Abdullah Harahap Memperkaya Diskusi Horor  

Reporter

Editor

Rabu, 17 Februari 2010 15:29 WIB

Buku kumpulan cerita pendek "Kumpulan Budak Setan" diluncurkan pada Rabu, 17 Februari 2010, di Komunitas Salihara, Jakarta. Buku itu berisi 12 cerpen karya Intan Paramaditha, Eka Kurniawan dan Ugoran Prasad setelah mereka menafsir kembali cerita horor popular karya Abdullah Harahap.
TEMPO Interaktif, Jakarta - Buku kumpulan cerita horor Kumpulan Budak Setan akan diluncurkan malam ini di Komunitas Salihara, Jalan Salihara Nomor 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Buku itu berisi 12 cerpen karya Intan Paramaditha, Eka Kurniawan dan Ugoran Prasad.

Cerita-cerita pendek itu dihasilkan setelah mereka membaca dan menafsir ulang cerita-cerita horor popular karya Abdullah Harahap dari masa 1970-1980-an. Pada masanya, Abdullah adalah penulis paling produktif di antara penulis horor lainnya, seperti S.B Chandra dan Fredy S.

Meski karya Abdullah sangat popular dan cenderung picisan, tetapi ketiga penulis ini sangat berminat untuk menafsirnya. Berikut ini wawancara Tempo dengan Intan Paramaditha, salah satu penulis di buku tersebut.

Bagaimana Anda dan teman-teman menafsirkan karya Abdullah Harahap?

Saya dan teman-teman mengeksplorasi cerita horor melalui karya Abdullah Harahap, termasuk motif cerita, seperti pembunuhan, balas dendam, bahkan motif stereotipe seperti jimat dan susuk. Eksplorasi ini untuk menjawab pertanyaan apa sebenarnya horor itu. Karya kami tentu tak hanya meminjam motifnya saja, tapi juga mengeksplorasi lebih luas terhadap horor ini.

Jadi, apa sesungguhnya batasan horor ini?

Sebetulnya batasan horor itu berbeda-beda. Sebagai contoh, pemberontakan G30S/PKI dengan penggambaran pembunuhan yang keji terhadap para jendral pada waktu itu, menurut saya sudah horor. Sehingga yang menakutkan tak lagi objek hantu atau manusia jadi-jadian, tetapi motif juga berpengaruh.

Mengapa harus karya Abdullah yang dipilih. Kalau dilihat pada masa itu banyak penulis horor lain, semisal S.B. Chandra, yang tak kalah menarik dibanding Abdullah?

Abdullah Harahap paling produktif di antara penulis horor lain pada masa 1970-1980 an. Menurut saya, ia menulis dengan sangat baik, meskipun ceritanya sangat populer, picisan. S.B Chandra hanya terbatas di Sumatera saja dan ceritanya agak terlalu plural. Kalau Abdullah Harahap, ia lebih macam-macam, ada desa, kota. Meski dalam ceritanya kadang menjiplak cerita-cerita detektif.

Kalau demikian apakah cerita Abdullah layak untuk dikaji secara sastra?

Saya rasa perlu. Banyak dimensi sosial-politik dari cerita Abdullah Harahap, apalagi cerita ini hadir pada tahun 1970-1980-an. Karya Abdullah sangat memperkaya diskusi tentang horor dengan konteks sosial-politik pada zaman itu. Saya dan teman-teman tidak berusaha memasukkan Abdullah untuk masuk dalam kanon sastra agar dapat dijadikan referensi sastra, tapi lebih banyak memberikan wacana terhadap dunia sastra Indonesia. Sebetulnya ada yang membahas Abdullah, tetapi tak terpublikasikan, yakni tentang erotisme novel Indonesia tahun 1970-an. Menurut saya, diskusi tentang Abdullah Harahap berarti juga meredefinisi kritik sastra.

Ismi Wahid

Berita terkait

Bank BJB dan Unpar Dukung UMKM Berkelanjutan

21 Februari 2024

Bank BJB dan Unpar Dukung UMKM Berkelanjutan

Bank bjb dan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) berkolaborasi dalam seminar bertajuk "Riset Pasar: Berdayakan Lokal, Bisnis Mengglobal" untuk mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Barat memiliki bisnis yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Buka Seminar dan Uji Kompetensi Ikatan Motor Indonesia (IMI) II-2023

29 November 2023

Bamsoet Buka Seminar dan Uji Kompetensi Ikatan Motor Indonesia (IMI) II-2023

Bambang Soesatyo membuka Seminar dan Uji Kompetensi IMI II-2023 bagi Pelaksana dan Penyelenggara Olahraga Kendaraan Bermotor. Diikuti 296 peserta

Baca Selengkapnya

Taylor Swift Jadi Topik Pembahasan Seminar Akademis Berjudul Swiftposium

22 September 2023

Taylor Swift Jadi Topik Pembahasan Seminar Akademis Berjudul Swiftposium

Pengaruh Taylor Swift sebagai ikon pop menjadikan popularitas dan karyanya sebagai pembahasan seminar akademis

Baca Selengkapnya

Seminar Implementasi Proper PKN II, Sekda Hana Sangat Dukung Gustaf Griapon

14 September 2023

Seminar Implementasi Proper PKN II, Sekda Hana Sangat Dukung Gustaf Griapon

Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura menjadi mentor pada Seminar Implementasi Proyek Perubahan PKN Tingkat II Angkatan XXX

Baca Selengkapnya

PT EMLI Gelar Seminar untuk Industri Manufaktur di Batam

28 Juli 2023

PT EMLI Gelar Seminar untuk Industri Manufaktur di Batam

PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) kembali menggelar kegiatan bertajuk Mobil Nationwide General Manufacture Seminar di wilayah Batam.

Baca Selengkapnya

Hari Anak Nasional, Ajak Keluarga Tingkatkan Ilmu Parenting

21 Juli 2023

Hari Anak Nasional, Ajak Keluarga Tingkatkan Ilmu Parenting

Good Doctor bekerja sama dengan Jakarta Escape Citypark gelar seminar parenting mengenai pola hidup sehat pada perayaan Hari Anak Nasional 2023.

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Hari Sejarah Nasional Setiap 14 Desember

14 Desember 2022

Cerita di Balik Hari Sejarah Nasional Setiap 14 Desember

14 Desember sebagai Hari Sejarah Nasional merujuk pada tanggal dimulainya Seminar Sejarah Nasional 1957 di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Gelar Seminar Kebangsaan untuk Milenial

15 November 2022

Mas Dhito Gelar Seminar Kebangsaan untuk Milenial

Pemkab Kediri berupaya menyiapkan kaum milenial siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Baca Selengkapnya

Seminar Huawei di SUTD Hubungkan Talenta Digital ASEAN dan Singapura

4 September 2022

Seminar Huawei di SUTD Hubungkan Talenta Digital ASEAN dan Singapura

Seminar Huawei itu bertujuan membantu peserta mempelajari pengembangan karir di masa depan di bidang teknologi, serta mendorong kewirausahaan.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Bicara Integrasi Nasional di Seminar APPSI Bengkulu

20 Juni 2022

Anies Baswedan Bicara Integrasi Nasional di Seminar APPSI Bengkulu

Anies Baswedan membuka acara Seminar Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia di Gedung Raya Semarak, Bengkulu.

Baca Selengkapnya