Konser itu adalah bagian dari tur dunia Janet. Selain Jakarta, konser serupa juga digelar di Eropa, Australia, Hongkong, Taiwan, dan Singapura. Konser Janet di Jakarta terlaksana atas kerja sama Trilogy Live, Berlian Entertainment, dan Mahkota Production. Plus, yang tak kalah berperannya, desakan dari para penggemar berat Janet di Indonesia.
Sejak sore, antrian panjang para penggemar berat Janet telah mengular di depan pintu masuk Plenary Hall. Melda, 39 tahun, seorang penggemar Janet yang datang bersama dua rekannya, rela duduk lesehan di lantai. Menurut Melda, sudah hampir 20 tahun dia menanti untuk bisa menyaksikan langsung aksi Janet di atas pentas.
Ya, Janet memang masih menjadi magnet kuat. Meski tiket masuknya dibanderol Rp 900 ribu – Rp 5 juta, sekitar 4000 penonton yang rata-rata berusia di atas 30 tahun datang ke konsernya malam itu. Tepat pukul 18.00, pintu masuk pun dibuka dan para penonton tampak bergegas masuk, seakan mereka sudah tak sabar ingin bersua dengan sang idola.
Setelah sempat molor sekitar setengah jam dari jadwal yang seharusnya mulai pukul 20.00, akhirnya konser Janet Jackson dibuka dengan tiga lagu yang dikemas dalam bentuk medley. Malam itu, Janet hadir dengan kostum ketat. Penampilannya mirip Halle Berry dalam film Catwoman. Gaya rambut headskin a la penyanyi Pink membuat penampilan Janet tampak lebih segar.
Bersama enam penyanyi latar, aksi Janet di atas pentas tampak begitu energetik. Sambil bernyanyi dengan kekuatan vokalnya yang prima, ia juga menari dan menggerakkan tubuhnya dengan sangat atraktif. Janet bergerak lincah menjelajah panggung selebar sekitar 50 meter. Sesekali ia menaiki satu-dua anak tangga panggung bertingkat satu itu.
Meski usianya telah 44 tahun, stamina Janet cukup luar biasa. Sebagai Diva R&B, ia juga berhasil menyuguhkan gairah musik R&B dan sukses mengajak para penonton bernyanyi sambil bergoyang. Hampir di setiap lagu yang dinyanyikannya, para penonton ikut beryanyi. Mereka benar-benar hafal lirik lagu di luar kepala. Boleh dibilang, konser malam itu bagai pergelaran karaoke massal di Plenary Hall.
Setelah lagu pembuka, selanjutnya Janet membawakan nomor-nomor yang telah akrab di telinga para penggemarnya. Di antaranya, Miss U Much, Escapade, dan If I Was Your Love. Pemilihan nomor-nomor lawas yang menjadi hits di era 1980an-1990an itu menjadikan konser ini seperti sebuah perayaan mengenang kejayaan dua dekade Janet.
Sepanjang sekitar satu setengah jam konser, Janet berganti empat kostum. Setelah bergaya catwoman di enam lagu di babak awal konser, ia kemudian berganti dengan gaun warna ungu untuk sesi lagu-lagu yang agak lembut. Tampaknya butuh waktu cukup lama untuk berganti gaun di balik panggung. Selama menunggu, para penonton disuguhi sebuah video yang disorot ke layar lebar di belakang panggung. Potongan video itu menyajikan fragmen kehidupan Janet, mulai anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Beberapa menit kemudian, Janet muncul kembali. Ia tampak telah duduk manis di bangku kayu. Ia melantunkan tembang Come Back To Me dan Let’s Take A While. Lalu, Janet juga membawakan lagu lembut yang menjadi hits-nya berjudul Again yang diambil dari album kelimanya, Janet (1993).
Meski mengusung tema up close and personal, boleh dibilang konser Janet tak seintim seperti temanya itu. Memang, beberapa kali Janet terlihat mencoba berinteraksi dengan para penonton yang begitu antusias. Tapi usahanya itu agaknya kurang mulus. Janet hanya melontarkan sapaan "I Love Jakarta" dan beberapa sanjungan seperti "what a lovely voice" ketika para penonton ikut bernyanyi.
Begitulah. Setelah bergaya anggun dengan gaun ungu, Janet muncul dengan kostum ketiga yang dikenakannya. Ia bergaya a la rocker dengan pakaian perpaduan hitam-putih dan berkerah tinggi. Dengan kostum itu, penampilannya tampak lebih macho. Kostumnya itu memang untuk menyesuaikan dengan lagu-lagu nge-beat yang kemudian dibawakannya, seperti Love Will Never Do (Without You) dan All for You.Pada kesempatan itu, Janet juga membawakan tembang berirama agak slow yang sangat populer di sini: That’s The Way Love Goes. Dan, lagi-lagi, gemuruh suara penonton membahana ikut menyanyikan tembang itu.
Kostum keempat yang dikenakan Janet tak jauh berbeda dengan pakaian ketiganya. Malahan, kostum terakhirnya itu lebih terkesan menonjolkan unsur maskulinitas dengan rumbai di atas bahu, menghadirkan kesan lebih bidang. Hentakan lagu-lagu di bagian ini juga lebih tinggi, seperti Black Cat dan Rhythm Nation. Alhasil suasana konser pun terasa kian menghangat. Janet dan para penggemarnya tak lelah untuk terus bergoyang.
Di penghujung konser, Janet membawakan lagu Scream yang dipopulerkan bersama mendiang kakaknya, Michael Jackson. Saat itulah, cuplikan video Michael Jackson disorot ke layar lebar. Malam itu Jacko seperti hadir menemani sang adik.
Dan konser Janet yang begitu bergairah dan energetik itu ditutup dengan lagu Together Again. Tembang terakhir itu dibawakan dengan cukup mulus oleh sang Diva R& B. Aplaus ribuan penonton pun kemudian membahana.
AGUSLIA HIDAYAH