Musik Tradisi Masa Kini  

Reporter

Editor

Kamis, 25 November 2010 12:34 WIB

Kolaborasi Krakatau, penari topeng, dan Kamal Mussalam (Dubai) di panggung utama Monju West Java World Music Festival 2010 di Monumen Rakyat Perjuangan Jawa Barat, Bandung. (TEMPO/Prima Mulia)


TEMPO Interaktif, Bandung - Ketukan berirama seperti orang sedang menumbuk padi menyusup di tengah lagu Di Nagara Deungeun. Di sudut depan panggung terlihat perempuan kembar tengah asyik mengetuk-ngetuk ujung sepasang tongkat kayu pendek ke balok kayu panjang yang membujur horizontal. Itulah txalaparta, alat musik tradisional Spanyol yang lihai dimainkan Sarah dan Maika dari kelompok Ttukunak. Kolaborasi rancak karya kelompok Samba Sunda, Ttukunak, dan pemusik asal Inggris, Collin Bass, itu muncul di hari terakhir West Java World Music Festival 2010 di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung, 19-20 November.


Samba Sunda, yang sejak siang telah dinanti 500 lebih penonton, sore itu membawakan delapan lagu. Meski pada lagu pertama berjudul Bandung, mikrofon yang digenggam Collin Bass sempat bersuara kecil, penampilan kelompok musik asal Bandung itu cukup menarik. Permainan ritmis perkusi, arumba, dan instrumen modern mampu menghangatkan suasana, terutama saat mereka membawakan lagu terakhir, Jaleuleuja. Lagu riang dengan balutan vokal rap dan hip-hop itu menjadi senjata pamungkas yang mengajak tubuh penonton bergerak.


Semarak World Music Festival yang pertama kali digelar Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat itu tampak sejak hari pertama. Perhelatan musik yang diikuti musisi lokal dan mancanegara itu dibuka dengan permainan angklung 2.010 pelajar sekolah dasar, sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan kelompok ibu PKK. Permainan angklung itu sekaligus untuk menyambut disahkannya angklung oleh UNESCO sebagai warisan dunia dari Indonesia.

Advertising
Advertising


Setelah itu, dua panggung besar di tengah dan samping pagar pembatas monumen bergantian diisi oleh penampilan Komunitas Bangun Pagi, Collin Bass, Jenny Weisgerber asal Jerman, Ttukunak, serta kolaborasi Dwiki Dharmawan dengan World Peace Orchestra dan Kamal Musallam dari Dubai, Uni Emirat Arab. Namin D' Bajidor menutup pertunjukan hari pertama yang sempat disiram hujan.


Kelompok akustik Akarkina tampil membuka panggung di hari kedua. Menyusul pemain perkusi Ron Reeves dari Australia bersama kelompok Warogus dari Indonesia. Pada beberapa lagu, Ron menyuguhkan permainan kendangnya. Menjelang sore, kelompok Saratus Persen dan 4 Peniti serta Jenny Weisgerber tampil sebelum Samba Sunda. Penonton terus mengalir hingga Viky Sianipar membuka kembali panggung yang sempat kosong setelah jeda hingga pukul 19.30 WIB.


Viky dan kelompoknya, yang beranggotakan pemain dari berbagai daerah, menyapa penonton dengan intro seperti lagu house music. Pukulan kendang, perkusi, dan tiupan trompet tradisional melebur ke dalam instrumen modern. Viky selanjutnya memimpin anggotanya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia memainkan lagu berjudul Horas Banyuwangi. Gamelan dan raungan gitar yang kasar menjadikan lagu instrumental itu kental dengan unsur musik rock.


Malam itu, Viky membawa kekayaan musik tradisional Indonesia, mulai tanah leluhurnya di pinggir Danau Toba, Flores, hingga Papua. Viky menutup pertunjukannya dengan menggubah lagu Message in the Bottle milik The Police.


Yang menarik, penampilan kelompok Krakatau yang sengaja menyetel semua alat musiknya ke slendro dan pelog. Tak mengherankan jika nada-nada keyboard, gitar, dan bas kelompok yang kini berusia 26 tahun itu terdengar tak biasa. Toh, banyak penonton yang ingin menyaksikan hingga tuntas walau sebagian bergeser karena mengaku tak mengerti lagu yang didengarnya. Memainkan Genjring Party, The Spirit of Peace, dan Tarek Pukat, Krakatau menggandeng Kamal Musallam untuk memainkan oud. "Itu kalau di sini sama seperti gambus," kata Dwiki.


Alat musik petik itu mengalirkan suasana padang pasir. Tepukan tangan penonton mengiringi seirama. Pada lagu Topeng Jazz, Krakatau bermain bersama seorang penari wanita topeng Cirebon. Tarian itu berkisah tentang perjalanan hidup manusia sejak bayi yang dilambangkan dengan topeng putih hingga dewasa lewat pergantian topeng merah di tengah lagu. Begitu Dwiki pamit, penonton yang kian bertambah hingga memenuhi jalan di depan panggung langsung beralih ke panggung samping.


Di sana, kelompok calung penyanyi pop Sunda, Darso, yang fenomenal telah menunggu. Di antara para pemain pengiringnya yang berseragam kostum berwarna merah dengan kain sarung menyilang di badan, Darso berjas dan berpantalon putih serta berdasi. Dari jauh, sepatu bulu yang dipakainya nyaris tak terlihat. Tembang Engklak-engklakan, Hayang Kawin, dan beberapa lagu band lain memanaskan penonton di bagian depan untuk berjoget. Saat itu festival yang akan dipungkasi oleh Balawan seperti telah mencapai puncaknya.


ANWAR SISWADI

Berita terkait

Daftar 10 Tembang Paling Hits dan Enak dari MLTR yang Lusa Tampil di Yogya

4 November 2022

Daftar 10 Tembang Paling Hits dan Enak dari MLTR yang Lusa Tampil di Yogya

Tercatat sudah ada 9 album yang telah dirilis MLTR singkatan Michael Learns To Rock. Simak 10 tembang paling hits MLTR yang enak didengar.

Baca Selengkapnya

Michael Learns To Rock Gelar Konser Musik di Oktober, Ini Sederet Albumnya

6 Agustus 2022

Michael Learns To Rock Gelar Konser Musik di Oktober, Ini Sederet Albumnya

Grup slow rock asal Denmark itu bakal melakukan konser musik di Oktober nanti. Jakarta dan Surabaya.

Baca Selengkapnya

Konser Musik Dunia: Michael Learns To Rock Bakal Manggung di Indonesia di Oktober

5 Agustus 2022

Konser Musik Dunia: Michael Learns To Rock Bakal Manggung di Indonesia di Oktober

Promotor Color Asia Live, salah satu sponsor konser musik dunia itu, David Ananda mengatakan konser MLTR akan berlangsung di Jakarta dan Surabaya.

Baca Selengkapnya

Harga Tiket Konser Westlife di Jakarta, Mulai Dijual 28 Mei 2022

24 Mei 2022

Harga Tiket Konser Westlife di Jakarta, Mulai Dijual 28 Mei 2022

Tiket konser Westlife The Wild Dreams Tour di Jakarta mulai dijual Sabtu, 28 Mei 2022 dengan harga termurah Rp 1,45 juta.

Baca Selengkapnya

Westlife Gelar Konser di Jakarta 11 Februari 2023, Bakal Ada Kejutan Spesial

24 Mei 2022

Westlife Gelar Konser di Jakarta 11 Februari 2023, Bakal Ada Kejutan Spesial

Konser Westlife di Jakarta akan menghadirkan semua lagu-lagu hits mereka yang dikemas dalam pertunjukan spektakuler dan kejutan spesial lainnya.

Baca Selengkapnya

Billie Eilish Hentikan Konser Demi Selamatkan Penggemar yang Kesulitan Bernapas

8 Februari 2022

Billie Eilish Hentikan Konser Demi Selamatkan Penggemar yang Kesulitan Bernapas

Billie Eilish menghentikan sementara konser di Atlanta setelah melihat penggemar kesulitan bernapas dan meminta bantuan staf untuk memeriksanya.

Baca Selengkapnya

Konser Offline TWICE Hari Pertama Dibatalkan Akibat Lonjakan Kasus Covid-19

17 Desember 2021

Konser Offline TWICE Hari Pertama Dibatalkan Akibat Lonjakan Kasus Covid-19

TWICE membatalkan konser offline hari pertama yang digelar pekan depan di Seoul karena lonjakan kasus Covid-19 di Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

#dirumahaja, Tonton Konser One World: Together At Home di Joox

17 April 2020

#dirumahaja, Tonton Konser One World: Together At Home di Joox

Konser virtual yang menampilkan deretan musikus dunia seperti Billie Eilish dan Charlie Puth, disiarkan Joox pada 19 April 2020.

Baca Selengkapnya

Oh Wonder Bakal Konser di Jakarta

6 Februari 2020

Oh Wonder Bakal Konser di Jakarta

Konser Oh Wonder di Jakarta merupakan bagian dari tur dunia yang dilakukan duo alternatif-pop asal London, Inggris itu tahun ini.

Baca Selengkapnya

ONE OK ROCK Bakal Manggung di Istora Senayan Jakarta

14 Januari 2020

ONE OK ROCK Bakal Manggung di Istora Senayan Jakarta

Tiket konser grup band rock asal Jepang ONE OK ROCK mulai dijual pada 20 Januari 2020.

Baca Selengkapnya