Gaya Melayu di Festival Gamelan Jawa

Reporter

Editor

Selasa, 14 Juni 2011 11:41 WIB

Festival gamelan di Bandung.(TEMPO/Prima Mulia)

TEMPO Interaktif, Bandung -Alunan saron disambut tepukan gendang. Kedua alat musik gamelan itu kemudian mengiringi senandung sepuluh perempuan yang duduk di depan panggung. "Timang, timang burung, sayang," ucap mereka. Lagu tradisional Malaysia berjudul Timang Burung itu berjalan lambat. Seorang perempuan yang berada di tengah berperan sebagai putri raja. Sisanya sebagai dayang-dayang istana.

Selanjutnya, sejumlah pemain gamelan pria berbusana tradisional naik ke atas panggung. Kehadiran mereka membuat panggung kian semarak. Setelah Timang Burung, lagu-lagu yang disuguhkan tak lagi mendayu-dayu, namun dalam irama yang lebih cepat. Puncaknya adalah lagu lagu berjudul Pon Pong Along yang rancak.

Inilah komposisi lagu gamelan tradisional garapan Sanggar Kirana dari Universiti Teknologi Petronas, Perak, Malaysia. Kelompok beranggotakan 19 pemain gamelan sekaligus penyanyi itu datang ke Bandung sebagai peserta Festival Gamelan Jawa Internasional di Aula Barat Institut Teknologi Bandung, Sabtu dan Ahad ( 11-12 Juni 2011). “Ini gamelan Melayu, lagunya mendayu-dayu,” kata Mohammad Fakrurradhi Hamthan, alias Rudi, si pemain gendang.

Festival yang diadakan Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan (PSTK) Jawa Institut Teknologi Bandung dimeriahkan sembilan kelompok peserta dan empat penampil. Tak hanya diikuti kelompok gamelan tanah air, kegiatan ini juga diikuti kelompok gamelan asal Malaysia dan Singapura. “Tiga calon peserta dari Amerika Serikat dan Inggris batal hadir karena masalah waktu,” jelas ketua panitia Teguh Wibowo.

Peserta yang tampil pada perhelatan ini adalah UKJGS Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Sanggar Kirana dari Universitas Teknologi Petronas Malaysia, Gamelan Asmarandana Singapura, Laras Udan Asih dan Seta Kresna Wirama dari Universitas Indonesia Himpunan Mahasiswa Jurusan Karawitan Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Puspatarini Jakarta, Laksita Mardhawa Jakarta, dan Metri Budaya dari PT Telkom Bandung.

Masing-masing kelompok diberi waktu maksimal satu jam untuk menunjukan kepiawaian mereka memainkan gending tradisional dan kontemporer. “Juri akan memilih dua kelompok terbaik,” jelas Teguh. Festival gamelan sendiri digelar untuk kembali mempopulerkan musik gamelan dan membangkitkan kembali kelompok-kelompok gamelan di Indonesia.

Kehadiran kelompok gamelan asal Malaysia memberikan warna tersendiri .Ketua tim gamelan Malaysia Ahmad bin pg. Abdullah mengatakan yang disuguhkan kelompok di atas panggung adalah gamelan melayu. “Iramanya tidak laju seperti gamelan Jawa karena di Malaysia gamelan dulunya musik istana,” katanya.

Gamelan masuk ke Malaysia di awal abad ke-20. Saat itu Kesultanan Pahang yang dipimpin Sultan Ahmad Muadzam Shah, melawat ke Kesultanan Aceh. Di sana Sultan tertarik dengan bunyi gamelan yang didengarnya. Sebagai buah tangan, Kesultanan Aceh lalu mengirim satu set gamelan ke Pahang.

Rudi menuturkan permainan gamelan di Malaysia yang disajikan untuk raja atau sultan itu selalu dilengkapi oleh kehadiran penari.Namun, pada Festifal Gamelan di Bandung mereka tak mengikutsertakan penari karena terbentur oleh ongkos yang mahal.

Sejarah masuknya gamelan ke Malaysia tertuang lewat irama gending tradisional. Uniknya, di sela-sela lagu, mereka juga menyelipkan pertunjukana drama. Hanya sedikit dialog yang diucapkan oleh beberapa pemain. Selebihnya, lewat syair lagu.

Pada sesi kontemporer, ciri gamelan Melayu itu berubah lebih dinamis. Berturut-turut Sanggar Kirana membawakan gubahan lagu Gamalai Sari, Sanggar Kirana, I Love You More Than I Can Say, dan Dayung Sampan sebagai penutup. Mereka mengemas susunan lagu itu dengan balutan cerita tentang percintaan anak raja atau sultan.

Dibandingkan gamelan Jawa, gamelan melayu memang sedikit berbeda. Kalau pertunjukan gamelan Jawa lazimnya dibuka oleh pukulan gendang atau bonang, gamelan melayu selalu diawali dengan pukulan gong. Gamelan Melayu juga menggunakan empat gendang, bukan satu gendang seperti pada gamelan Jawa. Perbedaan lainnya, para pemain gamelan Melayu terbiasa bermain laras gamelan di nada dasar B, sedangkan pada gamelan Jawa berada di nada C.

Meskipun demikian, baik gamelan Jawa maupun gamelan Melayu punya daya tarik tersendiri. Dan tepuk tangan panjang pun mengakhiri pertunjukan mereka. panjang.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Daftar 10 Tembang Paling Hits dan Enak dari MLTR yang Lusa Tampil di Yogya

4 November 2022

Daftar 10 Tembang Paling Hits dan Enak dari MLTR yang Lusa Tampil di Yogya

Tercatat sudah ada 9 album yang telah dirilis MLTR singkatan Michael Learns To Rock. Simak 10 tembang paling hits MLTR yang enak didengar.

Baca Selengkapnya

Michael Learns To Rock Gelar Konser Musik di Oktober, Ini Sederet Albumnya

6 Agustus 2022

Michael Learns To Rock Gelar Konser Musik di Oktober, Ini Sederet Albumnya

Grup slow rock asal Denmark itu bakal melakukan konser musik di Oktober nanti. Jakarta dan Surabaya.

Baca Selengkapnya

Konser Musik Dunia: Michael Learns To Rock Bakal Manggung di Indonesia di Oktober

5 Agustus 2022

Konser Musik Dunia: Michael Learns To Rock Bakal Manggung di Indonesia di Oktober

Promotor Color Asia Live, salah satu sponsor konser musik dunia itu, David Ananda mengatakan konser MLTR akan berlangsung di Jakarta dan Surabaya.

Baca Selengkapnya

Harga Tiket Konser Westlife di Jakarta, Mulai Dijual 28 Mei 2022

24 Mei 2022

Harga Tiket Konser Westlife di Jakarta, Mulai Dijual 28 Mei 2022

Tiket konser Westlife The Wild Dreams Tour di Jakarta mulai dijual Sabtu, 28 Mei 2022 dengan harga termurah Rp 1,45 juta.

Baca Selengkapnya

Westlife Gelar Konser di Jakarta 11 Februari 2023, Bakal Ada Kejutan Spesial

24 Mei 2022

Westlife Gelar Konser di Jakarta 11 Februari 2023, Bakal Ada Kejutan Spesial

Konser Westlife di Jakarta akan menghadirkan semua lagu-lagu hits mereka yang dikemas dalam pertunjukan spektakuler dan kejutan spesial lainnya.

Baca Selengkapnya

Billie Eilish Hentikan Konser Demi Selamatkan Penggemar yang Kesulitan Bernapas

8 Februari 2022

Billie Eilish Hentikan Konser Demi Selamatkan Penggemar yang Kesulitan Bernapas

Billie Eilish menghentikan sementara konser di Atlanta setelah melihat penggemar kesulitan bernapas dan meminta bantuan staf untuk memeriksanya.

Baca Selengkapnya

Konser Offline TWICE Hari Pertama Dibatalkan Akibat Lonjakan Kasus Covid-19

17 Desember 2021

Konser Offline TWICE Hari Pertama Dibatalkan Akibat Lonjakan Kasus Covid-19

TWICE membatalkan konser offline hari pertama yang digelar pekan depan di Seoul karena lonjakan kasus Covid-19 di Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

#dirumahaja, Tonton Konser One World: Together At Home di Joox

17 April 2020

#dirumahaja, Tonton Konser One World: Together At Home di Joox

Konser virtual yang menampilkan deretan musikus dunia seperti Billie Eilish dan Charlie Puth, disiarkan Joox pada 19 April 2020.

Baca Selengkapnya

Oh Wonder Bakal Konser di Jakarta

6 Februari 2020

Oh Wonder Bakal Konser di Jakarta

Konser Oh Wonder di Jakarta merupakan bagian dari tur dunia yang dilakukan duo alternatif-pop asal London, Inggris itu tahun ini.

Baca Selengkapnya

ONE OK ROCK Bakal Manggung di Istora Senayan Jakarta

14 Januari 2020

ONE OK ROCK Bakal Manggung di Istora Senayan Jakarta

Tiket konser grup band rock asal Jepang ONE OK ROCK mulai dijual pada 20 Januari 2020.

Baca Selengkapnya