TEMPO.CO, Jakarta - Cecilia Putty Vickend memang tidak terkenal sebagai artis, tapi wajahnya pernah mewarnai FTV di sejumlah televisi swasta. Gadis berusia 26 tahun ini sudah tiga tahun menderita kanker lidah stadium 4 dan perjuangannya melawan penyakit tersebut berakhir pada 26 Desember 2012 pukul 19.20.
Cecil meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina dan dirawat sejak Jumat lalu. Sebelum meninggal, ia mengalami pendarahan dan tidak sadarkan diri.
Dari blog.rumahkanker.com, Cecil berbagi cerita panjang mengenai penyakitnya yang berawal dari sariawan biasa yang tak kunjung sembuh selama dua tahun. Segala pengobatan dan perawatan di rumah sakit hingga dokter Kuala Lumpur telah didatanginya.
Cecil pernah didiagnosis hanya mengalami sariawan biasa di RSCM. Dia mengaku kecewa ketika ditangani dokter baru. "Yang saya sangat kecewa saat itu adalah penanganan dari dokter yang keliatannya dokter muda. Saya tidak mendapat penanganan serius sehingga saya pulang dengan tenang karena diberi tahu itu hanya luka," kata Cecil di blog tersebut.
Setelah sadar terkena kanker, bertahun-tahun Cecil melakukan banyak kemoterapi sampai bobotnya menyusut 15 kg. Sejak diradiasi, Cecil menggunakan selang makan dan lidahnya membengkak hingga mulutnya sulit ditutup.
Jenazah almarhumah Cecilia disemayamkan di Perumahan Taman Alfa Indah Blok F3 No 13, Joglo, Jakarta Barat dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Kamis pagi, 27 Desember 2012, pukul 10.00.
Sebelum didagnosis menderita kanker, Cecil adalah aktivis penderita kanker. Dia berjualan sepatu dengan merek Junkeeshoes untuk membantu para penderita kanker. Almamater kuliahnya, The London School of Public Relations, pernah melakukan penggalangan dana untuk pengobatan Cecil.
Di situs media sosial YouTube, ada video yang di-posting oleh M Rizky Aditya dan diberi judul Lovely Memory With Our BestFriend Cecilia Putty Vickend. Tayangan berbentuk slideshow foto ini memperlihatkan keceriaan Cecil bersama teman, keluarga, dan anak asuh, juga foto Cecil bersama artis Inneke Koesherawati dan Ario Wahab.
