, (31/12) untuk menyambut perayaan pergantian malam tahun baru. Tempo/AHMAD RAFIQ

TEMPO.CO, Karanganyar - Dalam Srawung Seni Candi 2012, Candi Sukuh tidak sekadar menjadi panggung dan penghias latar untuk pementasan seni pertunjukan. Tumpukan batu tua itu menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah kering.

Bahkan, bagi penari sekelas Eko Supriyanto, inspirasi itu bagaikan ditebar sebagai sebuah energi. Dalam kegiatan tersebut, dia mencoba mengharmonisasi gerak tubuh dengan candi serta lingkungan alam di sekitarnya. Dia memberikan judul Sensing untuk pertunjukannya tersebut, yang berlangsung Senin malam, 31 Desember 2012.

Penari yang memegang gelar Master of Fine Arts (MFA) dari UNCLA California itu memilih altar di depan candi sebagai tempat pementasan. Dengan bertelanjang dada, Eko mengeksploitasi tubuhnya dengan gerakan halus dan pelan.

Dalam pementasan berdurasi 20 menit tersebut, sesekali, Eko menyentuhkan tangannya ke relief yang ada di dekatnya. Di tengah pertunjukan, dia membungkus tubuhnya dengan mantel warna abu-abu, nyaris sewarna dengan bebatuan candi.

Mantel tak berkancing itu terlihat mekar saat Eko menggerakkan tubuhnya memutar. Tubuhnya seperti bersayap. Gerakannya mengingatkan pada relief burung Garudeya atau yang juga disebut Garuda, yang terdapat pada relief candi tersebut.

Menjelang akhir pertunjukan, pengasuh padepokan Lemah Putih, Suprapto Suryodarmo, yang berpakaian hitam-hitam, masuk untuk berkolaborasi bersama. Mereka saling bersinergi sambil membawa imajinasinya masing-masing. Pertunjukan itu menjadi sebuah duet dua maestro tari yang berbeda generasi tersebut.

Eko menyebutkan, pertunjukan yang dibawakannya bukanlah hasil karya sebuah koreografi. "Pertunjukan ini sudah tidak memerlukan lagi unsur teknis sebuah tarian," katanya. Dia memilih untuk meletakkan sensor di tiap tubuhnya untuk merasakan inspirasi gerak yang muncul dari situs peninggalan abad XV tersebut.

Dia menyatakan, masuknya Suprapto dalam pertunjukannya tidak direncanakan sebelumnya. Kehadiran seniman gerak tersebut diresponsnya sebagai salah satu bagian dari lingkungan di sekitar Candi Sukuh. Gerakan tubuhnya langsung bersinergi dengan gerak tubuh penggagas kegiatan Srawung Seni Candi tersebut.

Penari yang pernah terlibat dalam pementasan Madonna Drowned World Tour pada 2001 ini sebenarnya sudah pernah mengikuti Srawung Seni Candi di tempat yang sama, sembilan tahun lalu. Saat itu, dia membawa enam penari pelalui penggarapan sebuah karya koreografi. "Namun justru tenggelam oleh energi candi," katanya.

Suprapto Suryodarmo mengatakan bahwa penampilannya bersama Eko Supriyanto bukan sekadar kolaborasi gerak. Menurut dia, mereka mencoba bersama untuk meraih energi inspiratif dari Candi Sukuh. "Candi Sukuh memang menyimpan banyak misteri yang bisa menjadi inspirasi," katanya.

Selain Eko Supriyanto, sejumlah seniman dari dalam dan luar negeri ikut tampil dalam Srawung Seni Candi itu. Kegiatan itu rutin digelar setiap pergantian tahun, pada 31 Desember hingga 1 Januari. Saat ini, Srawung Seni Candi sudah sembilan kali diselenggarakan.

AHMAD RAFIQ


Berita terkait

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.

Baca Selengkapnya

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.

Baca Selengkapnya

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.

Baca Selengkapnya

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.

Baca Selengkapnya

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.

Baca Selengkapnya

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.

Baca Selengkapnya

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu

Baca Selengkapnya

Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.

Baca Selengkapnya