TEMPO Interaktif, Lombok - Saban bangun pagi, ada satu rutinitas yang selalu membuat Farah Quinn bergairah. Apakah itu melongok pesan-pesan di Blackberry Messenger? Ternyata bukan. Sebagai chef, rupanya Farah selalu menantikan saat sarapan pagi.
“Menyiapkan sarapan pagi buat saya dan anak selalu memberi bersemangat,” ujarnya dalam demo memasak pada acara Chevrolet 100 Years Anniversary di Hotel Sheraton, Lombok, Sabtu, 2 Juli 2011. “Karena saat sarapan saya bebas menyantap apa saja.”
Farah fasih bercerita soal pentingnya sarapan bagi pemenuhan kebutuhan energi dan protein sepanjang hari. Dia menyarankan agar makan pagi dalam porsi besar dengan kombinasi karbohidrat dan protein.
Alasannya, di waktu pagi, metabolisme tubuh sedang kencang-kencangnya. Porsi makanan berkurang sedikit pada siang hari, dan berkurang signifikan di malam hari. “Malam hari metabolisme tubuh dan aktivitas mulai surut,” kata perempuan kelahiran Bandung, 8 Apri 1980 ini.
Sembari menjelaskan, Farah terus mengolah menu sarapan favoritnya. Kentang, tuna, minyak zaitun, rosemary, garam, lada, garlic, serta keju halus bercampur jadi satu. Blender sana, tumis sini, dan “Voila…this is it, stir tuna with potato basil ala Chef Farah Quinn.”
Selesai? Belum, masih ada satu menu favorit lain dari perempuan yang 13 tahun tinggal di Amerika Serikat ini. Bahannya gula semut sebagai pengganti brown sugar impor yang harganya selangit, mentega cair, susu segar, dan seterusnya. Dan, kembali ”This is it, blueberry muffin ala Chef Farah Quinn.”
EFRI RITONGA
