Pianis Sol Project Rudi Octave menyatakan musik Amerika Latin merupakan percampuran musik Spanyol dan Portugis. Ditambah musik bangsa Afrika, yang saat itu banyak datang ke Benua Amerika sebagai imigran.
Menurut Rudi, musik Latin sangat kaya akan irama. Setiap negara Amerika Latin mempunyai ciri khas musiknya masing-masing. “Ada irama Samba dan Bossanova dari Basil, irama cha-cha dan Rumba dari Kuba,” kata Rudi. Lalu, ada pula musik berirama Salsa.
Adapun musik Betawi, tutur Rudi, merupakan percampuran unsur-unsur budaya dari berbagai bangsa yang berbaur di Betawi tempo dulu, seperti bangsa Arab, Melayu, Cina, Portugis, Belanda, dan suku-suku di tanah air, Sunda, Bugis, Ambon, dan lain-lain.
“Karena keragaman unsur musik Betawi inilah kemudian kita coba gabungkan dengan musik Latin,” kata Rudi. Bisa dibilang, penampilan Sol Project malam itu merupakan oplosan dicampur dengan oplosan hasilnya oplosan kuadrat.”
Sepanjang konser sekitar satu setengah jam, Sol Project membawakan delapan lagu yang disesuaikan dengan tema cerita Lenong. Di antaranya, Ondel-ondel, Begini-Begitu, Tua-Tua Keladi, Jali-jali, dan Cahaya Bulan.
"Pemilihan lagu-lagu itu agar selaras dengan cerita Lenong, yang kami kolaborasikan dengan irama Salsa, Cha-Cha, dan sebagainya,” ujar Cecilia Ventura, vokalis Sol Project. Musik kolaborasi yang riang itu membuat para penonton yang hadir memadati pelataran Bentara Budaya ikut bergoyang mengikuti irama.
Berdiri pada 2006, Sol Project merupakan sekumpulan musisi asal Indonesia dan Kolumbia. Mereka menyatukan visinya untuk membuat proyek penggabungan budaya etnik dan pop Indonesia dengan budaya etnik dan pop Amerika Latin, khususnya dari Kolumbia.
Saat ini, Sol Project memiliki anggota inti 2 orang asal Indonesia, Rudi Octave (pianis) dan Cecilia Ventura (vokalis) dan 2 orang lagi berasal dari Kolumbia, Faiser Flores (pemain perkusi) dan Wilson Novoa ( Vokalis).
Menurut Cecilia, ke depan mereka akan terus mengembangkan irama musik seperti ini, agar nantinya masyarakat mendapatkan alternatif musik baru. “Kami selalu berusaha bagaimana cara kita berinteraksi dengan penonton melalui irama Salsa dan Cha-cha, yang kami gabungkan dengan musik tradisional Indonesia, gambang kromong,” kata Cecilia
Walaupun harus bersaing dengan genre musik lain, mereka akan tetap konsisten dalam penampilannya, menggabungkan dua kebudayaan untuk menghasilkan irama musik yang berbeda. “Mudah-mudahan masyarakat terhibur.”
HERRY FITRIADI