Imaji di Bawah Langit Hong Kong

Reporter

Editor

Senin, 19 April 2010 09:29 WIB

Pameran Foto Fiksi Non Fiksi karya Sony Seniawan. Foto:Tempo/Novi Kartika
TEMPO Interaktif, Sebuah drama, yang terekam dalam visual beku karya Sony Seniawan, menyajikan imaji hidup para tenaga kerja wanita Indonesia di Hong Kong yang berjuang mencari sesuap nasi demi keluarganya di kampung halaman. Rekaman demi rekaman itu disajikan dalam alur foto bertajuk Fiksi Non Fiksi, yang dipamerkan di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Pasar Baru, Jakarta, 16-29 April 2010.

Awalnya rekaman itu merupakan bagian dari penggalan-penggalan ketika syuting film Minggu Pagi di Victoria Park arahan sutradara muda Lola Amaria. Tapi, di tangan Sony, rangkaian penggalan itu menjadi berbeda. Dengan gaya candid camera, foto-foto yang tersusun tak melulu kisah pedih para "pejuang devisa" di sana. Boleh dibilang 150 foto itu justru menampilkan mereka yang terkesan lebih bahagia.

Kemegahan Hong Kong memang memikat tak hanya bagi para pekerja, tapi juga sejumlah fotografer untuk merekam denyut kehidupan di sana. Hong Kong menyuguhkan hiburan bagi setiap mata kamera yang ingin merekamnya. "Hong Kong berkembang dengan nuansa garis dan warna yang menghibur mata," kata Sony.

Suasana itu sangat membantu menjadikan gambar hidup dalam keindahan krusial para pekerja wanita di sana. Tapi Sony tak menjadikan para pekerja itu sebagai fokus utamanya, karena mereka sangat terganggu bila diambil gambarnya. "Itu menjadikan apa yang dihasilkan kurang mengedepankan kedalaman layaknya foto esai dalam foto jurnalistik," jebolan Institut Kesenian Jakarta itu menjelaskan.

Meski begitu, Sony, yang memilih still foto film sebagai profesinya, mampu membekukan alur cerita film Minggu Pagi di Victoria Park menjadi penggalan yang menawan. Ia telah sukses menghasilkan visual yang menggoda mata.

Pose-pose portrait nan manis, yang terbentuk karena warna-warni ornamen yang sengaja disiapkan, telah memberikan konstruksi sendiri dalam sejumlah frame fotonya. Tengoklah pada portrait keluarga Sukardi yang berdiri di depan rumahnya ketika pagi tiba. Sepeda ontel, koper merah, dan baju bergaris menjadi elemen yang mendukung visual foto tersebut.

Gaya candid camera ala Sony menjadi menguat ketika ia merangkai belasan wajah srikandi Indonesia dalam berbagai ekspresi. Dengan pengambilan gambar long-shoot menggunakan lensa tele, ia mengaburkan pandangan kita tentang kepedihan kisah mereka di negeri orang. Senyum-senyum dan aneka warna telah mengubah persepsi kita tentang mereka yang berjuang mengais rezeki itu.

Rekam visual yang dibangun telah terbantu oleh warna mencolok, seperti pada karya berjudul Jalanan Kota Hongkong. Sony memunculkan wajah-wajah para pekerja wanita sebelum menyeberang jalan. Baju yang berwarna-warni, serta warna merah dari rambu lalu lintas dilarang melintas, berhasil menyajikan foto yang sebetulnya biasa menjadi tidak biasa.

Simak pula foto Titi Sjuman, yang berperan sebagai Sekar dalam film itu, dengan pakaian seksinya berdiri di tepi jalan di kawasan Wan Chai. Mobil mewah yang telah berada di tempatnya menjadi visual imajinatif yang menggoda. Dan menjadi kian menggoda karena dibalut nuansa merah jambu dari cahaya pertokoan di kawasan wisata seks tersebut yang sangat artistik.

Namun, saat tombol shutter kamera milik Sony harus menangkap realitas kehidupan sesungguhnya, foto yang hadir tak mampu menampilkan kesempurnaan. Komposisi tak menjadi nyawa utama lagi pada fotonya. Cahaya pun makin berkurang kemunculannya. Begitu pula sudut pandang pengambilan yang terasa hambar. Portrait menjadi hilang bentuk tanpa akting yang menawan.

Lihatlah pada beberapa portrait para wanita tangguh yang tengah beraktivitas di Victoria Park, taman tempat para pekerja wanita Indonesia itu biasa berkumpul. Foto itu muncul seadanya tanpa komposisi dan makna.

Tapi perjuangan Sony dalam membingkai portrait Ina, seorang tenaga kerja wanita Indonesia yang telah mengubah kewarganegaraannya, berhasil menyuguhkan simbol perjuangan wanita kita di Hong Kong dengan sederhana. Foto itu juga sangat melukiskan keberadaan mereka di sana.

Alur foto yang menarik dengan suguhan warna-warni dan garis yang mendominasi seolah kehilangan kekuatan ketika berakhir dengan foto adegan Yati yang terkapar. Foto itu dibidik dengan sudut pengambilan dari atas yang menghasilkan komposisi yang sangat grafis.

Menurut kurator pameran Oscar Motuloh, alur cerita rangkaian foto karya Sony ingin memberikan ending yang berbeda dengan filmnya. Sebab, akhir dari alur foto adalah memberikan sebuah informasi bahwa rekam dokumentasi yang dibekukan dalam rentang satu setengah bulan itu merupakan bagian dari sebuah fragmen kehidupan para pekerja wanita Indonesia di Hong Kong.

Yang jelas, still photo yang imajinatif karya Sony tersebut setidaknya telah menyuguhkan sesuatu yang baru dalam foto dokumenter. Komposisi yang memikat, sudut pandang yang disiplin dan tegas, plus ornamen serta warna yang menggoda yang disuguhkan Sony telah melahirkan sebuah gaya dalam foto dokumenter: poptastic picture. l BISMO AGUNG

Berita terkait

Melihat Pameran Fotografi yang Menampilkan Potret Masyarakat Pulau Komodo di Kota Padang

1 hari lalu

Melihat Pameran Fotografi yang Menampilkan Potret Masyarakat Pulau Komodo di Kota Padang

Pameran fotografi yang menyorot tentang nasib masyarakat di Pulau Komodo digelar pada 25 April hingga 28 April 2024 di Galeri UPTD Taman Budaya Sumatra Barat

Baca Selengkapnya

Sejarah Kamera Leica yang Kini Digandeng Xiaomi, Pernah Digunakan Motret Proklamasi Kemerdekaan RI

30 hari lalu

Sejarah Kamera Leica yang Kini Digandeng Xiaomi, Pernah Digunakan Motret Proklamasi Kemerdekaan RI

Leica merupakan produsen kamera legendaris, kini digandeng Xiaomi.

Baca Selengkapnya

Kamera Fujifilm X100VI, Popularitas Penjualan hingga Spesifikasi Produk

32 hari lalu

Kamera Fujifilm X100VI, Popularitas Penjualan hingga Spesifikasi Produk

Fujifilm X100VI generasi keenam dari seri X100 yang pertama kali diperkenalkan pada 2011

Baca Selengkapnya

Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

34 hari lalu

Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

Kongres Drone Dunia ke-8 akan diadakan di Shenzhen, Cina Selatan, pada 24-26 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Honor Magic 6 Ultimate Berpeluang Jadi Ponsel Pertama Gunakan Sensor Kamera OmniVision OV50K

47 hari lalu

Honor Magic 6 Ultimate Berpeluang Jadi Ponsel Pertama Gunakan Sensor Kamera OmniVision OV50K

OmniVision OV50K adalah kamera 50 megapiksel yang akan menawarkan fotografi kelas flagship. Honor Magic 6 berpeluang jadi yang pertama gunakannya.

Baca Selengkapnya

Tips Memotret supaya Dapat Foto Keren saat Traveling

13 Januari 2024

Tips Memotret supaya Dapat Foto Keren saat Traveling

Mengambil foto terbaik selama traveling melibatkan kombinasi keterampilan teknis, kreativitas, dan pemahaman tentang kamera.

Baca Selengkapnya

3 Hal Menarik dari iQOO 12 5G yang Baru Rilis di Indonesia

12 Desember 2023

3 Hal Menarik dari iQOO 12 5G yang Baru Rilis di Indonesia

iQOO 12 5G sudah rilis di Indonesia setelah sebulan sebelumnya rilis di China. Ponsel ini punya fitur kamera canggih dan proper untuk game berat

Baca Selengkapnya

Spesifikasi Aquos R8s Pro, Bisa Sorot Foto di Tempat Gelap dan Tahan Air

8 Desember 2023

Spesifikasi Aquos R8s Pro, Bisa Sorot Foto di Tempat Gelap dan Tahan Air

Aquos R8s Pro telah dirilis secara resmi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Realme GT5 Pro akan Diluncurkan di Cina pada 7 Desember 2023, Simak Spesifikasinya

26 November 2023

Realme GT5 Pro akan Diluncurkan di Cina pada 7 Desember 2023, Simak Spesifikasinya

Realme ingin memperkenalkan terobosan terbaru di bidang fotografi lewat ponsel pintar tersebut

Baca Selengkapnya

Xiaomi 13T Rilis di Indonesia dengan Leica Authentic Experience, Ini Harganya

3 Oktober 2023

Xiaomi 13T Rilis di Indonesia dengan Leica Authentic Experience, Ini Harganya

Xiaomi 13T ditujukan bagi pengguna yang menggemari fotografi.

Baca Selengkapnya