Panggung Gitaris Klasik Muda

Reporter

Editor

Jumat, 21 Mei 2010 09:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -

Matanya terpejam. Ia terlihat penuh percaya diri pada kemampuannya. Menarik napas sejenak, aksi jari-jari John Vincent Hardijanto pun dimulai. Sekitar 200 pengunjung Goethe Haus, Jakarta, pada Rabu malam pekan lalu diam, seperti terkena sihir pemuda 17 tahun itu. Sihir yang dirapal melalui enam senar nilon di gitarnya.

Sonata K1 L366 karya komposer Italia, Giuseppe Domenico Scarlatti, dimainkannya dengan sangat bersih. Jari-jarinya lincah bergerak dari fret rendah ke tinggi. Tekanan permainan pada lagu yang kaya akor itu begitu terasa, bahkan dalam volume pelan sekalipun. Terkadang kepalanya ikut bergerak, masih dengan mata terpejam, seolah menikmati permainannya sendiri.

Advertising
Advertising

Lagu kedua, Variatons Sobre Un Thema Sor Op 5, juga dimainkan John dengan sangat baik. Ia memborbardir telinga penonton dengan rangkaian harmoni dengan tremolo (tiga jari kanan memetik dengan sangat cepat). Tiba-tiba saja tangan kanannya diam. Jari-jari kirinya bergerak sendiri dengan cepat dan menghasilkan suara dengan sangat jelas. Seolah tanpa tangan kanan pun, gitar itu masih bisa dimainkannya. Penonton sangat antusias menyambut penampilan luar biasa itu.

Penampilan John Vincent dalam Konser Gitaris Muda Berbakat IV cukup ditunggu. Jawara gitar klasik Indonesia tahun 1983 sekaligus satu dari 15 gitaris terbaik dunia tahun 1992, Benny M. Tanto, mengakui kemampuannya. “Permainannya hebat,” kata Benny.

Selain John, masih ada 12 gitaris klasik lain yang tampil malam itu. Mereka tergabung dalam Forum Gitaris Klasik Indonesia. Penampilan Willy April Prayoga, 27 tahun, juga tak kalah menawan. Lagu Tapanuli Madekdek Megambiri dimainkannya dengan sangat lembut. Teknik slur (menggeser jari kiri) yang digunakannya begitu halus. Yoga mampu menggabungkan rasguedo (rhytm dengan lebih empat jari) dengan tremolo. Tempo permainannya pun sangat terjaga.

Pada lagu berikutnya, La Feria, citra flamenco begitu kuat dimainkan Yoga. Ia seperti meledak. Jari-jari kanannya mengalirkan teknik triplet (tiga jari memainkan rhytm) dengan sangat cepat, dikombinasikan dengan teknik golpe (mengetuk tubuh gitar). Ia juga menunjukkan rumba, irama memukul senar gitar dengan telapak tangan, memberi efek bass drum pada permainannya. Penonton tampak begitu menikmatinya.

Ada juga Christian Febrianto Alexander, 19 tahun, yang memainkan lagu ciptaannya sendiri. Pesan. Lagu ini begitu kaya harmoni, baik tunggal maupun lebih dari satu senar. Beberapa kali Christian merendahkan senar empat dan senar satu. Setemannya begitu cepat dan sampai pada nada yang dituju. Lagu ini terkesan ngasal, tapi sebenarnya sangat menarik mendengar nada-nada harmoni yang dihasilkan Christian.

Berikutnya, Christian ber-medley dengan membawakan Sinaran, Magnificent, dan Mission Impossible yang diaransemen Jubing Kristianto. Meski kurang bersih, permainannya cukup menghibur. Gaya klasik pop satu-satunya dari permainan malam itu.

Dari semua yang tampil, sejumlah gitaris muda terlihat belum menguasai panggung. Eka Jaya Tumewu, 17 tahun, misalnya, terlihat grogi, ragu, dan kadang terburu-buru. Begitu juga dengan Ihsan Hakim (23) dan Nauval Hadi (23). Permainan mereka seperti belum tertuju untuk penonton. Mungkin karena mereka ditempatkan di awal pertunjukan. Kondisi ini diperparah dengan ketidakmampuan panitia mengatur arus penonton yang masuk ke dalam ruang konser.

Toh, secara umum hampir semua gitaris muda tampil memukau. Permainan Ereza Gandhi (24) yang agak njlimet dengan Etude No 12, Marxixe, dan Ultzer Watlz, serta Stefanus (24) yang memainkan Concerto No 1 dan Choros No 1 juga layak disimak. Panggung malam itu memang milik gitaris klasik muda berbakat.

Gitaris klasik yang tak lagi remaja, Heru D. Priyono, memainkan Mallorca dan Podemico dengan menawan. Anak didik sesepuh gitaris klasik Carl Tanyong ini menunjukkan pengalamannya. Ia mampu menjaga hasrat penonton meski lagu yang dibawakannya tak semenggelegar Willy April Prayoga yang tampil sebelum dia.

Penampilan The New Trio Classical Guitar 3 Generations yang dipimpin Benny Tanto – beranggotakan Kurniawan (murid Benny) dan Bernadette Yodia – juga sangat menarik. Mereka membawakan Chanson Boheme dengan Yodia sebagai rhytm yang mengatur tempo dan Benny memainkan melodi. Ketiganya saling mengisi dan menyajikan permainan indah.

Terakhir, penampilan bersama 13 gitaris memainkan Concierto in D Mayor dengan Benny Tanto sebagai lead melody menjadi penutup yang berkesan. Gitar klasik pun dapat menjadi orkestra yang megah.

PRAMONO

Berita terkait

Real Madrid Jadi Juara La Liga Spanyol 2023/2024 setelah Barcelona Kalah 2-4 dari Girona

1 jam lalu

Real Madrid Jadi Juara La Liga Spanyol 2023/2024 setelah Barcelona Kalah 2-4 dari Girona

Real Madrid dipastikan menjadi juara La Liga Spanyol 2023/2024 setelah Barcelona kalah 2-4 dari Girona dalam dalam laga ke-34.

Baca Selengkapnya

Profil Kim Sang-sik, Pelatih Baru Timnas Vietnam asal Korea Selatan

1 jam lalu

Profil Kim Sang-sik, Pelatih Baru Timnas Vietnam asal Korea Selatan

Timnas Vietnam sudah memiliki pelatih anyar. VFF) mengumumkan penunjukan Kim Sang-sik sebagai pengganti Philippe Troussier.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris Pekan Ke-36: Haaland Borong 4 Gol, Manchester City Kalahkan Wolves 5-1

1 jam lalu

Hasil Liga Inggris Pekan Ke-36: Haaland Borong 4 Gol, Manchester City Kalahkan Wolves 5-1

Erling Haaland memboronhg 4 gol saat Manchester City taklukkan Wolves 5-1 di Liga Inggris pekan ke-36.

Baca Selengkapnya

Bursa Transfer: Real Madrid Bidik Wonderkid Argentina Franco Mastantuono

2 jam lalu

Bursa Transfer: Real Madrid Bidik Wonderkid Argentina Franco Mastantuono

Klub raksasa Liga Spanyol, Real Madrid, kembali dikaitkan pemain muda berbakat (wonderkid), yakni Franco Mastantuono asal Argentina.

Baca Selengkapnya

Wapres Ma'ruf Amin Optimistis Timnas U-23 Indonesia Bisa Kalahkan Guinea di Laga Playoff Olimpiade 2024

2 jam lalu

Wapres Ma'ruf Amin Optimistis Timnas U-23 Indonesia Bisa Kalahkan Guinea di Laga Playoff Olimpiade 2024

Wapres Ma'ruf Amin optimistis Timnas U-23 Indonesia bisa mengalahkan timnas Guinea U-23 pada pertandingan playoff Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Lawan Timnas U-23 Indonesia di Playoff Olimpiade, Timnas Guinea Dipenuhi Pemain yang Berkiprah di Eropa

3 jam lalu

Lawan Timnas U-23 Indonesia di Playoff Olimpiade, Timnas Guinea Dipenuhi Pemain yang Berkiprah di Eropa

Timnas U-23 Indonesia akan menghadapi Guinea U-23 pada babak playoff untuk memperebutkan satu tiket ke Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Championship Series Liga 1 2023-2024 Sudah Ditetapkan, Dimulai 14 Mei

4 jam lalu

Jadwal Championship Series Liga 1 2023-2024 Sudah Ditetapkan, Dimulai 14 Mei

Jadwal Championships Series Liga 1 2023-2024 sudah dirilis. Leg pertama digelar 14 dan 15 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

4 jam lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

5 jam lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

5 jam lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya