Tim Arkeologi UI Kembali Menggali Situs Khayangan Api  

Reporter

Editor

Senin, 11 Juli 2011 14:52 WIB

Sejumlah warga, melakukan penggalian di lokasi penemuan candi di areal persawahan di Desa Puri, Kabupaten Mojokerto, Minggu (2/1). Penemuan bangunan yang diperkirakan komplek candi serta tempat tinggal petinggi Kerajaan merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-13, dan penggalian dilakukan masyarakat karena tidak ada respon Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan. FOTO ANTARA/Syaiful Arif

TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Tim arkeologi Universitas Indonesia (UI) kembali melakukan penggalian tahap kedua di situs Khayangan Api di Dander, Bojonegoro, Jawa Timur. Penggalian tahap pertama situs yang diduga tempat pemujaan masa Kerajaan Majapahit itu dilakukan pada pertengahan Desember 2010 lalu.

Ekskavasi tahap kedua akan dilakukan mulai Senin, 11 Juli 2011-Ahad, 24 Juli 2011. Seperti pada penggalian pertama, kali ini tim ekskavasi dipimpin arkeolog UI Dr. Ali Akbar bersama 3 staf pengajar UI. Untuk penelitian awal, para arkeolog memetakan titik-titik yang akan digali. Penggalian difokuskan pada tumpukan bata ukuran besar di lahan galian dengan lebar 40 meter dan panjang 60 meter.

Menurut Kepala Seksi Sumber Daya Alam Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Suyanto, tim penggalian berjumlah 20 orang. Terdiri dari 5 dosen arkeologi dan 15 mahasiswa Arkeologi dari UI. Mereka akan membantu penggalian di areal situs yang bersebelahan dengan lokasi pariwisata Khayangan Api, Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro. "Mulai hari ini ada pemasangan tanda pada lokasi yang akan digali," kata Suyanto kepada Tempo, Senin, 11 Juli 2011.

Suyanto menjelaskan, tim menduga di sebelah api abadi itu kemungkinan terdapat bangunan purba masa sebelum Islam atau sebelum abad XV Masehi. Bangunan itu masih terpendam di dalam tanah. Diduga ada benda-benda purbakala masa Kerajaan Malawapati yang saat itu dipimpin Maha Prabu Angling Dharma yang melatih prajurit Malawapati di lokasi Khayangan Api, sekitar 26 kilometer dari Kota Bojonegoro.

Diduga, Kerajaan Malawati memiliki keterkaitan dengan sejarah wilayah kekuasaan Majapahit, hingga abad XV menjelang runtuhnya Kerajaan Majapahit. Saat itu diduga mulai masuk penyebaran Islam di Pulau Jawa, di antaranya dibuktikan dengan berdirinya Kerajaan Demak.

Dalam melakukan ekskavasi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI. Biaya penggalian bersumber dari APBD 2011 Bojonegoro senilai Rp 80 juta untuk tahap kedua. Sedangkan tahap pertama telah menghabiskan biaya Rp 60 juta dari APBD Bojonegoro 2010.

SUJATMIKO

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

18 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

38 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

39 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

43 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

43 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

44 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

4 Maret 2024

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya