Ramuan Bhangra dan Celtic  

Reporter

Editor

Jumat, 25 Maret 2011 14:52 WIB

Delhi to Dublin di Teater Salihara.(SALIHARA/WITJAK)
TEMPO Interaktif, Jakarta - Apa jadinya bila sayatan biola disulap menjadi distorsi berbau musik rock. Atau sitar yang meraung-raung di antara dentuman musik remix, ditambah pukulan ritmis tabla dengan lantunan vokal bercorak India yang energetik.

Begitulah suguhan world music yang dibawakan kelompok musik asal Vancouver, Kanada, Delhi 2 Dublin, dalam konsernya di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (23/3) malam lalu. Kelompok musik itu memadukan berbagai genre musik, dari reggae, hip-hop, akustik, hingga elektrik.

Sebetulnya musik yang diusung kelompok itu dilatarbelakangi semangat musik rakyat bhangra, celtic, dan dub reggae. Kesenian bhangra berasal dari wilayah Punjab, India, yang biasa digelar untuk merayakan datangnya musim panen. Kesenian ini sudah mendunia hingga ke Barat, bahkan budaya ini mampu berkolaborasi dengan musik modern, seperti pop dan elektrik.

Adapun celtic merupakan pengelompokan dari genre musik yang berkembang dalam tradisi musik rakyat Celtic di Irlandia. Sedangkan dub reggae adalah sebuah subgenre dari reggae, yang populer pada era 1960. Subgenre ini kental dengan unsur remix instrumental serta menyertakan efek gaung dan bebunyian elektronik.

Delhi 2 Dublin beranggotakan Tarun Nayar (tabla, elektronik), Sanjay Seran (vokal), Sara Fitzpatrick (fiddle), Andrew Kim (sitar elektronik, gitar), Jaron Freeman (biolin), dan Ravi Binning (dhol). Musik mereka sebenarnya telah akrab di telinga para pengunduh musik dari dunia maya, seperti YouTube.

Ranah musik Delhi 2 Dublin yang non-mainstream itu telah menjelajahi pelbagai pentas musik di sejumlah negara. Sebut saja Bumbershoot Festival Seattle, The Chicago World Music Festival Chicago, EarthDance California, Popkomm Berlin, The Bali Spirit Festival, The Calgary Folk Festival Kanada, dan The Stern Grove Festival, San Francisco, Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

Malam itu, dengan tata panggung yang cukup sederhana, Delhi 2 Dublin tampil dengan komposisi musik yang padat. Meski tampil dengan kemasan umum dan apa adanya, musik yang disuguhkan mampu menjadi penyegar di antara genre yang berkembang dewasa ini. Apalagi ketika sitar Andrew Kim beralih fungsi menjadi biola dengan cara digesek. Suara itu kian menyayat, tapi warna vokal Sanjay Seran yang mendayu mampu menetralkan adrenalin yang meninggi.

Dalam konsernya malam itu, Delhi 2 Dublin membawakan beberapa nomor terbaru dari album ketiga mereka yang bertajuk Planet Electric. Lagu Laughing Buddha menjadi salah satu nomor paling anyar mereka dalam album tersebut. Nomor lain yang juga sangat menarik adalah Harmonizin, Cabin Fever, dan Master Crowly .

Delhi 2 Dublin mengawali perjalanannya sebagai grup yang menyuguhkan world music pada 16 Maret 2006. Saat itu mereka tampil dalam Vancouver Celtic Festival di Kanada. Tak disangka, musik yang mereka sajikan mendapat sambutan sangat antusias. Setelah itu, kelompok musik ini berkelana di banyak panggung di sejumlah kota di Kanada, seperti Toronto, Ottawa, dan Montreal.

Grup musik itu merilis album perdananya bertajuk sama dengan nama mereka atawa self-titled, Delhi 2 Dublin, pada 13 Desember 2007. Album debut mereka itu mampu menduduki tangga ketiga di posisi musik Kanada.

Sejak itu, langkah mereka seakan tak terbendung lagi. Musik mereka kemudian merambah radio-radio di Jepang, Amerika Utara, dan Eropa. Kiprah mereka pun kian menanjak tatkala album keduanya, Delhi 2 Dublin Remixed, mampu mencapai posisi puncak di tangga lagu world music, CHARTattack.

AGUSLIA HIDAYAH

Berita terkait

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

4 menit lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

5 menit lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Striker Irak Ali Jasim Berharap Timnas Indonesia Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

10 menit lalu

Striker Irak Ali Jasim Berharap Timnas Indonesia Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Penyerang Irak U-23 Ali Jasim mendoakan Timnas Indonesia menyusul negaranya, Jepang, dan Uzbekistan, berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

12 menit lalu

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

Kemenpan RB menyiapkan jumlah formasi yang cukup besar bagi kejaksaan agung dan MA untuk formasi rekrutmen CPNS pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

17 menit lalu

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

Tim Prabowo-Gibran mengatakan gugatan PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap KPU RI tidak akan mempengaruhi pelantikan pemenang Pilpres

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

20 menit lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Respons Serangan 3 Hari Berturut-turut di Intan Jaya, Satgas Cartenz Terjunkan Brimob dan Kopassus

20 menit lalu

Respons Serangan 3 Hari Berturut-turut di Intan Jaya, Satgas Cartenz Terjunkan Brimob dan Kopassus

Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Faizal Ramadhani mengatakan, OPM telah melakukan serangan selama 3 hari di Intan Jaya, Papua Tengah.

Baca Selengkapnya

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

21 menit lalu

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

menterian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memperkuat jejaring pengelolaan kawasan konservasi di NTT.

Baca Selengkapnya

Dianggap Tak Serius Hadapi Sidang Sengketa Pileg oleh MK, Komisioner KPU Kompak Membantah

31 menit lalu

Dianggap Tak Serius Hadapi Sidang Sengketa Pileg oleh MK, Komisioner KPU Kompak Membantah

Komisioner KPU menegaskan telah mempersiapkan sidang di MK dengan sungguh-sungguh sejak awal.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

33 menit lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya