Cepot Bertemu Obama di Wayang Keroncong  

Reporter

Editor

Jumat, 26 November 2010 14:38 WIB

Pementasan Wayang Keroncong dengan lakon Bisma Gugur di GK Sunan Ambu STSI, Bandung, Jawa Barat. (TEMPO/Prima Mulia)

TEMPO Interaktif, Bandung - Perang besar tinggal menunggu aba-aba. Seorang prajurit telah mengusung panah, begitu pula bayangan sesosok tubuh di balik layar. Kain itu menegaskan kehadiran dua pihak yang berseberangan.

Musik menggemuruh. Unjuk kekuatan pasukan Astina dan Kurawa ditunjukkan dengan berbagai jurus silat. Selama hampir 10 menit, persiapan perang tampil silih berganti di atas panggung dan gambar video di layar latar pertunjukan. Tiupan peluit dalang Dede Candra Sumirat akhirnya menarik perhatian penonton ke punakawan wayang golek yang muncul satu per satu.

"War again, war again," kata Cepot dengan suara khasnya setelah Dawala (Petruk) berlalu. Ketegangan hiruk-pikuk menjelang perang menurun. Boneka wayang berwajah merah menyala itu kemudian menyemburkan petuah kebangsaan. Untuk meyakinkan ucapannya, Cepot menghadirkan cuplikan rekaman gambar tokoh yang beberapa waktu lalu singgah ke Jakarta.

"Assalamualaikum," kata Barack Obama di layar yang dibalas Cepot. "Pulang kampung nih," lanjutnya di potongan gambar kedua, hingga Presiden Amerika Serikat itu menyebut Bhineka Tunggal Ika, riuh sekitar 100 penonton memenuhi Gedung Kesenian Sunan Ambu Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Bandung.

Kelompok teater Behind the Actor's, Kamis (25/11) malam tadi menampilkan pertunjukan wayang keroncong. Sutradara Asep Budiman meramu permainan wayang golek, wayang orang, teater, dan multimedia dengan iringan lagu keroncong, pop, dan lagu rakyat. Nayaga yang duduk berkelompok di sayap depan panggung bersama kendang, bass, flute, dan ukelele, mengiringi vokal penyanyi perempuan.

Berlakon Bisma Roboh, kisah peperangan keluarga Pandawa dan Kurawa di padang Kurusetra itu diawali pertemuan Bisma dengan Dewi Amba. Bisma menolak hidup bersama dengannya karena telah bersumpah tidak kawin seumur hidup. Dewi Amba akhirnya memilih mati dengan cara membakar diri. Bisma harus hidup mewarisi kebencian Dewi Amba.

Adegan kematian itu digambarkan dramatis. Ketika sukma Dewi Amba yang sosoknya dihadirkan lewat wayang golek melayang, seekor burung merpati putih terbang sangat pelan di layar. Kepakan indah sayapnya melintasi bayangan hitam Bisma yang masih bersembunyi di belakang layar.

Musik kembali bergemuruh di medan laga Kurusetra. Bala tentara maju berhadapan. Perang Baratayudha pecah. Langit dan tanah memerah. Adegan perang berpindah-pindah dari atas panggung, visualisasi di layar, lalu ke permainan wayang golek. Bima dengan gadanya menghantam lawan-lawannya dengan perkasa.

Cepot tak ketinggalan. Bedanya, laga di atas batang pohon pisang itu kerap memancing tawa. Berkali-kali terjungkal, dalang tetap menghidupkan Cepot dengan kepala dibawah. Akhirnya ia bisa membuat pingsan lawannya setelah membuang gas dari balik sarungnya. Pertarungan itu dipungkasi sang dalang dengan melempar kedua wayang golek itu ke lantai.

Tata cahaya yang baik berhasil menyatukan bayangan wayang golek, Bisma di balik layar, dan wayang orang di panggung, membangun rangkaian cerita. Walau seakan berada di ruang berbeda, seluruh bagian pementasan itu termasuk dalang, olahan gambar ilustrasi serta video tampil padu. Panggung yang nihil properti itu pun tak menjadi sepi.

Puncak pertunjukan sepanjang lebih dari satu jam itu adalah kematian Bisma. Anak panah Srikandi yang dilengkapi milik Arjuna, merobohkan jawara perang berhari-hari itu. Anak panah lainnya menyelimuti tubuhnya yang besar. Perang berakhir.

Di ajang Festival Wayang Internasional kedua di Hanoi, Vietnam, September lalu, pementasan wayang tersebut meraih 4 dari 15 penghargaan, yaitu untuk pertunjukan, dalang, artistik, dan desain terbaik.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Cerita Wayang Kulit Indonesia yang Digemari di Luar Negeri

20 November 2021

Cerita Wayang Kulit Indonesia yang Digemari di Luar Negeri

Wayang kulit merupakan salah satu karya adiluhung Indonesia telah diakui oleh UNESCO melalui penetapan resmi pada 2003.

Baca Selengkapnya

Jadi Hiburan, Wayang Potehi pun Digelar dengan Guyonan ala Jawa

21 Januari 2019

Jadi Hiburan, Wayang Potehi pun Digelar dengan Guyonan ala Jawa

Wayang potehi dipentaskan pada 20-21 Januari dalam perayaan ulang tahun Hok Tek Ceng Sin, atau Dewa Bumi untuk kemakmuran dan jasa.

Baca Selengkapnya

Pesan di Balik Cerita Wayang Kulit pada Ulang Tahun ke-7 NasDem

11 November 2018

Pesan di Balik Cerita Wayang Kulit pada Ulang Tahun ke-7 NasDem

Pertunjukan wayang kulit semalam suntuk ini digelar pada hari ke-2 perayaan ulang tahun NasDem di Karanganyar, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun NasDem ke-7 Diwarnai Pertunjukan Wayang Kulit

11 November 2018

Ulang Tahun NasDem ke-7 Diwarnai Pertunjukan Wayang Kulit

Acara ulang tahun NasDem di Karanganyar, Jawa Tengah, akan ditutup dengan pembekalan calon legislatif partai di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Dalang Favorit Jokowi Meriahkan Pagelaran Wayang di Ultah PDIP

27 Januari 2018

Dalang Favorit Jokowi Meriahkan Pagelaran Wayang di Ultah PDIP

Menurut panitia acara pagelaran wayang, Ki Purwo Asmoro yang tampil di acara ulang tahun PDIP ini adalah dalang favorit Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Megawati Soekarnoputri Hadiri Pagelaran Wayang di Tugu Proklamasi

27 Januari 2018

Megawati Soekarnoputri Hadiri Pagelaran Wayang di Tugu Proklamasi

Megawati mulai menyukai wayang sejak kecil karena ayahnya, Presiden RI ke-1 Soekarno kerap menggelar pertunjukan wayang di Istana.

Baca Selengkapnya

Wayang Kulit Ambil Bagian dalam Festival Europalia di Belgia

11 November 2017

Wayang Kulit Ambil Bagian dalam Festival Europalia di Belgia

Wayang kulit menjadi salah satu benda seni yang dipamerkan dalam rangkaian Festival Europalia Indonesia di museum Kota Binche.

Baca Selengkapnya

Ada Wayang Kulit dalam Star Trek: Discovery, Karakter Siapa?

26 September 2017

Ada Wayang Kulit dalam Star Trek: Discovery, Karakter Siapa?

Ada wayang kulit dalam serial televisi Star Trek: Discovery episode terbaru yang tayang pada akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

PT KAI Sumbang Wayang Orang Sriwedari Solo Uang Rp 223 Juta

7 Juli 2017

PT KAI Sumbang Wayang Orang Sriwedari Solo Uang Rp 223 Juta

Pada Maret lalu, PT KAI juga menyerahkan bantuan senilai Rp 150 juta untuk gedung kesenian itu.

Baca Selengkapnya

Opera Ramayana: Murka Rahwana di Hari Raya

3 Juli 2017

Opera Ramayana: Murka Rahwana di Hari Raya

Lakon Rama Tambak dalam Opera Ranayana ini tak hanya menyuguhkan konflik antar-kerajaan, tapi juga menyelipkan pesan-pesan lingkungan.



Baca Selengkapnya