TEMPO.CO, Jakarta - Film Epic Java, sebuah film indie dengan tema lanskap dan budaya Indonesia karya Febian Nurrahman, sutradara muda film indie, diputar di Cikapundung Timur Plaza, Bandung, dalam acara Helarfest River Cinema pada Sabtu, 22 Desember 2012.
Film non-naratif itu menampilkan keindahan alam Indonesia dari berbagai sisi, sehingga emosi penonton diajak untuk lebih mencintai Indonesia yang sangat cantik ini.
Pemutaran film gratis itu merupakan bagian dari acara pertunjukan seni musik dan film, yang dibesut oleh perkumpulan komunitas kreatif Kota Bandung atau Bandung Creative City Forum (BCCF).
“Saya tertarik membuat film non-naratif yang mengambil tema lanskap dan budaya di Indonesia karena terinspirasi setelah melihat video-video karya orang dari luar negeri. Indonesia juga memiliki keindahan alam yang tak kalah cantik, ”kata Febian.
Menurut Febian, film itu dibuat di beberapa lokasi, antara lain Yogyakarta, Garut, Bromo, Bandung, Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Gunung Kidul, dan Pacitan. "Saya mengunjungi tempat-tempat menarik di kota tersebut sejak Desember 2011," kata Febian, yang mengaku menghabiskan biaya Rp 30 juta untuk produksi film Epic Java itu.
Film yang bergenre non-naratif itu diputar di layar raksasa berukuran 11 x 7 x 3 meter. Meski cuaca di Bandung saat itu turun hujan, antusiasme penonton untuk datang cukup banyak. Panitia memberikan jas hujan warna merah mudah kepada setiap penonton. "Kita sudah duga akan turun hujan, jadi kita mengantisipasinya dengan memberikan jas hujan kepada para pengunjung,” kata Yanuar Pratama Firdaus, ketua pelaksana Helarvest.
Menurut Januar, iven itu sengaja digelar untuk memberikan hiburan kepada masyarakat luas secara gratis. "Ini juga merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan Helarfest di 2012 ini,” ujarnya.
Epic Java adalah salah satu dari 20 film yang diputar pada acara tersebut. Film lain yang diputar, antara lain, produksi Helarfest 2012 Documentary Video, Museum, KAA/Layar Kita, Deus Ex Machina, Ruangrupa, Ariani Darmawan, Fluxcup, Holiday Route, Rumah Cemara-Homeless World Cup 2012, dan Epic Java-Febian Nurrahman.
Sebelum pemutaran film pada malam harinya, pada siang hingga sore hari, para penonton disuguhi pementasan musik dari beberapa band di Kota Bandung, antara lain Spring Summer, Kusafisha, Marshella & Iyay, TRRDRM, Tertiatei, RMHR, dan Aliansyah. "Acaranya oke banget, decoration, talent, semuanya keren banget," kata Erina Budiarti, seorang pengunjung.
ELLA SABRINA | ENI S
Berita terkait
Ingin Membuat Film? Kenali 5 Tahap Produksi Ini
5 Mei 2023
Pembuatan film memiliki 5 tahap, yakni pengembangan, pra-produksi, produksi, pasca-produksi, dan distribusi.
Baca Selengkapnya3 Film Indie Terbaik Pilihan Forum Film Jawa Barat 2022
29 Desember 2022
Penghargaan itu diberikan Forum Film Jawa Barat di ruang Auditorium Bandung Creative Hub pada Selasa, 27 Desember 2022.
Baca SelengkapnyaMinikino Film Week 4, Ada Pengenalan Teori Akting
7 Oktober 2018
Sederet sineas Tanah Air dan mancanegara ikut meramaikan festival film pendek Minikino Film Week 4 di Denpasar, Bali.
Baca SelengkapnyaMobil Bekas dan Malila Bakal Diputar di FMM 2018
28 Februari 2018
Tujuh film Indie tampil di FMM 2018 ditemani musik dari Rental Video
Baca SelengkapnyaPudarnya Paradigma Hollywood-sentris di Dunia Perfilman
29 November 2017
Produser di beberapa negara mulai fokus menggarap film-film yang mengandung nilai-nilai lokal, tak lagi berkiblat pada Hollywood
Baca SelengkapnyaWarga Kota Besar Mulai Tertarik Nonton Film di Bioskop Alternatif
18 September 2017
Banyak penonton yang merasa film yang ditawarkan bioskop alternatif berbeda dengan bioskop jaringan.
Baca SelengkapnyaDua Sekolah Ini Jadi Pemenang Kompetisi Kid Witness News
7 Februari 2017
Sebagai pemenang, dua sekolah ini akan mewakili Indonesia di Kid Witness News tingkat global.
Baca SelengkapnyaMenteri Rudiantara dan Muhadjir Nonton Film Lentera Maya
3 Februari 2017
Menteri Rudantara dan Muhadjir menggalakkan literasi digital.
Baca SelengkapnyaErix Soekamti Luncurkan Film Perjalanan ke Indonesia Timur
23 Januari 2017
Anggota band Endang Soekamti, Erix, membuat video dokumenter perjalanannya dengan kapal pinisi ke Indonesia timur.
Baca SelengkapnyaRio Dewanto Luncurkan Film Dokumenter Konflik Agraria
17 Januari 2017
Konflik agraria di Langkat menarik perhatian Rio Dewanto.
Baca Selengkapnya