TEMPO Interaktif, Jakarta -Adalah sebuah mimpi bagi trio ndeso Dobleh, Tama, dan Bagus untuk menjadi selebriti. Sudah tak populer di kampus, tampang pun pas-pasan. Wajar saja bila tiga personel band kelas cere ini sulit bersaing dengan Langit, vokalis band Banger yang keren, kaya, cool, dan disegani.
Namun ketiganya punya nyali besar. Tak patah arang dan maju terus untuk membuktikan jati diri mereka. “Bukan nasib yang mengubah musik kita, tapi musik yang mengubah nasib kita,” ujar mereka.
Inilah semangat yang hendak ditularkan sutradara Lakonde dalam film keduanya berjuduk SKJ (Seleb Kota Jogja). Setelah debut perdananya berjudul Janda Kembang, Lakonde kembali mengusung genre serupa, drama komedi.
SKJ'94, nama band ini, bukan hanya ada di layar lebar keluaran Starvision. Band baru yang dimotori Juan Rangga (Dobleh), Tama dan Bagus tersebut telah disunting pihak Sony Musik sebagai jagoan baru.
Kolaborasi industri perfilman dengan pasar musik ini bukan kali pertama dilakukan. Sebelumnya film The Tarix Jabrix kian melambungkan bendera The Changcuters menjadi band papan atas. Kesuksesan ini, kembali dilirik sineas didikan Hanung Bramantyo untuk kembali mencari celah.
Sebagai tontonan, SJK memang tak menjanjikan pemain kelas kakap. Dari deretan pemain, bisa jadi produser hanya mengandalkan Cinta Laura yang berperan sebagai Gadis. Namun, debut Andi /Rif dalam film sebagai Mardjuki sang pemilik studio musik, bisa anda nilai sebebas mungkin.
Persaingan musik antara si miskin dengan si kaya mengingatkan kembali pada film lawas Duo Kribo. Yang mengisahkan persaingan antara musisi kampung, Ucok AKA Harahap dengan pemusik jebolan luar negeri Achmad Albar. Keduanya bersaing tak sekedar dalam musik, tapi juga memperebutkan cinta Monalisa (Eva Arnaz).
Benang merah dalam SKJ tak berbeda. Bukan hanya di atas panggung, Dobleh dan Langit juga bersaing sengit memperebutkan cinta Gadis, yang sebelumnya menjadi pacar Langit.
Aguslia Hidayah