Lomba Ukir Kayu di Jepara Masuk Rekor MURI

Reporter

Editor

Minggu, 18 Juli 2010 13:46 WIB

TEMPO Interaktif, Jepara -Sebanyak 502 pengukir berkumpul di trotoar lapangan Alun- alun Jepara, Sabtu (17/7) sore lalu. Mereka mengikuti lomba ukir terbesar pertama di Indonesia, sehingga Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatatnya sebagai rekor terbaru di Indonesia.

Peserta berasal dari berbagai tingkatan, mulai sekolah dasar, sekolah menengah hingga mahasiswa dan umum. Mereka mengukir dengan desain daun dan bunga serta di tengahnya tulisan 461. Bahan kayu mahoni untuk ukiran itu disediakan panitia. "Lomba mengukir dengan jumlah 502 peserta ini merukan sebuah rekor baru," kata Aryani Siregar, Deputi Manajer Muri.

Bupati Jepara, Hendro Martojo, yang hadir pada kesempatan itu, menyatakan, lomba ini sebagai kelanjutan dari penerimaan sertifikat indikasi geografis mebel ukir Jepara dari Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM. "Lomba ini sebagai kelanjutan tradisi lomba mengukir yang digelar setiap tahun," kata Hendro.

Lomba ini sempat terganggu akibat guyuran hujan lebat dan angin kencang, tapi tidak menyurutkan niat para peserta, karena lomba dilakukan di bawah tenda.

"Pesertanya tidak dipungut biaya, bahkan memperoleh fasilitas berupa kaos, cemilan, piagam penghargaan, dan amplas Ekamant," kata Hadi Priyanto, koordinator kegiatan.

Peserta tertua, Lasiman, 84 tahun, dari Mulyoharjo, Jepara, sangat tekun menyunggingkan pahatnya ke kayu dengan cermat. "Lebih empuk kayu jati daripada mahoni," kata Legiman, yang sehari-harinya menjadi pengukir ini.

Jika dikerjakan normal, kata Legiman, ukiran motif Jepara ini butuh waktu tiga jam. "Maka sulit rampung jika panitia menargetkan hanya dua jam," keluh Suhardi, pelajar SD 1 Tahunan Jepara.

Kegiatan ini terselenggara berkat kerja bersama antara Pemerintah Kabupaten, SMK Bhakti Praja, Sekolah Tinggi Teknologi dan Desain (STTD) NU, Asmindo, dan SMK Negeri 2 Jepara. Sudah kerap Jepara mendapatkan penghargaan dari MURI, di antaranya karnaval iring- iringan truk berhias terpanjang, becak hias terbanyak, minum dawet terbanyak, dan festival kesenian barongan dengan jumlah terbanyak. Selain itu ada pula pawai lampu lampion pada tradisi Baratan (3.500 orang) di Kalinyamatan pada 2005 dan pembawa opor terbanyak (5.700 orang ) dalam perang Baratan di Desa Tegalsambi pada 2007.

Selain lomba, masyarakat juga menyaksikan pameran ukiran para pelajar sepanjang masa, mulai 1929 hingga 1950, serta karya kontemporer hingga sekarang. Seperti yang dipamerkan SMP Negeri 6 Jepara. SMP ini awalnya memang sekolah pertukangan di jaman Belanda yang didirikan pada 1 Juli 1929 dengan nama Openbare Ambacht School, yang sempat berubah nama menjadi Kosyu Gakko pada jaman Jepang dan Sekolah Pertukangan di awal kemerdekaan.

Bandelan Amarrudin

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

43 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

50 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya