Para Seleb Pasang Avatar Twitter 'Save KPK'  

Reporter

Senin, 8 Oktober 2012 12:50 WIB

Addie MS. TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah selebriti menggunakan avatar akun Twitter mereka dengan logo “Save KPK Save Indonesia” berlatar merah. Beberapa di antaranya, Didi Petet; Alex Komang; Rosiana Silalahi; Addie M.S.; Pandji Pragiwaksono; hingga Jerink, personel Superman Is Dead.

Aktor gaek Didi Petet ternyata menaruh perhatian pada kisruh KPK-Polri. Lewat akun @didipetet1, pada Jumat, 5 Oktober 2012, dia menulis, “Selamatkan KPK.”

Mantan penyiar berita Rosiana Silalahi juga termasuk yang menyayangkan sikap polisi yang berusaha menangkap penyidik KPK, Novel Baswedan. “Setelah melihat press conf Polisi, saya justru kasihan. Semoga para pejabat Polri segera berhenti mempermalukan diri sendiri,” tulisnya pada hari yang sama.

Aktor lain, Alex Komang, bahkan masih berkicau mendukung KPK hingga hari ini, Senin, 8 Oktober 2012. “KPK menjadi harapan rakyat utk berantas korupsi. Siapa pun berhak mendukung langkah KPK. #saveKPK,” kicau dia dengan akun @AlexKomang2000.

Addie M.S. juga berkicau soal dukungannya kepada KPK. “Ini bukan konflik antar lembaga pemerintahan. Tp antara rakyat dan koruptor yg sdng berganti rupa/bentuk! Bersatu kt lawan koruptor!” kicau konduktor kawakan ini melalui akun @addiems.

Adapun Pandji Pragiwaksono, komedian sekaligus rapper, juga urun komentar. “Semoga ternyata ini hanya shooting The Raid 2 #SaveKPK,” kicau @pandji. “Bagaimanapun, ini kasus yg nyata & serius. KPK sedang pegang kasus korupsi POLRI & mereka gerah. Belangnya keliatan.#SaveKPK,” kicau dia lagi.

Penggebuk drum band rock Superman Is Dead, Jerinx, tak ketinggalan bersimpati pada lembaga antirasuah itu. Dia menulis melalui akun @JRX_SID, “Polisi mengintimidasi lembaga yg berjuang utk RI tanpa korupsi. Sangat jelas: RI perlu revolusi. #SaveKPK bukan ttg keren-kerenan. Lawan!”

Jumat malam pekan lalu, 5 Oktober 2012, polisi menyerbu kantor KPK di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Mereka berniat menjemput Novel Baswedan, salah seorang penyidik. Novel dituduh bertanggung jawab atas penganiayaan enam pencuri walet sehingga meninggal pada 2004. Kala itu, Novel menjabat sebagai kepala satuan reserse kriminal pada polres di Polda Bengkulu. Kepolisian Daerah Bengkulu mencoba menangkap Novel di KPK.

KPK menduga tuduhan tersebut sebagai bentuk kriminalisasi terhadap penyidiknya. Sebab, Novel adalah penyidik berbagai kasus besar korupsi, seperti kasus korupsi simulator kemudi. Kemarin, Novel juga yang memeriksa tersangka simulator kemudi, Inspektur Jenderal Djoko Susilo.

ATMI PERTIWI

Berita Lainnya:

Polri: Kapolri Tak Perlu Tanggung Jawab
Sang ''Ndoro'' Pengendali Proyek
Inilah Sepuluh Fantasi Seks Wanita
UGM Siap Beri Dukungan ke KPK
Ini Akibatnya Jika Bercinta Sambil Mengemudi

Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

14 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

16 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

1 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

1 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

1 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

2 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

2 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya