Pagoda di Atap Masjid Cheng Hoo

Reporter

Editor

Minggu, 6 September 2009 11:25 WIB

TEMPO/Fully Syafi

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bangunan ukuran 16 x 20 meter itu menjulang. Warna merah menyala menjadikannya kontras dengan bangunan sekitarnya. Sekilas bangunan empat lantai itu seperti klenteng. Hanya, kubah kuning emas di atap kanopi menjadikannya penanda lain. Apalagi papan nama bertulisan Masjid Jami Tan Kok Liong ditulis dengan warna keemasan dan berlatar hitam.

Ya, bangunan itu masjid yang didesain dan didirikan Mohammad Ramdan Effendi alias Anton Medan di dalam kompleks pesantren miliknya, At-Thaibin. Bekas residivis itu mengadopsi arsitektur Istana Dinasti Ching dan memodifikasi unsur Islam untuk masjidnya.

Atap bangunan yang lantai dasarnya dipakai untuk kantor pesantren terdiri atas tiga undakan. Setiap jengkal atapnya berornamen Cina, seperti lampion merah. Ujung-ujung wuwungan dihiasi kepala naga--simbol kesuksesan--yang seolah menyembul dari awan. Ujung gentingnya bulat berdiameter 7,5 sentimeter bertulisan Cina berlafal "huang" atau raja dan berlafal "Allah". "Ornamen bertulisan 'raja' saya taruh di bawah tulisan 'Allah'." Anton menjelaskannya pada Rabu lalu di rumahnya di Cibinong, Jawa Barat.

Di pucuk atap, terdapat lafal Allah dalam tulisan arab. Atapnya berbentuk topi Putri Xianchiang komplet dengan antingnya. Putri Xianchiang, kata Anton, adalah muslimah Cina pertama. Tak ada kubah. Menurut dia, kubah bukan arsitektur Arab, melainkan Spanyol.

Empat patung burung rajawali berdiri di bawah topi Putri Xianchiang. Anton berharap umat Islam bisa memandang setiap persoalan setajam tatapan rajawali. Bukan seperti burung perkutut, yang tiruannya diletakkan di ujung wuwungan, di belakang kepala naga. "Selalu bergerombol, tapi tidak berbuat apa-apa."

Advertising
Advertising

Masjid ini semiterbuka. Hampir semua dindingnya adalah pintu yang dibuka ketika ada perhelatan. Uniknya, desain pintu masing-masing berbeda sebagaimana pintu-pintu kerajaan di Cina. Pintu-pintu biasanya merupakan sumbangan penduduk berbagai daerah. Setiap daerah menyumbang pintu dengan desainnya sendiri. "Hanya, ukurannya sama, karena telah ditetapkan."

Arsitektur Cina juga dipakai di Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia, Surabaya. Hanya, pengaruh Cina tak sekental di Tan Kok Liong. Pada masjid yang didirikan pada 2001 itu, arsitektur Cina menonjol pada atapnya yang berbentuk pagoda segi delapan atau pat kwa, yang ujung-ujungnya melengkung. "Maknanya keberuntungan dan kejayaan," ujar pengurus Cheng Hoo, Achmad Hariyono Ong, di Surabaya.

Selebihnya, ornamen-ornamen masjid yang didirikan oleh komunitas Tionghoa muslim Surabaya ini, "Hanya tambahan sendiri," kata Ong. "Tambahan sendiri" itu ada pada pintu ruangan imam dan sembilan pintunya. Pintu ruangan imam berbentuk seperti pintu gereja sebagai pengakuan terhadap Isa, penerima Injil. Akan halnya pintu-pintu Cheng Hoo yang melengkung bercat kuning, pintu itu terpengaruh budaya India.

Di bagian dalam Cheng Hoo, yang ukurannya 11 x 21 meter, sentuhan Tiongkok hanya tampak pada dinding mihrab. Dominasi dinding warna merah tua--yang bermakna kesejahteraan--dengan warna hijau muda pada atapnya. Kubah masjid yang diilhami Masjid Niu Jie, Beijing, yang didirikan pada 996 itu cokelat muda berhias huruf Arab. Hiasan ini sekaligus berfungsi sebagai jendela.

Begitupun dengan bagian dalam Tan Kok. Kecuali 16 pilar yang menjulang hingga 4 meter bercat merah, tak ada sentuhan Cina lainnya. "Bagian dalam tetap bercorak Islam," kata Anton.
Jika kedua masjid itu kental dipengaruhi arsitektur Tiongkok, itu karena arsitektur masjid memang tak ada pakemnya. Arsitek dari Institut Teknologi Bandung, Ridwan Kamil, mengatakan desain luar bangunan masjid di seluruh dunia biasanya dipengaruhi budaya lokal.

Hanya, sebaiknya beberapa hal dijadikan acuan. Untuk masjid yang biasa digunakan berjemaah dan bersaf, bentuk persegi empat lebih baik. Tak perlu bentang luas. "Dengan banyak kolom di dalamnya pun tidak ada masalah," kata Emil--sapaan akrab Ridwan Kamil--pada Jumat lalu di Bandung, Jawa Barat.

Masjid dengan banyak bukaan seperti Tan Kok dan Cheng Hoo telah tepat. Tanpa kipas angin dan mesin penyejuk udara, kedua masjid itu telah terasa sejuk. Bagaimanapun, kata Emil, orang beribadah butuh kekhusyukan. Gerah akan mengganggu konsentrasi orang beribadah.
Makin tinggi jarak antara plafon dan lantai, itu akan lebih baik. Selain agar tak gerah dan pengap, plafon yang tinggi menghadirkan suasana tertentu. "Semakin tinggi plafon, akan terasa manusia hanyalah makhluk kecil di hadapan Allah."

Kelemahan desain Masjid Tan Kok hanya pada tritisannya. Saat hujan turun seperti pada Rabu lalu, air hujan banyak yang masuk ke teras masjid. Air tergenang di mana-mana. Menurut Emil, masalah ini bisa diatasi dengan memperpanjang tritisan. Langkah ini tidak akan mengubah desain asli bangunan.

ERWIN DARIYANTO | KUKUH S.

Berita terkait

Pameran Terbaru Seniman AD Pirous Masih Berlangsung di Rumahnya

17 hari lalu

Pameran Terbaru Seniman AD Pirous Masih Berlangsung di Rumahnya

Tanpa karya lukisan, menurut Jorghi pada pameran itu juga ditampilkan karya seni grafis AD Pirous sebelum bergabung di Decenta.

Baca Selengkapnya

Perum Damri Buka Lowongan Kerja sebagai Staf Desain Grafis untuk lulusan S1

28 hari lalu

Perum Damri Buka Lowongan Kerja sebagai Staf Desain Grafis untuk lulusan S1

Perum Damri membuka lowongan kerja sebagai staf desain grafis. Pendaftaran berlangsung hingga Senin, 8 April 2024.

Baca Selengkapnya

5 Kursus Paling Diminati di Kemendikbud untuk Tingkatkan Peluang Kerja

25 Mei 2023

5 Kursus Paling Diminati di Kemendikbud untuk Tingkatkan Peluang Kerja

Pendidikan nonformal turut meningkatkan kualitas kompetensi sumber daya manusia di Indonesia, khususnya di lembaga kursus dan pelatihan (LKP.

Baca Selengkapnya

Pameran Tunggal Perdana di Eropa, Pelukis Eddy Susanto Bicara Soal Neraka

14 Agustus 2022

Pameran Tunggal Perdana di Eropa, Pelukis Eddy Susanto Bicara Soal Neraka

Ajakan pameran tunggal lukisan di Giudecca Art District, Gallery One, Venesia, Italia itu berasal dari ArtSociates.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Membuat Konten Menarik untuk Tingkatkan Penjualan

3 Oktober 2021

Pentingnya Membuat Konten Menarik untuk Tingkatkan Penjualan

Membuat konten menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman sangat penting untuk meningkatkan penjualan. Bagaimana caranya?

Baca Selengkapnya

4 Prospek Kerja Mahasiswa Program Studi Desain Grafis, Apa Saja?

25 Agustus 2021

4 Prospek Kerja Mahasiswa Program Studi Desain Grafis, Apa Saja?

Prospek kerja yang bisa diperoleh para mahasiswa jurusan desain grafis, antara lain 4 jenis perusahaan ini.

Baca Selengkapnya

Jago Desain Grafis, Tambah Penghasilan lewat Pekerjaan Lepas Ini

20 Juli 2021

Jago Desain Grafis, Tambah Penghasilan lewat Pekerjaan Lepas Ini

Pintar desain grafis atau desainer grafis tidak berarti harus dibatasi hanya menjadi desainer saja. Berikut jenis usaha yang bisa dirambah.

Baca Selengkapnya

Peluang Kerja di Media Disebut Masih Laris Diperebutkan

10 Juli 2021

Peluang Kerja di Media Disebut Masih Laris Diperebutkan

Profesi pekerja media, seperti wartawan, desain grafis, tenaga pemasaran, entry data, dan operator mesin diproyeksikan masih sangat laris.

Baca Selengkapnya

Pameran Seek a Seek #2: Kon/jun/gsi Berpameran dan Beracara Dalam Semangat Kebersamaan

4 Desember 2019

Pameran Seek a Seek #2: Kon/jun/gsi Berpameran dan Beracara Dalam Semangat Kebersamaan

Seek-a-seek adalah sebuah acara perayaan bidang desain grafis melalui pameran dan serangkaian acara

Baca Selengkapnya

Tempo & Kreavi Gelar Pameran Grafis Hari Pahlawan

7 November 2016

Tempo & Kreavi Gelar Pameran Grafis Hari Pahlawan

Pameran akan dibuka pada 10 November 2016 dan berlangsung hingga 31 Desember 2016.

Baca Selengkapnya