Sebanyak 30 dari 160 Relief Borobudur Terkuak Asal Usulnya

Reporter

Editor

Jumat, 2 April 2010 18:03 WIB

Relief di Candi Borobudur.(TEMPO/NURDIN KALIM)
TEMPO Interaktif, Magelang - Sejak ditemukan oleh Thomas Stanford Raffles sekitar dua abad silam, hingga kini para ahli belum dapat mengungkap sepenuhnya asal gambar yang terukir di relief candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Guru Besar Fakultas Ilmu Antropologi Universitas Indonesia Profesor Nurhadi Magetsari mengatakan, dari 160 panil relief yang ada di bagian kaki candi, hanya 30 relief yang telah terpecahkan asal-muasalnya. “Sisanya belum tahu, diambil dari mana,” kata Nurhadi dalam sebuah acara di Candi Borobudur, pada Jumat siang tadi.

Menurut Nurhadi, cerita pada 30 panil relief itu diambil dari Sutra, kitab suci agama Buddha dari aliran Mahayana. Selebihnya, para ahli belum menemukan dari mana cerita yang terpahat di panil relief sisanya.

Advertising
Advertising

Belum terpecahkannya gambar di 130 panil relief itu, tutur Nurhadi, justru dapat diperoleh gambaran kelengkapan literatur yang dimiliki para Bhiksu saat Borobudur dibangun pada 12 abad silam.

Nurhadi menggambarkan, ada tiga aliran dalam agama Buddha yang berkembang saat ini. Aliran Theravada, Mahayana, dan Tantrayana. Masing-masing aliran ini memiliki kitab rujukan.

Sekitar 12 abad silam, saat Borobudur dibangun, Nurhadi memperkirakan kitab dan literatur rujukan yang dipelajari umat Budha tentu banyak sekali jumlahnya. Sehingga para Bhiksu memiliki sumber cerita yang kaya untuk dipahatkan di panil relief. Kitab dan rujukan inilah yang hingga kini belum dapat dicocokan dengan seluruh panil di kaki candi.

Nurhadi menyatakan, meski kajian tentang Borobudur telah dilakukan sejak 100 tahun lalu, belum semua bisa dituntaskan. Sehingga, bagi dia, Borobudur tetap menarik secara akademis. “(Borobudur) seperti Universitas, sumber kajian akademis,” katanya.

Balai Konservasi Peninggalan Borobudur mencatat ada 1.460 panil relief di candi Borobudur. Sebanyak 160 di antaranya berada di kaki candi dan disebut dengan relief Karmawibangga. Saat ini, relief itu telah tertutup batu candi.

Adapun sisanya, sebanyak 1.300 merupakan relief Jataka, Lalitavistara, Avadana dan Gandawyuha. Relief-relief tersebut berada di bagian atas relief Karmawibangga.

Kepala Balai Konservasi Marsis Sutopo mengatakan, candi Borobudur dibangun dalam empat tahap, mulai tahapan bangunan bertingkat atau berundak, pembangunan stupa utama, pemasangan stupa lebih kecil di sekelilingnya dan relief, serta yang terakhir penyempurnaan. “Borobudur itu dibangun di atas sebuah bukit dan tanah urug,” ujar Marsis menjelaskan.

Menurut Marsis, penutupan relief Karmawibangga dilakukan pada tahap keempat pembangunan candi dan berfungsi sebagai pengikat struktur bangunan candi agar tak berubah.

Anang Zakaria

Berita terkait

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

6 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

26 Januari 2024

Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

Kompleks pemakaman korban tragedi pembantaian Rawagede ditetapan menjadi cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?

Baca Selengkapnya

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

4 Januari 2024

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

6 Desember 2023

Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan Shanju Eks JKT 48

Pernikahan atlet bulu tangkis Jonatan Christie dan Shania Junianatha atau Shanju eks JKT 48 di Gereja Katedral Jakarta. Ini profil gereja 132 tahun.

Baca Selengkapnya

Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

21 November 2023

Kisah Toko Merah di Kota Tua Jakarta yang Usianya Hampir Tiga Abad

Toko Merah di Kota Tua awalnya dibangun sebagai rumah, lalu beberapa kali beralih fungsi dari toko hingga kafe.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya

Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

19 November 2023

Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

Jalan Suryakencana dikenal sebagai pusat kuliner di Kota Bogor. Ternyata jalan ini merupakan lintasan jalur Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels.

Baca Selengkapnya