Benda Peninggalan Kerajaan Blambangan Banyak Dijual Warga  

Reporter

Editor

Senin, 5 Juli 2010 13:08 WIB

Aktivitas penelitian bekas Kerajaan Blambangan di Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur. Tempo/Ika Ningtyas
TEMPO Interaktif, Banyuwangi - Ratusan benda bersejarah peninggalan Kerajaan Blambangan Abad ke-17, di Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur, telah berpindah tangan karena dijual oleh warga setempat.

Gunawan (bukan nama sebenarnya), 32 tahun, warga Desa Macan Putih, mengaku telah menjual barang-barang bersejarah yang ditemukannya ke sejumlah orang yang sebagian besar berasal dari Bali.

Barang-barang yang telah berpindah tangan itu, antara lain, jenis guci, perunggu, perhiasan, patung, dan cangkir. "Saya tidak bisa menghitung, tapi sudah ratusan," kata lelaki yang tak lulus sekolah dasar ini.

Advertising
Advertising

Gunawan melakoni profesi ini sekitar tiga tahun lalu. Awalnya, dia yang bekerja sebagai tukang cetak batu bata ini secara tak sengaja menemukan sebuah patung berbentuk manusia saat menggali tanah. Patung itu ia simpan di rumahnya. Beberapa hari kemudian, seorang laki-laki yang tak pernah ia kenal sebelumnya, bertamu dan berniat membeli patungnya. "Laku Rp 150 ribu," ungkapnya.

Transaksi pertama itu membuat Gunawan ketagihan. Saat batu batanya sepi order, ia pun menggali lahan-lahan perkebunan milik warga lainnya. Seratusan lebih lubang telah digali. Ratusan barang berhasil ia dapat. Ia pernah mengantongi Rp 800 ribu dari perunggu padat yang didapatnya. Menurut Gunawan, pendapatan ini jauh lebih banyak ketimbang penghasilannya sebagai tukang cetak batu bata. "Hanya dapat Rp 30 ribu sehari," ia menjelaskan.

Gunawan menyatakan tidak tahu nama-nama pembeli yang mendatanginya. "Orangnya ganti-ganti saya tidak ingat," kata ayah satu anak ini.

Menurut Gunawan, ada tiga orang lagi yang juga aktif mencari barang-barang peninggalan Kerajaan Blambangan di Desa Macan Putih.

Ahmad (bukan nama sebenarnya) juga mengaku pernah menjual barang-barang bersejarah yang ditemukannya di sawah, berupa cangkir, guci, dan keramik. "Saya pernah dapat 27 keramik yang motifnya beda-beda," ungkapnya.

Joko Sastro dari Forum Penyelamat Sejarah Macan Putih mengatakan, praktek penjualan barang-barang bersejarah itu sudah lama berlangsung dan diketahui oleh banyak warga lainnya. Mereka terpaksa menjual, karena terbentur soal ekonomi.

Sejarawan Sri Margana dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, mengatakan, supaya barang-barang bersejarah itu dapat terselamatkan, pemerintah daerah harus menyediakan anggaran untuk memberi ganti rugi kepada warga yang menemukan. "Harusnya Banyuwangi memiliki Balai Pelestarian untuk memperpendek birokrasi tersebut," katanya.

Margana menduga, jual-beli benda-benda bersejarah itu merupakan sindikat yang bertujuan mengeruk keuntungan pribadi. Padahal, benda-benda itu memiliki nilai historis yang sangat membantu untuk mengungkap sejarah Kerajaan Blambangan di Macan Putih.

Kerajaan Blambangan merupakan kerajaan terakhir di Pulau Jawa yang bercorak Hindu. Pusat kerajaan pernah pindah sebanyak enam kali, salah satunya berada di Desa Macan Putih (dulunya bernama hutan Sudiamara). Saat di Macan Putih ini, Kerajaan Blambangan dipimpin Raja Tawang Alun II (1655-1691) dan Kerajaan Blambangan mencapai puncak kejayaannya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Setio Harsono, mengatakan Pemerintah Banyuwangi tahun ini tidak menganggarkan ganti rugi untuk warga yang menemukan benda bersejarah. Ia enggan berkomentar banyak, karena belum mengetahui informasi penjualan benda bersejarah di Macan Putih. "Saya akan utus staf untuk mencari informasi ke Macan Putih," katanya saat dihubungi Tempo.

IKA NINGTYAS

Berita terkait

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

6 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

26 Januari 2024

Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

Kompleks pemakaman korban tragedi pembantaian Rawagede ditetapan menjadi cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?

Baca Selengkapnya

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

4 Januari 2024

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

6 Desember 2023

Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

Pernikahan atlet bulu tangkis Jonatan Christie dan Shania Junianatha atau Shanju eks JKT 48 di Gereja Katedral Jakarta. Ini profil gereja 132 tahun.

Baca Selengkapnya

Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

21 November 2023

Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

Toko Merah di Kota Tua awalnya dibangun sebagai rumah, lalu beberapa kali beralih fungsi dari toko hingga kafe.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya

Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

19 November 2023

Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

Jalan Suryakencana dikenal sebagai pusat kuliner di Kota Bogor. Ternyata jalan ini merupakan lintasan jalur Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels.

Baca Selengkapnya