TEMPO Interaktif, Toronto - Pada tahun-tahun terakhir apartheid, empat jurnalis foto Afrika Selatan merekam horor kemiskinan dan kekerasan dalam foto-foto yang menjadi kepala berita internasional. Film "The Bang Bang Club," yang akan diputar perdana di Toronto International Film Festival pekan ini, mendokumentasikan bagaimana mereka mengungkap kesaksian terhadap trauma dari masa 1991-1994 yang mengakhiri kekuasaan minoritas kulit putih di Afrika Selatan.
Bagi Steven Silver, sutradara Afrika Selatan yang kini membangun rumah di Toronto, film itu sangat pribadi dan dekat dengan pengalamannya dalam gerakan antiapartheid. "Saya mengerjakan film ini selama bertahun-tahun. Hampir satu dekade saya hidup bersamanya. Dan saya belum siap untuk mengucapkan selamat tinggal padanya," kata Silver pada Minggu (19/9).
Film itu berfokus pada naiknya suhu politik dan bentrokan pada masa itu antara Partai Kongres Nasional Afrika pimpinan Nelson Mandela dan Partai Kebebasan Inkatha yang didominasi Zulu, yang mengakibatkan ratusan orang terbunuh menjelang pemilihan umum semua ras pertama di negeri itu. Sejumlah fotografer bekerja di masa itu, yakni Greg Marinovich (dimainkan Ryan Phillippe), Kevin Carter (Taylor Kitsch), Ken Oosterbroek (Frank Rautenbach) dan Joao Silva (Neels Van Jaarsveld). Kisah ini tentang Silva dan Marinovich, yang memenangi Pulitzer untuk fotonya yang menggambarkan seorang lelaki dibakar.