Investasi Seni di Indonesia Belum Baik

Reporter

Editor

Kamis, 26 Agustus 2010 19:54 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Analis pasar modal Lin Che Wei mengatakan, dalam kondisi sekarang karya seni bukan sarana investasi yang baik. Penyebabnya adalah kondisi pasar atau art market di Indonesia belum baik.


"Saya mengatakan ini berdasar analisis data. Ke depan, art bisa menjadi sarana investasi yang baik jika infrastruktur market dibenahi," ujar Che Wei dalam diskusi Apakah Seni Rupa Indonesia Baik Untuk Investasi? yang digelar di Jakarta Art Design, Grand Indonesia Shopping Mall, Senin lalu.


Menurut Che Wei, infrastruktur pasar yang baik jika tiga hal terpenuhi. Di antaranya, nominal harga terhadap karya seni mengacu pada kualitas karya. Dengan harga yang sesuai ini seniman yang juga disebut issuer sebagai kreator mendapatkan harga yang pantas dengan dedikasinya.


Advertising
Advertising

Galeri seni maupun balai lelang harus mempunyai integritas tinggi. Mereka sebagai intermediaries harus memiliki kemampuan membaca pasar, membaca integritas seniman, dan memberi pelayanan maksimal kepada konsumen sehingga konsumen tidak tertipu saat memilih karya seni. Terakhir, kehadiran investor yang tidak mendominasi pasar seni.


"Market harus dibentuk dengan baik agar ada kepercayaan,” kata Che Wei. “Struktur market kita belum membuat nyaman. Ini tanggungjawab kita semua.”


Perkembangan art market di Indonesia tidak bisa lepas dari perkembangan art market dunia. Kurator seni rupa Jim Supangkat mengatakan, pada 1980-an di Eropa dan Amerika terjadi komodifikasi karya seni modern, yaitu menilai karya berdasarkan sejarah seni rupa. "Puluhan juta publikasi dibuat untuk menominalkan karya seni," ujar Jim.


Selain itu pada rentang tahun yang sama, karya kontemporer mulai diangkat. Terjadi banyak benturan nilai karena seni rupa kontemporer masih sangat muda. "Waktu itu terjadi kekacauan. Balai lelang yang semula sangat berhati-hati memilih karya, tidak lagi seperti itu. Banyak permainan disana, bahkan sampai pada penjualan tertutup," Jim menjelaskan.


Inilah yang menjadi kekhawatiran Jim, art market Indonesia akan mencontoh kekacauan semacam itu, betapapun kondisi pasar di Indonesia dalam kondisi tidak nyaman saat ini. Namun, menurut Jim, perkembangan global seni rupa ke depan akan lebih jelas. Yang belum terjadi adalah pengakuan dunia internasional terhadap karya seni di luar Eropa dan Amerika belum berimbang. "Karya seni kita punya peluang," katanya.


Jim menambahkan, jika kondisi art market kita yang terus saja keruh, bisa terjadi ketidakpercayaan dengan pasar. Jim sangat sepakat bahwa infrastruktur market harus diperbaiki agar ada kepercayaan terhadap pasar di Indonesia. Kondisi ini membantu seniman muncul ke dunia internasional agar mereka mau berinvestasi ke Indonesia.



ISMI WAHID

Berita terkait

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.

Baca Selengkapnya

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.

Baca Selengkapnya

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural

Baca Selengkapnya

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.

Baca Selengkapnya

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka

Baca Selengkapnya

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.

Baca Selengkapnya

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.

Baca Selengkapnya