Pertunjukan Video Gedung Merdeka Pukau Ratusan Penonton  

Reporter

Editor

Senin, 26 Juli 2010 07:07 WIB

Mahasiwa membawakan kreasi seni luar ruang pada acara Pertemuan Teater Bandung di STSI, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/7). Sejumlah acara seni digelar selama tiga hari. (Foto-foto:TEMPO/Prima Mulia)

TEMPO Interaktif, Bandung - Pertunjukan video mapping di bagian muka Gedung Merdeka, Bandung, Minggu (25/7) malam, memukau ratusan penonton. Sekitar 300 orang menyaksikan tayangan audio visual itu walau harus berdesakan di trotoar dan ruas Jalan Asia Afrika.

Video mapping bertajuk Nyala Merdeka itu ditayangkan Minggu (25/7) malam pukul 21.00 dan 23.00 WIB. Isinya menampilkan kilas perjalanan Kota Bandung yang tahun ini berusia 200 tahun hingga masa depannya. Dalam pertunjukan selama 16 menit itu, wajah Gedung Merdeka menjadi layar besar.

Pertunjukan dibuka oleh performance art belasan orang di depan pintu masuk gedung bekas tempat Konferensi Asia Afrika 1955 itu dan kemunculan seorang lelaki berseragam tentara Belanda yang berdiri di atap Gedung Merdeka. Tapi suara pemeran Gubernur Jenderal Daendels yang mendirikan kota Bandung tersebut tenggelam oleh deru mesin kendaraan yang ramai melintas.

Perhatian kemudian tertuju ke wajah gedung yang bercat putih. Bayangan orang muncul berlarian dari satu jendela ke jendela lain lalu bergerak mencangkul seperti seorang petani. Selanjutnya cerita terangkai lewat tayangan film sejarah dokumenter hitam putih yang terlihat kurang jelas.
Baru ketika gambar tangan besar muncul dan menggambar garis-garis di sepanjang bangunan, penonton mulai terkagum-kagum. Memasuki babak kedua saat mengisahkan peristiwa Bandung Lautan Api, Gedung Merdeka seperti terbakar oleh kobaran api besar. Api itu lalu mengecil dan hanya tersisa di atas lampu besar gedung di atas empat pilarnya.

Warna-warni lampu yang menyiram wajah gedung dengan selingan beragam motif tumbuhan juga memukau mata penonton. Puncaknya ketika garis-garis animasi kembali menggambar bidang Gedung Merdeka dengan lebih rumit. Hasil reka ulang itu kemudian mengembang lalu mengempis sebelum akhirnya lenyap perlahan-lahan.

Sejumlah penonton, seperti Arul, mengaku puas melihat video mapping yang menutup acara Semarak Bandung sejak Ahad (25/7) pagi tersebut. "Ini lebih bagus daripada permainan lampu sebelumnya di Gedung Merdeka," kata warga Kopo, Bandung, itu. Penonton lainnya, Atang, juga memuji walau ia kurang memahami jalan ceritanya.

Tayangan video yang memakai dua proyektor berkekuatan 15 ribu lumens tersebut dibuat panitia Pasar Seni Institut Teknologi Bandung selama 1,5 bulan. Koordinator Pasar Seni ITB Tisna Sanjaya mengatakan video mapping itu akan diputar ulang saat acara berlangsung di ITB pada 10 Oktober 2010 mendatang.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

56 hari lalu

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya