Mengintip Desain Panggung Opera Tan Malaka  

Reporter

Editor

Selasa, 19 April 2011 11:03 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Panggung bergaya konstruktivis Rusia akan memenuhi panggung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Desain ini tak lain untuk mendukung pertunjukan opera tiga babak Tan Malaka yang akan dipentaskan kembali pada 23-24 April mendatang. Pementasan ini sebagai bagian dari rangkaian hari jadi Tempo ke-40.

Dibandingkan dengan pentas perdana di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Oktober tahun lalu, konsep besar desain panggung ini tak banyak berubah. "Kali ini, detail pemanfaatan ruang sedikit berubah," ujar desainer panggung Danny Wicaksono.

Panggung dibentuk seperti jalur yang melingkar dari tumpukan kayu setinggi 4 meter. Di bawahnya terdapat ruang-ruang kecil dari rusuk bangunan dan difungsikan laiknya penjara bawah tanah. Konstruksi ini nantinya akan dilengkapi dengan kotak sel besi yang bisa naik-turun dari atas.

Desain panggung semacam ini memang pertama kali dalam sejarah teater di Indonesia. Ada tiga bagian besar yang sebetulnya ingin ditonjolkan dalam panggung. Sisi kanan panggung mengambil porsi konstruksi yang besar. Gambaran pabrik diperlihatkan dari kayu-kayu lawas, lalu penjara yang dilukiskan dengan jeruji besi, dan visualisasi kapal dengan visualisasi cerobong di sebelah kanan panggung.

Pada pertunjukan perdana lalu, letak kelompok paduan suara berada di sebelah kiri atas yang memanfaatkan letak catwalk. Tapi, kali ini agak berbeda. Tim tersebut menempati sisi kiri panggung yang terlihat kosong dalam dua level. Tempat ini dulu diisi oleh para pemusik. Namun, pada pertunjukan nanti, orkes kamar ini akan mengisi panggung bagian depan.

Perubahan detail desain panggung ini menyebabkan penyesuaian letak penonton. Dua deret kursi penonton pada sayap kiri dan kanan tak digunakan. Selain itu, akan terdapat jarak antara penonton dan panggung. "Kalau di Salihara dulu, audiens dibuat tak berjarak dengan panggung,” kata Danny.

Advertising
Advertising

Opera kerja sama penyair Goenawan Mohamad dengan komponis Tony Prabowo ini melibatkan banyak seniman. Dari musik, akan tampil kelompok paduan suara Paragita Universitas Indonesia, dengan orkes pengiring yang beberapa pemainnya adalah anggota Pitoelas Big Band, pianis Adelaide Simbolon, serta dua penyanyi sopran, Binu D. Sukarman dan Nyak Ina Raseuki (Ubiet). Juga dirigen Josefino Chino Toledo dari Filipina.

Komponis Tony Prabowo menciptakan komposisi musik dari libretto (dialog yang dinyanyikan) yang ditulis sutradara Goenawan Mohamad. Dalam pertunjukan kali ini tidak ada dialog karena Goenawan menyusun naskah tanpa alur cerita. Selain itu, tak ada penokohan. Semua aktor hanya bertutur.

Dengan alur semacam ini, membangun karakter musik dan ekspresi dramaturgi tidaklah mudah. Butuh strategi dan kreativitas untuk membangun dramaturgi itu. Tony, mau tidak mau, harus menghidupkan emosi musik serta mengikuti tafsir makna dan suasana puisi.

Tony pada akhirnya memilih idiom musik yang sangat kontemporer, tak lagi patuh pada konsep opera konvensional. Hal ini menjadi tantangan baginya.

Komposisi opera Tan Malaka masih dikatakan umum, yaitu terdapat tema dan pengembangannya. Musik digarap dengan harmoni yang sangat kaya. Pola yang dipilih adalah bagian bermotif ritmis, berbentuk kanon, bagian harmoni, arya bergaya klangfarben, dan bagian kuintet.

Semula Tony ingin mendekatinya dengan musik gaya Rusia untuk mendapatkan karakter Tan. Namun, ia ingin karyanya lebih sederhana dan komunikatif.

Yang membuat beda, Tony akan menambahkan akapela dalam repertoar-repertoar opera esai ini. Para penyanyi juga ikut larut dalam koreografi yang diciptakan Fitri Setyaningsih. Dengan begitu, kelompok paduan suara tak hanya menempel dalam pertunjukan, tapi juga ikut melebur di dalamnya.

ISMI WAHID

Berita terkait

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

3 hari lalu

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya

Baca Selengkapnya

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya