Quilliam lahir di Tasmania. Orang-orang di sekelilingnya bahkan tak mempercayai ada darah Aborijin mengalir dalam dirinya. Pernah suatu kali, ketika mengisi sebuah formulir kependudukan, ia harus berdebat dengan petugas untuk menyelesaikannya. Selain tak percaya terhadap warna kulit Quilliam, status penduduk asli harus menyertakan surat keterangan yang bermacam rupa.
Quilliam dibesarkan dalam lingkungan yang biasa. Ia berbaur dengan warga kulit putih maupun penduduk asli. Quilliam serius menjalani hobi fotografinya ketika ia berusia 21 tahun. Sedangkan kamera telah ia miliki sejak berusia 17 tahun.
Dalam perjalanan kreatifnya, Quilliam banyak mengeksplorasi penduduk asli di belahan dunia manapun, termasuk Aborijin pada setiap karyanya. Dalam setiap upacara adat atau pakaian suku yang ia temui, banyak sekali kemiripan. Ia meyakini bahwa jaman dahulu, nenek moyangnya pernah berhubungan dengan suku-suku lainnya.
Sejak pemerintah Australia secara resmi meminta maaf terhadap penduduk asli pada 2008, Quilliam menyambut hangat. Tak ada lagi perlakuan yang berbeda. "Aborigin atau tidak, ditentukan oleh hatinya," katanya.
ISMI WAHID