Tak Boleh Bawa Keris, Koreografer Penari Istana Panik

Reporter

Editor

Senin, 17 Agustus 2009 07:56 WIB

Miroto
TEMPO Interaktif, Jakarta - Koreografer dan penari asal Yogyakarta, Miroto, yang didapuk menjadi sutradara pawai pada 18 Agustus di depan Istana Negara, Jakarta, ternyata sempat panik.
Banyak hal yang bikin was-was pria kelahiran Yogyakarta itu, dari soal mengurusi 3.000 orang penari lebih dalam acara tersebut, sampai soal tak boleh pakai keris.

“Awalnya saya panik, tapi tetap senang,” katanya sumringah kepada Tempo.

Dalam acara tersebut, alumnus master koreografi dari University of California, Los Angeles, Amerika Serikat itu mengambil tema kemerdekaan, kreativitas, dan kemandirian. Sebagai inspirasi pawai, pengajar di Institut Seni Indonesia Yogyakarta itu mengambil ide dari upacara Bekakak, yang diselenggarakan setiap tahun di desanya, Gamping, Yogyakarta. “Saya kan orang desa, maka idenya pun dari desa.”

Agar pawai meriah, Miroto akan menampilkan panel-panel raksasa setinggi 5-6 meter dalam bentuk Garuda, Bima, dan tokoh wayang golek. “Panel raksasa menjadi ciri khas tradisi pawai Indonesia, macam ogoh-ogoh di Bali dan gendruwo di Gamping,” ujar ayah dua anak ini.

Persiapan sudah berlangsung empat bulan. Miroto sempat khawatir pawai gagal akibat ancaman bom. Ternyata jalan terus, dengan pengamanan lebih ketat. Para seniman dilarang membawa senjata khas daerah masing-masing seperti keris atau tombak. “Padahal ini kan kesenian, tapi bagaimana lagi,” tuturnya.

***-/**

Berita terkait

Belajar Sejarah, Ini 7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2022

Belajar Sejarah, Ini 7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia

Belajar sejarah tak melulu dari buku melainkan juga bisa lewat menonton film. Simak ulasannya di sini.

Baca Selengkapnya

Pelurusan Sejarah Ratu Kalinyamat Harus terus Diupayakan

5 Juni 2022

Pelurusan Sejarah Ratu Kalinyamat Harus terus Diupayakan

Menyosialisasikan perjuangan Ratu Kalinyamat lewat pagelaran seni-seni tradisional yang digemari masyarakat, harus terus ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Nasib Laksamana Maeda Usai Dukung Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2021

Nasib Laksamana Maeda Usai Dukung Kemerdekaan Indonesia

Laksamana Maeda dianggap pengkhianat karena mendukung kemerdekaan Indonesia. Bagaimana nasibnya?

Baca Selengkapnya

BM Diah, Wartawan Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

16 Agustus 2021

BM Diah, Wartawan Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

BM Diah mengatakan naskah asli teks proklamasi dibuang ke tempat sampah begitu saja usai diketik oleh Sayuti Melik.

Baca Selengkapnya

Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan Bentukan Muhammadiyah

16 Agustus 2021

Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan Bentukan Muhammadiyah

Ulama Muhammadiyah di Yogyakarta membentuk satuan Askar Perang Sabil (APS) untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya

AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

14 Agustus 2021

AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

AR Baswedan merupakan kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Baca Selengkapnya

Mengenal Sukarni, Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

5 Agustus 2021

Mengenal Sukarni, Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

Sukarni bersama tokoh pemuda lainnya menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok jelang kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya

Kisah Kurir Kemerdekaan Pengirim Kabar Proklamasi 1945

17 Agustus 2017

Kisah Kurir Kemerdekaan Pengirim Kabar Proklamasi 1945

Dua bulan setelah Proklamasi 1945, Kepala Kepolisian Negara Raden Said Soekanto memberi tugas kepada pemuda-pemuda menyebarkan berita proklamasi.

Baca Selengkapnya

Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis

16 Agustus 2017

Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis

Amir Hamzah mempromosikan pentingnya kemerdekaan hingga ke dusun. Dibunuh karena dianggap pengkhianat.

Baca Selengkapnya

Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

31 Juli 2017

Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

Inilah catatan harian kita seputar Proklamasi 17 Agustus 1945. Ada kisah yang Anda belum tahu?

Baca Selengkapnya