Sejak kasus penggelapan dana wajib pajak Gayus Tambunan meledak, Wanda tampak geram. Seolah, bagi mantan model era 90-an ini, profesi itu sebagai salah satu bentuk masih buruknya tingkat pengawasan di internal institusi. Saking marahnya terhadap markus, ia tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencurahkan emosinya.
Namun, emosi Wanda berubah dan hanya sebatas kata-kata. Luapan emosinya malah tercurahkan di atas kertas puisi berjudul Markus karya Johannes Sugianto. Wanda mengaku, tak kesulitan membacakan puisi yang baru dipelajarinya tak lebih dari satu jam itu.
"Senang, tapi tetap santai. Puisi yang saya bacakan lagi booming dan menyindir dengan sangat dalam dan mengena," kata Wanda ketika tampil di acara Paguyuban Sastra Rabu Malam Reboan, di Warung Apresiasi, Jakarta, Rabu malam (28/4).
Kepiawaian Wanda membacakan puisi bukan yang pertama kalinya. Bersama Paguyuban Reboan, Wanda mengaku sering diundang untuk membacakan karya-karya sastra. Baginya, pengetahuan terhadap seni dapat mendekatkan diri kepada Tuhan. Sebab, Wanda berpendapat, karya seni dihasilkan berlandaskan kekuatan hati yang jujur.
"Seni mengajarkan kita kejujuran. Sastrawan itu dalam membuat karya dari dalam hatinya. Itu penting dimiliki oleh politisi, didunia politik itu kan penuh dengan ketidakjujuran," celetuk Wanda.
Kini, ibu dari Noor Shalima Zamaiya Hakim dan Muhammad Azila Hakim, ini tak perlu lagi takut membaca puisi meski pengalamannya di dunia seni masih dirasa minim. Ke depan, melalui profesinya sekarang, Wanda berjanji akan memberantas markus.
APRIARTO MUKTIADI