Jadi Warisan Dunia Selama 14 Tahun, Angklung Masih Sulit Menyebar di Sekolah

Senin, 10 Juni 2024 12:45 WIB

Tim Muhibah Angklung dalam konser Pre-Journey Concert 2024 The World Is Ours di Mayang Sunda, Bandung, Jawa Barat, 9 Juni 2024. Tim Muhibah Angklung akan melakukan konser misi budaya ke Maroko, Portugal, Sapnyol, Uni Emirat Arab, dan Saudi Arabia pada bulan Juli nanti. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) telah menetapkan angklung sebagai warisan budaya takbenda dunia pada 2010. Namun kini setelah 14 tahun, alat musik dari bilah bambu itu dinilai masih sulit menyebar di sekolah untuk dimainkan kalangan pelajar.

“Faktanya kita belum bisa menginternalisasikan angklung secara masif di sekolah sebagai kesenian atau kebudayaan, itu belum berhasil,” kata ketua sekaligus pendiri Tim Muhibah Angklung, Maulana Syuhada di Bandung, Ahad 9 Juni 2024.

Eksistensi Angklung di Sekolah

Sejauh ini menurutnya, angklung baru dimainkan secara sukarela oleh pelajar di sekolah yang punya kegiatan ekstra kulikuler angklung. Namun saat terjadi pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu, kegiatan ekstra kulikuler angklung banyak yang tidak aktif di sekolah. “Setelah pandemi untuk memulainya kembali itu tidak gampang,” ujar Maulana.

Alasan pihak sekolah antara lain kini tidak ada lagi pelatih musik angklung. Tim Muhibah Angklung menurutnya berupaya untuk menghidupkan lagi musik angklung di sekolah. “Supaya angklung yang sudah ada bisa kembali dimainkan dan bisa tumbuh pemain angklung yang baru,” kata dia.

Advertising
Advertising

Selama ini belum ada kebijakan dari pemerintah pusat maupun daerah yang memasukkan angklung dalam kurikulum. Menurutnya sekarang baru ada gagasan, keinginan, dan harapan sejak dicetuskan oleh organisasi guru pada sekitar 1980-an. “Waktu itu sudah sepakat angklung menjadi alat pendidikan tapi realisasinya sampai sekarang belum ada,” ujar Maulana.

Upaya Pelestarian Angklung

Kegiatan dan promosi angklung menjadi bagian dari upaya pelestarian setelah dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 2010. Tim Muhibah Angklung menurut Maulana, setiap tahun menulis laporan tentang kegiatan yang dilakukan untuk pelestarian angklung serta mengikuti acara musik angklung gelaran UNESCO di berbagai negara. Sejauh ini menurutnya status angklung belum terancam untuk dicabut.

Sementara itu di tempat lain seperti Saung Angklung Udjo di Bandung, para pengunjung selain disuguhkan musik angklung juga diajak main bersama. Di tempat itu, mendiang Udjo Ngalagena mengembangkan teknik bermain angklung dengan laras pelog dan salendro. Sebelumnya, alat musik tradisional yang dipakai unuk ritual tertentu itu dikembangkan Daeng Soetigna, seorang guru dan pembina kepanduan, dengan menggunakan nada diatonis kromatis dari semula pentatonis.

ANWAR SISWADI

Pilihan Editor: Alat Musik Tradisional Angklung, Sempat Dimainkan 1.500 Nakes di Wisma Atlet

Berita terkait

Bekas Tambang Emas Kontroversial di Jepang Kini jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

2 jam lalu

Bekas Tambang Emas Kontroversial di Jepang Kini jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Tambang Pulau Sado Jepang pernah menjadi penghasil emas terbesar di dunia yang beroperasi selama 400 tahun sebelum ditutup pada 1989.

Baca Selengkapnya

Tren Selfie saat Traveling Ancam Situs Warisan Dunia, UNESCO Beri Peringatan

1 hari lalu

Tren Selfie saat Traveling Ancam Situs Warisan Dunia, UNESCO Beri Peringatan

Tren selfie menyimpan kenangan dari setiap perjalanan, namun lebih penting menjaga keselamatan diri dan tempat yang dikunjungi.

Baca Selengkapnya

Datangi Gereja Katedral, Paus Fransiskus Disambut Pemain Angklung Cilik

3 hari lalu

Datangi Gereja Katedral, Paus Fransiskus Disambut Pemain Angklung Cilik

Paus Fransiskus disambut pemain angklung cilik dan ratusan umat Katolik.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Nasional dapat Penghargaan dari UNESCO

4 hari lalu

Perpustakaan Nasional dapat Penghargaan dari UNESCO

Perpustakaan Nasional Indonesia mendapat penghargaan dari UNESCO berdasarkan rekomendasi dari juri internasional yang terdiri dari para ahli.

Baca Selengkapnya

Udinus Hibahkan Robot Gamelan Bernama Sekar kepada Goethe-Institut

13 hari lalu

Udinus Hibahkan Robot Gamelan Bernama Sekar kepada Goethe-Institut

Robot Sekar dihibahkan setelah melihat banyak gamelan di Unesco, namun tak ada yang mampu memainkannya.

Baca Selengkapnya

3 Situs Warisan Dunia di Bangladesh, Ada Kuil Hindu dan Masjid

27 hari lalu

3 Situs Warisan Dunia di Bangladesh, Ada Kuil Hindu dan Masjid

Ketiga situs warisan dunia di Bangladesh antara lain Biara Buddha Paharpur di Noagaon, Kota Masjid Bagerhat, dan Sundarbans. Intip keunikannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur yang Kemudian Ditutup

28 hari lalu

Mengenal Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur yang Kemudian Ditutup

Tersembunyi di dinding kaki Candi Borobudur, relief Karmawibhangga menyajikan sebuah kisah mendalam tentang hukum sebab akibat atau karma.

Baca Selengkapnya

51 Tahun Pemugaran Candi Borobudur, Berikut Tokoh-tokoh Pemugar Borobudur

28 hari lalu

51 Tahun Pemugaran Candi Borobudur, Berikut Tokoh-tokoh Pemugar Borobudur

Proyek pemugaran Candi Borobudur tidak hanya sekadar memperbaiki bagian-bagian candi yang rusak, pada 51 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Tim Muhibah Angklung dari Bandung Tuntaskan Misi di Arab Saudi

33 hari lalu

Tim Muhibah Angklung dari Bandung Tuntaskan Misi di Arab Saudi

Tim Muhibah Angklung memulai perjalanannya sejak 5 Juli lalu dari negara di Mediterania hingga Timur Tengah dengan menyajikan tarian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Candi Kotomahligai Muarojambi Hampir Selesai Dipugar

33 hari lalu

Candi Kotomahligai Muarojambi Hampir Selesai Dipugar

Candi Kotomahligai sedang dipugar untuk didaftarkan sebagai situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya