Umat Islam di negara kerajaan Afrika Utara ini marah atas kunjungan bintang pop gay, sementara istana kerajaan, pemerintah dan sejumlah penggemar mendukung penampilannya, Rabu malam.
Tidak ada kerusuhan atau kekerasan, kata gubernur Rabat Hassan Amrani. Petugas telah meningkatkan keamanan bersama ribuan polisi dan petugas berpakaian preman.
Popularitas John di negara tersebut ditandai dengan dihapalkannya lirik lagu John oleh ribuan orang meskipun lagu tersebut dalam bahasa Inggris padahal sebagian dari mereka berbicara dalam Prancis dan Arab.
"Dia memiliki nama besar di blantika musik dunia, dia artis besar. Dan kehidupan pribadinya bukan urusan siapapun," kata Leila Hassan, seorang ibu rumah tangga berusia 43 tahun.
Ketegangan atas konser ini muncul antara kelompok konservatif dengan modern yang mengkriminalisasikan homoseksualitas, tetapi sudah lama mereka mengenal pesta berayun. Maroko memiliki daya tarik bagi para kaum gay seperti misalnya desainer Yves Saint Laurent dan Paul Bowles, baru-baru ini mereka melihat peluncuran majalah gay untuk pertama kalinya.
Di dunia Islam, gay diakui secara sembunyi-sembunyi tetapi kadang-kadang tradisi homoseksualitas diam-diam ditoleransi, di permukaan nampak tak ada apa-apa -konser John ini merupakan ujian.
Telah terjadi perselisihan antara panitia pelaksana Mawazine Festival selaku pengundang John dan Partai Pembangunan dan Keadilan (PJD) sebagai kelompok penguasa Islam terbesar di Maroko, yang menggambarkan munculnya keretakan antara penguasa berlatar belakang pendidikan Barat dengan sejumlah aktivis Muslim konservatif di kerajaan ini.
"Penyanyi ini terkenal untuk perilaku homoseksualnya," kata Mustapha Ramid, seorang pemimpin dan jurubicara PJD, partai oposisi terbesar dengan 40 angota di parlemen.
"Kami agaknya terbuka dengan pesta, tetapi mempromosikan homoseksualitas adalah masalah yang tidak bisa diterima," kata Ramid kepada The Associated Press dalam wawancara melalui telepon.
Ramid mengatakan homoseksual bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan dia takut penyanyi Inggris ini akan "mendorong fenomena" serta menjadi pengaruh buruk bagi kaum muda Maroko.
Seperti pada hampir seluruh negara-negara Arab dan Muslim, Maroko secara resmi menolak homoseksual. Praktek homoseksual adalah kejahatan yang dihukum dengan denda dan hukuman penjara enam bulan sampai tiga tahun. Dalam prakteknya, bagaimanapun, hukuman tersebut tidak pernah diterapkan, dan Maroko memilik sejarah panjang memberikan hukuman ringan terhadap kaum homoseksual atau praktek lainnya yang dilarang oleh Islam, misalnya minum alkohol.
Meskipun sebagian besar pengamat menganggap homoseksual sudah umum di dunia Arab, hampir semua negara-negara Arab menindak perilaku gay. Mereka menyebut gay adalah tabu, namun di Maroko perilaku gay dipandang sebagai pengecualian dan membiarkannya sebagai bahan debat publik.
AP | CHOIRUL