TEMPO Interaktif, Imlek atau tahun baru Cina menjadi momen istimewa bagi perancang Sebastian Gunawan. Seba--demikian ia disapa--menuturkan, Imlek sebagai tradisi yang melekat dan mengakar kuat dalam lingkungan keluarganya. Hari besar tersebut menjadi perayaan istimewa lantaran semua keluarganya berkumpul dalam sebuah pertemuan.
"Saya sangat bersemangat. Momen ini mempertemukan berbagai hal. Saya bisa bertemu keluarga dari mama, papa, opa, dan oma, yang lama tidak saling jumpa. Lalu kita berbagi cerita, sangat seru," kata perancang yang memiliki label Sebastiansposa, Votum, dan Bubble ini.
Seba mengatakan perayaan Imlek sejak awal 2000-an dirasakan berbeda. Dulu, dia dan keluarga merayakan dengan hati-hati. Namun, setelah pemerintah sudah mulai terbuka dan memberikan apresiasi serta perhatian penuh terhadap Imlek, ada makna yang berbeda. "Pastinya saya serta teman-teman keturunan sangat bahagia," ujar Seba, yang merayakan Imlek bersama semua keluarganya sejak sehari sebelum hingga hari "H".
Bersama keluarga, pada pagi harinya, ia melakukan ritual sembahyang dan mengucapkan doa bersama. Kemudian dilanjutkan dengan berkumpul sambil makan siang, bercerita, mengobrol panjang-lebar, dan bercengkerama hingga malam. Menu yang tersaji, sebagaimana makanan khas masyarakat Tionghoa, adalah siu mie atau mi panjang. Menu ini wajib dan diyakini memiliki simbol sebagai umur panjang. "Sambil makan rame-rame dengan sumpit, dibarengi doa dan harapan supaya terkabul di sepanjang tahun berikutnya," ujar Seba.