Sebelas Jari Penolak Kutukan Dewa  

Reporter

Editor

Rabu, 22 September 2010 15:08 WIB

Remy Sylado. (TEMPO/Arif Fadillah)
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ruang 2 x 3 meter itu sumpek dan sedikit berdebu. Tak ada sinar matahari menembus ke dalam. Rak yang mengelilingi kamar itu dipenuhi koleksi buku, kaset, dan cakram padat. Tak ada lagi ruang di rak. Berbagai buku yang tak muat diletakkan di lantai. Di ruang kecil itu, dua lampu neon berpendar menerangi. Sinarnya terarah pada meja yang juga penuh barang. Satu mesin ketik kecil berada di tengahnya. Di ujung kiri meja, sebuah minicompo merek Philips makin memadati meja itu.

Inilah “gua” Yapi Tambayong alias Remy Sylado. Di ruang kerja penuh harta karun ini, Remy menghasilkan karyanya. Ruang kerja serupa juga menempati rumahnya di Bandung dan Bogor. “Tapi di Bandung dan Bogor lebih luas dan terbuka,” kata Remy yang ditemui Tempo di rumahnya, Cipinang Muara, Jakarta Timur, Jumat pekan lalu.

Ruang kerja boleh berantakan, tapi tidak karyanya. Remy, 65 tahun, termasuk produktif menulis novel. Dalam waktu bersamaan, selama sekitar enam bulan, ia mampu menyelesaikan tiga novel. Dua di antaranya sudah diterbitkan: Hotel Prodeo dan Aku Mata Hari, yang juga dimuat di harian Kompas sebagai cerita bersambung. Satu novelnya, direncanakan berjudul Selamat Tinggal Pertiwi, tinggal menunggu dicetak.

Remy tengah menggarap Menjadi Penulis? Siapa Takut! yang berisi cara-cara menjadi penulis. Selain itu, buku Presiden Menyanyi, yang mengulas lagu-lagu ciptaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, masih dalam pengerjaan. Di luar itu, ia masih bergelut dengan kesibukan lain, seperti teater. Dan semua itu, juga karya-karyanya yang lain, dituangkan melalui lembaran kertas di mesin ketik.

Hotel Prodeo menghabiskan 1.200 (setelah dicetak menjadi 1.016 halaman) lembar kertas kuarto, dan Aku Mata Hari sekitar 700 halaman. Tidak, Remy tak mengetik dengan 10 jari. Ia menerapkan sistem 11 jari alias dua telunjuk yang memukul tombol-tombol mesin ketik.

Menurut Remy, cara pengerjaan karya-karyanya tak berbeda dengan para penulis lain. Gagasannya bisa muncul begitu saja. Gagasan Hotel Prodeo, misalnya, timbul ketika Remy teringat akan kasus pemerkosaan dalam kerusuhan Mei 1998. Ia lalu membandingkannya dengan kondisi saat ini untuk memperkaya ide itu.

Adapun ide pembuatan Aku Mata Hari justru berawal saat peluncuran Kamus Bahasa dan Budaya Manado di Cafe Mata Hari Domus. Saat itu, pemilik kafe, Taufik Rahzen, berharap Remy mau menulis soal Mata Hari yang bernama asli Margaretha Geertruida, perempuan yang menjadi agen mata-mata ganda untuk Jerman dan Prancis.

Setelah mendapat ide, Remy pun menggelar riset pribadi. Ia sering berselancar di dunia maya atau berkunjung ke Perpustakaan Nasional dan Arsip Nasional untuk mendapat detail bahan yang dibutuhkannya. Ia juga datang ke lokasi yang akan menjadi latar tempat cerita. Bahkan riset Selamat Tinggal Pertiwi dilakukannya dengan menginap selama tiga bulan di rumah bekas tentara Belanda di Indonesia. Di rumah yang terletak di Deventer, Belanda, itu Remy mewawancarai mantan tentara berusia 82 tahun dan juga para keponakannya.

Selesai meriset, Remy mulai berkutat dengan mesin ketik. Hampir separuh hari bisa dihabiskannya. Saat mengetik, ia tak menunggu ilham datang tapi, “Sayalah yang memerintahkan ilham itu,” katanya. Untuk memperkaya tulisan, Remy rajin membuka kamus. Berbagai kamus bahasa, seperti Inggris, Jerman, Mandarin, Prancis, sampai Jawi Kuna, ada di dekat mejanya. Saat inilah ia bersyukur pernah menjadi wartawan sehingga mampu menjungkirbalikkan kata. “Bukan sarjana bahasa, tapi wartawanlah yang menjadi pelaku bahasa Indonesia sejati,” ujarnya.

Remy mengaku sudah terbiasa memecah konsentrasinya untuk novel-novel yang dikerjakannya berbarengan. Kebiasaan itu diperolehnya saat bergiat di teater. “Kalau di panggung, saya berkonsentrasi sebagai satu karakter, dan kalau sudah berbeda panggung atau kembali ke kehidupan nyata, karakternya tentu berubah lagi. Menulis ya seperti itu,” kata Remy, yang juga menjadi musisi dan munsyi.

Remy percaya manusia memiliki banyak karunia Ilahi. Maka ia tak setuju seseorang harus berkonsentrasi pada satu bidang saja untuk mencapai hasil maksimal. Ia mencontohkan, Leonardo da Vinci memiliki berbagai keahlian seni, seperti melukis dan mematung, serta menjadi ahli anatomi tubuh. “Kalau ngikutin satu bidang saja, sama saja dengan menerima kutukan dewa,” katanya diiringi tawa.

Tak selamanya pengetikan lancar. Kadang outline yang telah dibuatnya berubah lagi. Kadang pula bahannya kurang lengkap. Jika ketikan di satu kertas sudah hampir selesai dan ada kesalahan di tengah, Remy terpaksa menghapus bagian yang telah diketik dengan penghapus cair. Saat mengetik ulang, kadang ia menemukan jalan cerita lain yang lebih menarik. Jadilah ia merintis alur baru supaya tulisannya makin hidup.

Jika sedang mumet dan tak bisa mengetik, Remy pun beralih melukis. Sebagai alat bantu, Remy kadang mendengar musik instrumen. Saat mengetik, ia anti pada lagu bersyair karena kata-kata dalam lagu bisa masuk dalam tulisan. Kalau sudah begitu, ya dihapus lagi. Toh, semua itu tak dijalaninya dengan kesal. “Saya menikmati semua proses itu,” ujarnya.

PRAMONO

Berita terkait

Bank BJB dan Unpar Dukung UMKM Berkelanjutan

21 Februari 2024

Bank BJB dan Unpar Dukung UMKM Berkelanjutan

Bank bjb dan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) berkolaborasi dalam seminar bertajuk "Riset Pasar: Berdayakan Lokal, Bisnis Mengglobal" untuk mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Barat memiliki bisnis yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Buka Seminar dan Uji Kompetensi Ikatan Motor Indonesia (IMI) II-2023

29 November 2023

Bamsoet Buka Seminar dan Uji Kompetensi Ikatan Motor Indonesia (IMI) II-2023

Bambang Soesatyo membuka Seminar dan Uji Kompetensi IMI II-2023 bagi Pelaksana dan Penyelenggara Olahraga Kendaraan Bermotor. Diikuti 296 peserta

Baca Selengkapnya

Taylor Swift Jadi Topik Pembahasan Seminar Akademis Berjudul Swiftposium

22 September 2023

Taylor Swift Jadi Topik Pembahasan Seminar Akademis Berjudul Swiftposium

Pengaruh Taylor Swift sebagai ikon pop menjadikan popularitas dan karyanya sebagai pembahasan seminar akademis

Baca Selengkapnya

Seminar Implementasi Proper PKN II, Sekda Hana Sangat Dukung Gustaf Griapon

14 September 2023

Seminar Implementasi Proper PKN II, Sekda Hana Sangat Dukung Gustaf Griapon

Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura menjadi mentor pada Seminar Implementasi Proyek Perubahan PKN Tingkat II Angkatan XXX

Baca Selengkapnya

PT EMLI Gelar Seminar untuk Industri Manufaktur di Batam

28 Juli 2023

PT EMLI Gelar Seminar untuk Industri Manufaktur di Batam

PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) kembali menggelar kegiatan bertajuk Mobil Nationwide General Manufacture Seminar di wilayah Batam.

Baca Selengkapnya

Hari Anak Nasional, Ajak Keluarga Tingkatkan Ilmu Parenting

21 Juli 2023

Hari Anak Nasional, Ajak Keluarga Tingkatkan Ilmu Parenting

Good Doctor bekerja sama dengan Jakarta Escape Citypark gelar seminar parenting mengenai pola hidup sehat pada perayaan Hari Anak Nasional 2023.

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Hari Sejarah Nasional Setiap 14 Desember

14 Desember 2022

Cerita di Balik Hari Sejarah Nasional Setiap 14 Desember

14 Desember sebagai Hari Sejarah Nasional merujuk pada tanggal dimulainya Seminar Sejarah Nasional 1957 di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Gelar Seminar Kebangsaan untuk Milenial

15 November 2022

Mas Dhito Gelar Seminar Kebangsaan untuk Milenial

Pemkab Kediri berupaya menyiapkan kaum milenial siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Baca Selengkapnya

Seminar Huawei di SUTD Hubungkan Talenta Digital ASEAN dan Singapura

4 September 2022

Seminar Huawei di SUTD Hubungkan Talenta Digital ASEAN dan Singapura

Seminar Huawei itu bertujuan membantu peserta mempelajari pengembangan karir di masa depan di bidang teknologi, serta mendorong kewirausahaan.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Bicara Integrasi Nasional di Seminar APPSI Bengkulu

20 Juni 2022

Anies Baswedan Bicara Integrasi Nasional di Seminar APPSI Bengkulu

Anies Baswedan membuka acara Seminar Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia di Gedung Raya Semarak, Bengkulu.

Baca Selengkapnya