Retno Maruti Garap Pagelaran Tari Savitri

Reporter

Editor

Kamis, 14 April 2011 19:13 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Penari gaek Retno Maruti kembali mempersembahkan pagelaran tari langendriyan berjudul Savitri. Gelaran yang sekaligus perayaan 35 tahun sanggar tari Padnecwara ini akan diselenggarakan 30 April dan 1 Mei mendatang di Gedung Kesenian Jakarta.

Naskah serupa pernah dipentaskan oleh sanggar yang sama pada 1978 lalu. "Garapan kali ini berbeda. Lebih detail dan dinamis," ujar Retno Maruti pencipta gelaran tari ini saat jumpa pers di Jakarta, Kamis sore tadi.

Perbedaan yang paling kentara adalah formasi pemain. Karya yang pernah menerima penghargaan sebagai naskah tari terbaik ini pertama kali dimainkan dalam formasi kecil yaitu 9 penari yang kesemuanya wanita. Dalam garapan kali ini terdapat 18 penari yang terdiri dari penari laki-laki dan perempuan. Mereka memerankan perannya masing-masing.

Selain itu dramaturgi digarap lebih detail. Penari laki-laki nantinya akan memakai gaya Yogyakarta. Sedangkan penari perempuan menggunakan gaya Surakarta. Dua kekuatan gaya ini disatukan untuk menuturkan kisah Savitri. Keduanya bisa menyatu dan saling melengkapi.

Penyatuan dua gaya yang berbeda ini pernah dilakukan Maruti dalam karyanya berjudul Calon Arang tahun lalu. Tarian ini menggabungkan tari legong Bali bersama Bulan Tisna Jelantik dan tari Bedhoyo.

Tari langendriyan ini berkisah tentang kesetiaan dan kekuatan cinta istri kepada suaminya, Satyawan. Tetapi bisa ditafsirkan dengan perspektif masa kini bahwa kesetiaan adalah nilai penting untuk tetap dipegang. Karena disitulah sebenarnya nilai kita sebagai manusia.

Advertising
Advertising

Savitri adalah putri Raja Asvapati yang diperkenankan mencari jodoh bagi dirinya. Savitri memilih Satyawan, anak raja Dyumatsena yang buta dan tinggal di hutan karena kerajaannya ditaklukkan oleh musuh.

Pilihan Savitri membuat ayahnya berduka. Karena menurut para resi, usia Satyawan hanya bersisa satu tahun. Savitri kukuh pada pendiriannya dan memilih tinggal bersama suaminya di hutan.

Ketika Dewa Yamadipati mencabut nyawa suaminya, Savitri dengan ketulusan dan tekad yang kuat mengikuti kemanapun arwah Satyawan dibawa pergi. Akhirnya, Dewa menyerahkan kembali arwah suaminya. Mereka telah menguji kesetiaan Savitri.

ISMI WAHID

Berita terkait

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.

Baca Selengkapnya

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.

Baca Selengkapnya

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.

Baca Selengkapnya

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.

Baca Selengkapnya

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.

Baca Selengkapnya

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.

Baca Selengkapnya

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu

Baca Selengkapnya

Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.

Baca Selengkapnya