Kisah Malin Kundang dalam Opera Batak  

Reporter

Editor

Selasa, 2 Agustus 2011 10:08 WIB

Pentas Opera Batak "Sampuraga" di Teater Arena Kampus ISI Yogya. (TEMPO/Heru CN)

TEMPO Interaktif, Jakarta - Langkah Tagor terasa berat meninggalkan tanah kelahirannya. Lebih sukar lagi, ia harus berpisah dengan inang tercinta. "Siapa yang akan menemani inang ngomel-ngomel nanti?" ujarnya sambil memeluk sang ibu. Semua itu dilakukan demi mengejar cita-citanya di kota besar, Jakarta.

Kisah si perantau Tagor, pemuda tanah Tarutung, Sumatera Utara, itu dibingkai dalam bentuk drama musikal bertajuk "Opera Batak: Senandung Kampoeng Halaman". Pertunjukan karya sutradara Rio Silaen itu berlangsung di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu malam pekan lalu.

Syahdan, Tagor sukses di Ibu Kota. Namun, kesuksesan telah membuai pemuda Batak itu. Sampai-sampai, ia lupa untuk kembali pulang, membangun tanah kelahirannya, dan membantu adiknya yang masih belia. Bahkan, saat pernikahannya dengan Linda, gadis Batak kelahiran Jakarta, sang inang tak dihadirkannya. Tagor bereinkarnasi menjadi Malin Kundang.

Sang inang pun meradang. Sambil menulis surat, inang berpetuah, "Jangan kau gunakan nama belakangmu jika kau lupa kampungmu. Ingat, bagaimana pun kau adalah orang Batak. Ingat itu."

Waktu berlalu. Kesehatan sang inang kian buruk hingga akhirnya ajal menjemputnya. Setelah kematian ibunya, barulah Tagor, yang hatinya telah membatu, terketuk. Lewat adegan itu, sang sutradara seolah ingin menyindir para perantau, terutama dari tanah Batak.

Tata artistik panggung boleh dibilang cukup sederhana. Dalam pertunjukan yang berkonsep musikal itu, tak banyak terjadi pergantian set panggung. Rumah adat dengan ukiran dua cicak seakan dibikin permanen. Di kedua sisi rumah itu ditempatkan dua formasi tetap, orkestra mini dan band dengan personel penuh. Para penyanyi latar dipermanis dengan kegiatannya sebagai penumbuk padi.

Sebagai drama musikal, opera Batak ini senantiasa menyisipkan lagu untuk tiap adegan dan dialog. Setidaknya ada tiga nomor lagu dalam setiap adegan. Sayang, tata suara yang dimunculkan terdengar tak maksimal. Beberapa kali, bunyi dengung dan mikrofon mati mewarnai sepanjang pertunjukan.

AGUSLIA HIDAYAH

Berita terkait

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.

Baca Selengkapnya