TEMPO.CO, Jakarta - Film komedi keluarga teranyar keluaran rumah produksi Imajinari Pictures, Kaka Boss, baru saja menggelar agenda Nonton Duluan Film Komedi Kaka Boss pada Sabtu, 17 Agustus 2024. Ernest Prakasa, selaku produser mengaku lega melihat animo masyarakat yang cenderung positif menyambut film yang mengangkat kisah orang-orang asal Indonesia Timur itu.

Berdasarkan keterangan Ernest, agenda tersebut bukan merupakan bagian dari rencana jangka panjang. Tim promosi film Kaka Boss sengaja memanfaatkan momentum 17 Agustus yang identik dengan pengadaan berbagai macam lomba.

“Itu hasil dari meeting rutin, kepikiran untuk membuat lomba dulu-duluan nonton Kaka Boss. Jadi memang memanfaatkan momentum, kebetulan tanggal 17 Agustus juga hari Sabtu ya,” katanya dalam sesi wawancara eksklusif yang diadakan di kawasan Pasar Minggu pada Senin, 19 Agustus 2024.

Kru dan Cast Kaka Boss Sudah Tidak Sabar

Agenda yang digelar dalam rangka peringatan HUT RI ke-79 tersebut diadakan di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Medan, Makassar, Semarang, dan Samarinda. Meski demikian, skala Nonton Duluan Film Komedi Kaka Boss sengaja tidak dibuat masif dan hanya ditayangkan di bioskop-bioskop dengan kapasitas tidak begitu besar.

“Emang kita juga udah enggak sabaran sih pengen kasih lihat ke penonton dan penasaran banget respons penonton akan gimana,” ucap Ernest. “Jadi memang untuk memenuhi rasa penasaran kita tentang bagaimana respons penonton. Bukan sesuatu yang masif banget, karena sengaja menyimpan untuk nanti tanggal 29 Agustus, biar orang tetap penasaran.”

Poster film Kaka Boss. imajinari

Respons Positif Penonton terhadap Film Kaka Boss

“Apa yang kita dapat sih, luar biasa ya, aku sangat plong. Setiap film sebelum tayang kan pasti ada rasa tegangnya, penasaran nanti penonton akan respons gimana. Jadi, ya udah, setelah tanggal 17 kemarin, kebetulan aku di Medan, Kaka Boss di Samarinda, Arie di Jakarta, aku sih pribadi lega, itu kata yang paling tepat,” ucap Ernest lanjut menjelaskan.

Ia mengaku lega karena perasaan yang dihadirkan dari film tersebut rupanya bisa sampai kepada penonton. “Lega karena ternyata kita enggak seru sendiri, bukan kita yang happy sendiri. Melihat (penonton) pada keluar ketawa ada yang sembab juga, oh ya udah, berarti Arie bikinnya oke lah," katanya.

Arie Kriting Menangis Melihat Respons Penonton Kaka Boss

Arie Kriting selaku sutradara dan penulis, hadir dalam wawancara eksklusif film Kaka Boss di bilangan Pasar Minggu pada Senin, 19 Agustus 2024. TEMPO/Hanin Marwah

Bahkan, Arie Kriting, sebagai sutradara dan penulis naskah film Kaka Boss sampai meneteskan air mata melihat respons baik yang cukup berada di luar dugaan. “Ini proyek memang emosional sekali untuk saya. Dan ini untuk pertama kali proyek ini ketemu dengan penontonnya secara langsung. Kita bahkan belum ketemu di premiere tapi kita ketemu dengan teman-teman duluan,” ucap Arie di hadapan penonton penayangan spesial di Jakarta dalam video yang diunggah Imajinari pada Ahad, 18 Agustus 2024.

“Dari saya pribadi, mengerjakan proyek ini penuh dengan, mungkin, keraguan juga, penuh dengan pertanyaan, ‘bisa enggak kita orang-orang Timur bikin barang seperti ini?’” kata Arie, merujuk pada niat awal yang mendasari pembuatan film, yaitu untuk mematahkan stigma tentang orang-orang Timur. “Hari ini, lewat film Kaka Boss, saya bawakan teman-teman yang sama-sama berjuang secara profesional menunjukkan bahwa kami, orang-orang Timur, itu bisa," katanya.

Bercerita tentang keluarga dari Indonesia Timur yang tinggal di Jakarta, film yang disutradarai dan ditulis oleh Arie Kriting tersebut mengisahkan upaya tokoh Kaka Boss yang dibintangi Godfred Orindeod mengubah arah kariernya. Ferdinand berusaha menjadi penyanyi demi membahagiakan anak semata wayangnya, Angel yang diperankan Glory Hillary, supaya sang putri tidak merasa malu lagi dengan profesi ayahnya. Kru dan cast berharap dapat mempertahankan antusiasme penonton untuk penayangan resmi film yang akan diadakan Kamis, 29 Agustus 2024 mendatang.

Pilihan Editor: Film Kaka Boss Berawal dari Keresahan Arie Kriting, tentang Keluarga Indonesia Timur