Wayang Cebolang dari Ilalang  

Reporter

Editor

Kamis, 14 Oktober 2010 12:50 WIB

Pementasan Teater Wayang Suket ki Slamet Gendono,"Minggatnya Cebolang" di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta.(TEMPO/Novi Kartika)
TEMPO Interaktif, Jakarta - Rabu pekan lalu, dalam rangkaian Art Summit Indonesia 2010, dalang nyeleneh Ki Slamet Gundono menyuguhkan pentas wayang suket dengan lakon Minggatnya Cebolang. Dalam penggarapan lakon itu, Slamet bekerjasama dengan Elizabeth D. Inandiak, seorang penulis Prancis yang telah lama menggeluti kebudayaan Indonesia. Dalam pertunjukan itu, dalang berbadan besar ini bergatian memainkan wayangnya yang terbuat dari suket dengan Elizabeth yang melafalkan naskah.

Yang menarik, pertunjukan itu tak hanya wayang yang dilakonkan di depan layar. Tapi pementasan di Gedung Kesenian Jakarta itu panggung diubah layaknya pertunjukan teater. Sebanyak tujuh laki-laki penabuh gamelan dan dua pemain, yaitu Hanindawan dan Ida Lala, sesekali bersahutan interaktif dengan dalang.

Cebolang adalah tokoh sentral dalam cerita ini. Remaja nakal, anak dari seorang kyai Syek Akhadiyat ini mengembara untuk mencari jatidiri. Dalam pengembaraannya itu carut marut kehidupan telah ia jalani. Tak hanya riuh nafsu birahi yang kemudian diumbar, tetapi pencarian tokoh ini terhadap illahi yang menjadi keyakinannya.

Advertising
Advertising

"Saya sempat tersesat. Begitu banyak cerita menarik dalam kisah ini," ujar Slamet Gundono usai pentas. Begitu banyak kisah menarik dari tokoh Cebolang. Bahkan, setelah melalui proses pembacaan ulang, plot cerita masih terlihat bertumpuk-tumpuk. Tapi Slamet, dengan gaya komediannya, mampu membikin guyonan segar sehingga alur cerita tak terlihat kaku.

Kisah Cebolang sangat jarang diangkat. "Dari naskah kuno ini jarang yang mengangkat cerita tentang remaja nakal," kata Elizabeth. Begitu banyak cerita tentang pengembaraan Cebolang yang ia temukan dalam Serat Centhini. Dari 12 jilid Serat Centhini, empat di antaranya khusus menceritakan tentang tokoh ini. Dan ia harus berusaha keras untuk memilihnya.

Tahun lalu, lakon ini pernah ditampilkan di teater kecil Salihara, Pasar Minggu, Jakarta. "Naskah tidak begitu berbeda," ujar Slamet. Hanya, ornamen panggung yang diubah. Kehadiran portal sederhana yang dijaga oleh pemain yang memerankan petugas di depan panggung ditambahkan sebagai ornamen. "Portal ini menggambarkan bahwa saat ini banyak manusia menciptakan portalnya sendiri. Mereka berubah menjadi paranoid," Slamet menjelaskan.

ISMI WAHID

Berita terkait

Cerita Wayang Kulit Indonesia yang Digemari di Luar Negeri

20 November 2021

Cerita Wayang Kulit Indonesia yang Digemari di Luar Negeri

Wayang kulit merupakan salah satu karya adiluhung Indonesia telah diakui oleh UNESCO melalui penetapan resmi pada 2003.

Baca Selengkapnya

Jadi Hiburan, Wayang Potehi pun Digelar dengan Guyonan ala Jawa

21 Januari 2019

Jadi Hiburan, Wayang Potehi pun Digelar dengan Guyonan ala Jawa

Wayang potehi dipentaskan pada 20-21 Januari dalam perayaan ulang tahun Hok Tek Ceng Sin, atau Dewa Bumi untuk kemakmuran dan jasa.

Baca Selengkapnya

Pesan di Balik Cerita Wayang Kulit pada Ulang Tahun ke-7 NasDem

11 November 2018

Pesan di Balik Cerita Wayang Kulit pada Ulang Tahun ke-7 NasDem

Pertunjukan wayang kulit semalam suntuk ini digelar pada hari ke-2 perayaan ulang tahun NasDem di Karanganyar, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun NasDem ke-7 Diwarnai Pertunjukan Wayang Kulit

11 November 2018

Ulang Tahun NasDem ke-7 Diwarnai Pertunjukan Wayang Kulit

Acara ulang tahun NasDem di Karanganyar, Jawa Tengah, akan ditutup dengan pembekalan calon legislatif partai di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Dalang Favorit Jokowi Meriahkan Pagelaran Wayang di Ultah PDIP

27 Januari 2018

Dalang Favorit Jokowi Meriahkan Pagelaran Wayang di Ultah PDIP

Menurut panitia acara pagelaran wayang, Ki Purwo Asmoro yang tampil di acara ulang tahun PDIP ini adalah dalang favorit Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Megawati Soekarnoputri Hadiri Pagelaran Wayang di Tugu Proklamasi

27 Januari 2018

Megawati Soekarnoputri Hadiri Pagelaran Wayang di Tugu Proklamasi

Megawati mulai menyukai wayang sejak kecil karena ayahnya, Presiden RI ke-1 Soekarno kerap menggelar pertunjukan wayang di Istana.

Baca Selengkapnya

Wayang Kulit Ambil Bagian dalam Festival Europalia di Belgia

11 November 2017

Wayang Kulit Ambil Bagian dalam Festival Europalia di Belgia

Wayang kulit menjadi salah satu benda seni yang dipamerkan dalam rangkaian Festival Europalia Indonesia di museum Kota Binche.

Baca Selengkapnya

Ada Wayang Kulit dalam Star Trek: Discovery, Karakter Siapa?

26 September 2017

Ada Wayang Kulit dalam Star Trek: Discovery, Karakter Siapa?

Ada wayang kulit dalam serial televisi Star Trek: Discovery episode terbaru yang tayang pada akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

PT KAI Sumbang Wayang Orang Sriwedari Solo Uang Rp 223 Juta

7 Juli 2017

PT KAI Sumbang Wayang Orang Sriwedari Solo Uang Rp 223 Juta

Pada Maret lalu, PT KAI juga menyerahkan bantuan senilai Rp 150 juta untuk gedung kesenian itu.

Baca Selengkapnya

Opera Ramayana: Murka Rahwana di Hari Raya

3 Juli 2017

Opera Ramayana: Murka Rahwana di Hari Raya

Lakon Rama Tambak dalam Opera Ranayana ini tak hanya menyuguhkan konflik antar-kerajaan, tapi juga menyelipkan pesan-pesan lingkungan.



Baca Selengkapnya