THE GIRL WHO KICKED THE HORNET'S NEST
Sutradara: Daniel Alfredson
Skenario: Ulf Ryberg berdasarkan novel karya Stieg Larsson
Pemain: Noomi Rapace, Michael Nyqvist, Lena Endre, Anders Ahlbom Rosendahl
-----------------------------
Ini persidangan tertutup. Kasus Lisbeth Salander (Noomi Rapace) ditentukan dalam ruang pengadilan yang hanya dihadiri orang-orang terbatas itu. Sengaja Lisbeth muncul dengan dandanan ekstrem: jaket kulit hitam, rambut mohawk gaya punk, lipstik hitam pekat, anting berderet di hidung dan telinga, serta eye shadow hitam tebal. Ia sedikitpun tak gentar berhadapan dengan jaksa dan hakim.
Lisbeth, seperti kita tahu dalam dua sekuel sebelumnya, diceritakan sebagai hacker jenius yang ingin menghancurkan ayahnya sendiri, Alexander Zalachenko. Bahkan ia ingin melenyapkannya karena dendam pribadi. Zalachenko telah menganiaya ibunya dan menghilangkan hak hukum dirinya ketika kecil.
Namun tidak mudah bagi Lisbeth untuk memungkasinya setelah tahu ayahnya terlibat konspirasi yang membahayakan keamanan negara. Zalachenko adalah interpol negara yang membelot dan menjadi tokoh penting perdagangan narkoba serta penyelundupan senjata antar negara.
Film The Girl Who Kicked The Hornet's Nest ini melanjutkan petualangan Lisbeth usai perkelahian yang sadis dari sekuel sebelumnya, The Girl Who Played With Fire. Lisbeth dikubur hidup-hidup oleh ayahnya, yang berwajah setengah hancur karena pernah disulut api olehnya dulu. Lisbeth anfal karena terkena tiga tembakan di kepala.
Ia kini di rawat di rumah sakit dengan pengawasan dokter yang sangat perhatian dan protektif dengannya. Bagi perempuan yang sedikit bicara dan lebih banyak bertindak seperti Lisbeth, perawatan ketat ini membuatnya terkurung. Beruntung ketika sahabat dan terkadang menjadi teman tidurnya dalam sekuel pertama, Mikael Blomvist (Michael Nyqvist), wartawan investigasi majalah Millennium menyelundupkan ponsel pintar melalui dokternya. Dengan benda itu, Lisbeth kembali bisa berkomunikasi untuk urusan persidangannya dengan meretas beberapa akun.
Di ruang persidangan itu, Lisbeth berhadapan dengan Peter Teleborian, seorang dokter Rumah Sakit Jiwa St. Stefan yang disiapkan ayahnya untuk mengurung Lisbeth kecil atas dalih gangguan mental. Menggunakan profesionalitas kerja dokter, Teleborian berkukuh atas mental Lisbeth yang terganggu.
Lisbeth dibantu oleh pengacara yang sedang hamil tua dan sebelumnya tak terlihat tangguh. Ia mempertahankan bukti-bukti untuk menohok lawannya. Termasuk video Lisbeth yang dibuatnya dengan kamera tersembunyi saat diperkosa oleh Nils Bjurman, wali Lisbeth yang dulu memperkosanya dalam sekuel pertama, The Girl With The Dragon Tattoo.
Bukti-bukti ini mengubah pandangan hakim dan dewan juri persidangan. Bahkan saksi kepala interpol negara yang sebelumnya sudah bekerjasama dengan Blomkvist untuk mengungkap kasus ini, menguatkan bukti. Dan kemudian konspirasi ini terungkap. Lisbeth bebas dan mendapatkan hak hukumnya.
Bagian terakhir trilogi Millennium ini boleh dibilang memuaskan para penonton atawa pembaca novelnya. Tapi, dengan begitu banyak tokoh yang muncul, penonton yang tidak mengikuti dari sekuel sebelumnya atau mungkin bukan pengagum novel trilogi Millennium karya penulis Swedia, Stieg Larsson, akan sangat kesulitan menyusun pemahaman alur cerita. Kemunculan tokoh-tokoh ini tanpa perkenalan sedikitpun. Bahkan, kelompok kecil Zalachenko yang disebut section dan berperan sangat vital dalam konspirasi tiba-tiba dimunculkan dengan porsi yang besar dalam sekuel terakhir tersebut.
Film Swedia ini selanjutnya akan dibuat ulang dalam versi Hollywood dengan sutradara David Fincher. Daniel Craig akan memerankan Mikael Blomkvist, dan Lisbeth akan diperankan oleh Rooney Mara. Meski belum tentu hasil pembuatan ulangnya memiliki kesan dan chemistri yang sama dengan film aslinya.
ISMI WAHID