Keanekaragaman dalam Harmoni  

Reporter

Editor

Minggu, 26 Juni 2011 15:22 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Keberagaman etnis bersatu dalam harmoni. Itulah gambaran dari foto-foto yang dipamerkan dalam pameran tunggal Ririt Yunia, 32 tahun, mahasiswi S3 jurusan Program Studi Kajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada.

Mengambil suasana harmoni tiga etnis, yaitu Tionghoa, Melayu, dan Dayak di Singkawang, Kalimantan Barat, ia memotret kehidupan dan perayaan hari-hari besar Tionghoa. Perayaan Cap Go Meh dan Imlek di Pontianak dan Singkawang dapat bercerita banyak. Selain bersama-sama meramaikan perayaan hari besar Tinghoa, ketiga etnis itu sehari-hari hidup berdampingan dengan damai.

Meskipun mengaku bukan fotografer profesional, Ririt justru memilih foto jurnalistik sebagai kajian disertasi S3-nya. Ada sebanyak 47 foto yang dipamerkan. Jumlah itu hanyalah sebagian dari foto-fotonya yang dimuat dalam bukunya yang menyuguhkan perpaduan foto dan narasi yang komplit. Dicetak secara ekselusif, buku itu menggambarkan keharmonisan kehidupan di Singkawang.
“Risetnya selama dua tahun, tetapi nulisnya hanya dua minggu saja,” kata Ririt, Minggu, 26 Juni 2011.

Dalam karyanya, terlihat bagaimana warga suku Dayak ikut merayakan Cap Go Meh. Dengan pakaian adat suku Dayak, para pemuda Dayak menampilkan tarian-tarian mereka. Adat Dayak muncul di acara itu bukan untuk menegasikan lainnya, tetapi menjadi bagian penting dalam sebuah struktur sosial. Dayak, dalam rekaman kamera Ririt, hadir dalam kebersamaan dan keberagaman.

Tak hanya tiga etnis yang direkam olehnya, ada suku Madura yang berbaur bersama merayakan Cap Go Meh. Bahkan memasang spanduk besar bertuliskan "Pamekasan (Madura)-Singkawang Bersatu".

Pekong, tempat ibadah orang Tionghoa di lautan pun menjadi bidikan yang indah. Terlihat anggun dalam foto berukuran A1 di atas kertas laster cetak digital itu. Pekong di tengah laut Kakap dapat dijangkau dengan perahu selama 10 menit.

Dalam foto lainnya, terbidik para perempuan berjilbab yang mayoritas merupakan suku Melayu juga tampak menikmati Festival Cap Go Meh. Pemuda dan pemudi Melayu juga ikut dalam karnaval Imlek. Tampak jelas harmoni di kota yang mayoritas beretnis Tionghoa tersebut.

Tak hanya dalam perayaan, foto bidikan Ririt juga merekam peribadahan, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari pembauran multietnis di Kalimantan Barat itu. Bahkan dalam foto karyanya itu tergambar jelas bagaimana kehidupan etnis Tionghoa yang tidak sungkan bekerja keras dalam suatu industri menjadi pekerja kasar.

“Kesannya kalau orang Cina atau Tionghoa kan kalau di Jawa sebagai orang kaya dan juragan. Di sana (Singkawang), banyak yang menjadi pekerja kasar dan majikannya justru orang Dayak atau Melayu,” kata Ririt.

Sebelumnya, dalam pembukaan pameran dan launching buku berjudul Harmonisasi dalam Keanekaragaman, Potret Etnisitas di Kalimantan Barat itu dilengkapi dengan diskusi di Bentara Budaya Yogyakarta, Sabtu, 25 Juni 2011.

Bakdi Sumanto, budayawan Yogyakarta, menyatakan peristiwa budaya Tionghoa yang direkam oleh Ririt masih terasa baru. Sebab, selama 32 tahun, budaya Tionghoa tidak bisa ditampilkan. Saat Gus Dur menjadi presiden, kebudayaan Tionghoa baru bisa dimunculkan dan dinikmati oleh publik secara umum.

“Semua kegiatan yang berhubungan dengan jagat Tionghoa dilarang termasuk Cap Go Meh. Alasannya jagat pikir Cina identik dengan komunisme,” kata Bakdi.

Ia berkisah di Yogyakarta sebelum kekuasaan Soeharto, harmonisasi seperti di Singkawang juga terjadi. Saat ia menikah di gereja, yang datang waktu itu adalah para tetangganya yang 99 persen muslim dan bersalaman dan foto dengan Romo Dick Hartoko. Namun, saat Menteri Agama dijabat oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara, ia membuat peraturan agar orang yang tidak seagama tidak boleh hadir dalam upacara keagamaan lain.

“Maka muncullah istilah SARA (suku, agama, ras) yang intinya membangkitkan kewaspadaan orang-per orang yang tidak sama, Soeharto telah mempraktikkan politik pecah belah,” kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

55 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina

Baca Selengkapnya

Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

25 Februari 2024

Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

9 Februari 2024

Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

Karya unik yang bisa dijumpai di Grey Art Gallery adalah Self Potrait by Van Gogh, 2022. Pembuatnya Abdi Setiawan, menggunakan potongan arang kayu.

Baca Selengkapnya

Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

14 Januari 2024

Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

Pada pameran tunggal kali ini, Ayurika lebih berfokus untuk menampilkan gambar wajah bercorak realis ekspresif.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

18 Desember 2023

Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

Banyak seniman asal Bali menggelar pameran tunggal karya mereka di Bandung, dua di antaranya mengadakannya akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.

Baca Selengkapnya

Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.

Baca Selengkapnya

Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

6 Agustus 2023

Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

Pada pameran lukisan terbarunya kali ini, mereka melukis pemandangan alam bergaya naturalis dan realis seperti lanskap, sungai, dan hutan.

Baca Selengkapnya

Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

6 Agustus 2023

Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

Keragaman itu menunjukkan independensi masing-masing anggota kelompok AbstraX dalam percariannya tentang makna dan arti penting lukisan.

Baca Selengkapnya

Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

7 Juli 2023

Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

Cipuk mengaku lebih menyukai lukisan lanskap yang sepi yang membuatnya bisa berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta Alam.

Baca Selengkapnya