Sukacita Musim Dingin

Reporter

Editor

Selasa, 25 Mei 2010 07:17 WIB

TEMPO Interaktif, Sepasang penari tampak serupa. Dalam sekejap, mereka berdiri mematung. Siraman lampu panggung yang menyala terang kian memperjelas kehadiran mereka. Tak ada iringan musik, tapi mereka segera melafalkan gerakannya dalam hitungan-hitungan yang teratur. Berlari, meloncat, hingga beradu gaya--keduanya seperti tengah melakukan sebuah dialog.

Tak hanya itu. Komposisi gerak dalam tarian itu menduplikasi satu sama lain, sehingga kian memperlihatkan bahwa mereka berdua kembar.

Begitulah komposisi tari garapan koreografer muda Emanuel Gat, yang dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Rabu malam pekan lalu. Dalam pergelaran tersebut, sekelompok penari muda, yang tergabung dalam Emanuel Gat Dance, membawakan tiga karya tarian kontemporer.

Sebagai pembuka, Emanuel Gat bersama Roy Assaf membawakan Variations d'hiver (Winter Variations) sepanjang sekitar 35 menit. Awalnya, semua gerakan dilakukan tanpa iringan musik. Kemudian, perlahan, karya G. Mahler mendominasi wilayah pendengaran penonton. Seluruh gerakan tari mengacu pada ritme lagu klasik tersebut.

Tak cukup hanya satu lagu, berikutnya adalah musik karya Riad Al Sunbati, yang penuh warna Arab berlatar instrumen gitar. Mereka tak lantas melafalkan musik padang pasir itu dengan gerakan tertentu yang mencerminkannya. Sepasang penari tersebut tetap konsisten dengan komposisi kontemporer. Bahkan antara iringan musik satu dan yang lainnya tak tampak sekat yang membedakan pola-pola gerakan.

Gat tak sekadar membuat gerakan asal-asalan, meski ia mengakui karya tersebut tak bertema. "Saya mencipta gerakan yang berpadu satu sama lain. Tak ada hubungan tema tarian dengan musik," kata Gat seusai plotting tempat sebelum pertunjukan berlangsung.

Ia memilih iringan musik yang sekiranya sesuai dengan ritme gerakan tari. Bahkan, Gat mengatakan, pilihan judul karya sama sekali tak mencerminkan gerakan tari secara keseluruhan.

Sesekali Gat memilih pola gerak duplikasi. Penari satu melakukan gerakan tertentu, kemudian penari lain menyambutnya dengan gerakan yang sama. Seperti gaung, yang memantulkan suara yang sama persis dengan aslinya.

Karya kedua berjudul Voyage d'hiver, masih dibawakan oleh Gat dan Assaf. Mereka melepas jubah yang semula digunakan serta memakai sepatu di depan penonton. Kali ini mereka tak menggunakan luas panggung secara penuh, tapi memanfaatkannya separuh dengan mengubah setting lampu panggung, yang membuat ruang terang dan gelap dengan tegas.

Pada karya kedua berdurasi 17 menit ini, Gat memilih lagu Winter Voyage karya Franz Schubert. Lampu panggung bermain lebih dinamis pada karya ini. Tak perlu dibayangkan cahaya yang gemerlapan, tetapi tata lampu yang sangat sederhana. Hanya, efek lampu yang dimainkan memberi kesan mempersempit panggung sehingga mata penonton berfokus menikmati penari.

Pertama kali dipentaskan pada Juni 2008 di Amerika Serikat, Gat mengatakan, karya ini tak begitu mendapat apresiasi dari khalayak. Namun Gat tak berhenti sampai di situ. Ia terus bereksplorasi dan mencipta gerakan baru untuk menyempurnakan karya ini.

Komposisi tari terakhir yang disuguhkan bertajuk Silent Ballet, yang dimainkan oleh tujuh penari Emanuel Gat Dance. Repertoar tersebut dibawakan dalam versi singkatnya. Sebetulnya karya ini merupakan tarian tanpa musik. Karya ini dibawakan pertama kali pada 2008 dalam Montpellier Dance Festival. Namun, dalam versi singkat ini, Gat mencoba menggabungkannya dengan iringan lagu klasik Johann Sebastian Bach berjudul Cembalo Concerto in D Minor.

Meski masih relatif muda sebagai koreografer tari kontemporer, Gat telah melangkah cukup jauh. Hingga kini, Gat bersama Emanuel Gat Dance banyak melakukan tur ke sejumlah negara. Mereka sering membawakan lima repertoar karya Gat, yaitu Winter Variations, Silent Ballet, My Favorite Things, The Rate of Spring (Le Sacre du Printemps), dan Winter Voyage (Le Voyage d'hiver).


ISMI WAHID

Berita terkait

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.

Baca Selengkapnya

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.

Baca Selengkapnya

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.

Baca Selengkapnya

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.

Baca Selengkapnya

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.

Baca Selengkapnya

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.

Baca Selengkapnya

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu

Baca Selengkapnya

Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.

Baca Selengkapnya