Merantau untuk Mencari Jati Diri

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Sabtu, 8 Juni 2024 03:39 WIB

Musikal Merantau: Sebuah Kantata Perjalanan Kalibrasi Diri pada 2 Juni 2024 di TIM, Jakarta/PSM UI Paragita

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang gadis berpakaian serba merah bersiap pamit dari keluarganya untuk merantau. Gadis bernama Ruby itu menyampaikan salam perpisahan di tingkat dua panggung kepada ibu dan adik perempuannya.

Dalam mengiringi kepergian Ruby, puluhan orang siap beraksi di panggung utama. Terlihat banyak kelompok orang yang melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada sekelompok orang yang sedang melakukan senam, ada pula orang-orang yang sedang transaksi membeli sayur-mayur seolah sedang berada di pasar. Ada juga beberapa ibu yang sibuk menyapu, atau seorang lelaki yang membawa layang-layang berkeliling panggung. Di sisi lain, muda-mudi sedang menari Tari Piring, serta ada pula wanita yang berkumpul menari sambal mengenakan baju kurung. "Dayuang-dayuang. Dayuang-dayuang," terdengar para penyanyi ini berkomat-kamit mengikuti lirik lagu Dayuang Palinggam, sebuah lagu tradisional Minangkabau yang sudah diaransemen oleh Lilik Sugiarto.

Musikal Merantau: Sebuah Kantata Perjalanan Kalibrasi Diri pada 2 Juni 2024 di TIM, Jakarta/PSM UI Paragita

Nuansa adat dari Sumatera Barat memang sangat terasa di pertunjukan pembuka malam itu. Dengan 70an orang yang menyanyi dan menari di atas panggung sekaligus, panggung itu terasa penuh dan sesak. Bukan paduan suara namanya bila jumlah penyanyinya sedikit. Namun di panggung pertunjukan bertajuk Musikal Merantau: Sebuah Kantata Perjalanan Kalibrasi Diri, para penyanyi paduan suara ini berhasil terlihat menjadi tokoh utama dalam pertunjukannya.

Bila Anda terbiasa menonton pagelaran yang menampilkan paduan suara, biasanya konsep yang cukup sering digunakan adalah para penyanyi paduan suara akan langsung menyanyikan lagu-lagu mereka tanpa ikut berakting di tengah panggung. Namun kali ini, PSM Universitas Indonesia Paragita mengikutsertakan para penyanyi paduan suara untuk ikut beraksi mengiringi pemeran utama pertunjukan musikal tersebut. "Ini breakthrough buat kami juga. Kami pertama kali mengemas konser paduan suara menjadi konser pertunjukan musikal," kata Penata Artistik sekaligus Desainer Panggung Musikal Merantau Jalusista kepada Tempo pada 2 Juni 2024 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Advertising
Advertising

Musikal Merantau: Sebuah Kantata Perjalanan Kalibrasi Diri pada 2 Juni 2024 di TIM, Jakarta/PSM UI Paragita

Gebrakan lain yang juga dilakukan dalam pertunjukan kali ini, kata Jalusista, adalah bagaimana mereka benar-benar memberdayakan para anggota paduan suara dari angkatan 1983 hingga angkatan 2023 untuk ikut dalam pertunjukan ini. Mereka hadir baik di depan maupun di belakang layar. "Ini benar-benar produksi mandiri kami, tanpa bantun Event Organizer," kata Jalusista yang ikut merangkap berbagai jabatan termasuk manager panggung.

Sutradara Musikal Merantau Maria Martiningsih mengatakan ide awal Musikal Merantau lahir pada 2022. "Dalam perjalanannya selama setahun lebih, ide berubah, dipertajam dan dipoles menjadi seperti yang kami suguhkan saat ini," kata Maria yang menyutradarai musikal ini bersama rekannya Ramona Unsulangi.

Pertunjukan ‘Musikal Merantau: Sebuah Kantata Perjalanan Kalibrasi Diri' menceritakan sosok Ruby, seorang mahasiswi dari Ranah Minang yang merantau ke Jakarta. Ia mencoba merefleksi kehidupannya dengan menyelami masa lalunya. Ia mengenang sosok ayahnya yang sempat pergi meninggalkan ibu, adik, serta dirinya saat kecil. Dalam perjalanannya menuju Jakarta, Ruby pun membayangkan bagaimana ia akan menjalani masa depannya bersama orang yang dia kasihi sejak SMA, Bara.

<!--more-->

Kisah Ruby bisa dianggap menjadi refleksi juga bagi komunitas PSM UI Paragita yang tahun ini berusia 40 tahun. "Usia 40 tahun ini kan tidak singkat. Kami Paragita melewati berbagai tahapan di setiap masa. Dan hal itu menjadi bentuk pencarian jati diri kami sebagai komunitas hingga menjadi seperti ini," kata Produser Eksekutif Musikal Merantau Kartika RB.

Kisah merantau juga dianggap mirip dengan pengalaman para penyanyi di kelompok paduan suara ini. Saat menjadi mahasiswa dan awal bergabung dengan tim PSM UI Paragita, hampir semua penyanyi adalah anak perantauan dari berbagai daerah di Indonesia. "Sebagai anak rantau, latar belakang kami berbeda-beda. Namun kami bertemu di satu tempat dan akhirnya kami bertumbuh bersama di tempat baru itu," lanjut Kartika.

Musikal Merantau: Sebuah Kantata Perjalanan Kalibrasi Diri pada 2 Juni 2024 di TIM, Jakarta/PSM UI Paragita

Setelah melewati berbagai fase perjalanan organisasi selama 40 tahun, dan tentu saja melewati berbagai tahapan gejolak di organisasi, tibalah mereka dalam tahap penerimaan diri. "Kami akhirnya sudah sampai kepada self acceptance. Seperti ini lah kami," kata Kartika.

Principal Conductor PSM UI Paragita Aning Katamsi menambahkan bahwa di usia organisasi yang mencapai empat dekade ini, paduan suara mahasiswa tersebut telah melewati segala tantangan. "Meski begitu, ada satu yang tetap sama, kecintaan bernyanyi dalam sebuah paduan suara yang membuat saya bersama tim pelatih selama berpuluh tahun selalu semangat untuk terus berkembang bersama PSM UI Paragita," katanya.

Ia memaknai kata Merantau dalam Musikal Merantai sebagai kegiatan meninggalkan tempat seseorang berasal atau dilahirkan dan tumbuh besar ke suatu tempat untuk menjalani kehidupan baru. "Sangat sesuai dengan spirit Paragita sebagai sebuah transformasi menjadi Paragita yang baru tanpa melupakan identitas diri kita yang sesungguhnya,” katanya.

Musikal Merantau: Sebuah Kantata Perjalanan Kalibrasi Diri pada 2 Juni 2024 di TIM, Jakarta/PSM UI Paragita

Pertunjukan Musikal Merantau membawakan 12 karya musik yang dibagi dalam 2 babak pertunjukan. Lagu-lagu yang dipilih adalah lagu yang telah ditampilkan sepanjang perjalanan 40 tahun PSM UI Paragita. Ada lagu yang berbahasa daerah seperti ‘Dayuang Palinggam’ yang berasal dari Ranah Minang. Ada juga lagu berbahasa Indonesia, seperti lagu ‘Renungan’ karya Eros Djarot dan Doddy Soekasah dengan aransemen Bonar Sihombing. Lalu ada lagu berbahasa Inggris seperti ‘Signed, Sealed, Delivered I’m Yours’ karya Stevie Wonder, Syreeta Wright, Lee Garrett, dan Lula Mae Hardaway dengan aransemen Alan Billingsley.

Salah satu yang menarik perhatian Tempo adalah ketika kelompok ini menyanyikan lagu ‘Bahasa Kalbu’ karya Titi Dwi Jayati, Dorie Kalmas, dan Andi Rianto dengan aransemen Andriano Alvin Hartono. Ketika beberapa lagu yang dinyanyikan secara terpisah oleh penyanyi tim Para atau tim Gita, pada lagu yang pernah dipopulerkan Titi DJ ini kedua tim menyanyikannya bersama-sama. Jumlah penyanyi yang banyak membuat suara mereka pun cukup lantang memenuhi ruangan, sehingga membuat penonton cukup terbawa emosi.

Tidak hanya itu, dari belasan lagu yang ditampilkan, hanya lagu Bahasa Kalbu lah yang menambahkan bahasa isyarat dalam sebagian penampilannya. Tentu saja itu memberikan makna lebih kepada lagu yang memang sudah populer di kalangan masyarkat tersebut.

Pelatih, Penata Suara, sekaligus Komposer Lagu 'Merantau' Kristian Wirjadi mengatakan lagu Bahasa Kalbu memang menjadi puncak kisah perjalanan Ruby menelisik kehidupannya. Lagu ini pun bisa menjadi 'cermin' bagi PSM UI Paragita. "Sudah sampai mana nih perjalanan kami? Bahasa Kalbu yang kami tampilkan bukan bicara kepada kekasih yang dicintai, namun lebih ke berbicara pada diri sendiri," kata Kristian.

Musikal Merantau: Sebuah Kantata Perjalanan Kalibrasi Diri pada 2 Juni 2024 di TIM, Jakarta/PSM UI Paragita

Untuk menambah sensasi musikal kepada penonton, malam itu Kristian pun mengajak para penonton di Gedung Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM) untuk ikut menyanyikan sepenggal lirik lagu terbarunya, Merantau. "Pahami, rasakan, nikmati Merantau. Pahami setiap rasa, giatkan Langkah dalam tanya. Nikmati perjalanan ini di setiap cerita kita Merantau," kata Kristian dibantu para penyanyi.

Dalam lirik itu Kristian mencoba untuk mengingatkan bahwa setiap orang tidak bisa menghapus masa lalu. Yang bisa dikendalikan oleh manusia hanya lah masa sekarang. Masa depan pun masih menjadi tanda tanya bagi setiap orang. "Kita perlu paham apa yang terjadi sebelumnya. Kalau sudah paham, kita akan lebih percaya diri menjalani hari ini. Walau sudah percaya diri pasti kita akan bertanya-tanya tentang masa depan. Namun walau penuh pertanyaan, penting untuk kita agar tetap melangkah dan menikmati perjalanan merantau kita, karena itu lah hidup," kata Kristian memberikan makna dalam lagunya itu.

Menyatukan akting dan menyanyi yang melibatkan sekitar 110an peserta pertunjukan tentu bukan hal yang mudah. Alur cerita yang matang hingga eksekusi lapangan yang sempurna sangat diperlukan untuk membuat penonton paham dengan maksud pagelaran itu. Musikal Merantau: Sebuah Kantata Perjalanan Kalibrasi Diri tidak banyak menampilkan dialog. Mereka lebih banyak menggunakan lagu dalam berkisah tentang perjalanan kehidupan Ruby. Namun yang mungkin sedikit membuat bingung penonton adalah lompatan waktu yang terkadang maju dan mundur dalam alur ceritanya. "Aku nggak akan paham kisah Ruby kalau aku nggak baca katalognya," kata salah satu penonton yang mengaku sempat bingung dengan alur maju mundur kisah Ruby itu.

Tentu sebuah langkah besar bagi PSM UI Paragita menyatukan seni paduan suara dan teater sekaligus. Kartika berharap di masa yang akan datang timnya terus menghasilkan karya yang lebih besar lagi. "Harapannya, kami bisa lebih berkontribusi pada paduan suara dan seni pertunjukan secara umum. Juga agar Paragita bisa berkembang lagi," kata Kartika.

Pilihan Editor: Paragita UI Ikut Ajang di Choir Festival Manila

Berita terkait

Faisal Basri Berpulang Meninggalkan Sederet Capaian di Berbagai Bidang

1 jam lalu

Faisal Basri Berpulang Meninggalkan Sederet Capaian di Berbagai Bidang

Berikut sederet pencapaian pengamat ekonomi dan politik, Faisal Basri yang berpulang pada Kamis, 5 September 2024.

Baca Selengkapnya

7 Calon Rektor UI yang Lolos Tahap Penyaringan

1 hari lalu

7 Calon Rektor UI yang Lolos Tahap Penyaringan

Panitia Khusus Pemilihan Rektor Universitas Indonesia (UI) mengumumkan tujuh calon terpilih yang lolos tahap penyaringan untuk menjadi Rektor UI

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Faisal Basri Tak Hanya Berani Mengkritik: Pemikirannya Cemerlang, Pandangannya Segar

2 hari lalu

Chatib Basri Sebut Faisal Basri Tak Hanya Berani Mengkritik: Pemikirannya Cemerlang, Pandangannya Segar

Wafatnya ekonom senior Faisal Basri hari ini membawa ingatan Eks Menteri Keuangan, Chatib Basri, kembali ke masa lampau.

Baca Selengkapnya

Terkini: Faisal Basri dalam Kenangan Anies Baswedan, Chatib Basri, dan Goenawan Mohamad; Jokowi Terima Bos Vale Indonesia di Istana

2 hari lalu

Terkini: Faisal Basri dalam Kenangan Anies Baswedan, Chatib Basri, dan Goenawan Mohamad; Jokowi Terima Bos Vale Indonesia di Istana

Kepergian Faisal Basri meninggalkan duka, bukan hanya bagi keluarga, tapi dari sejumlah tokoh di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri dalam Kenangan Anies Baswedan dan Novel Baswedan

2 hari lalu

Faisal Basri dalam Kenangan Anies Baswedan dan Novel Baswedan

Anies Baswedan dan Novel Baswedan punya kenangan terhadap Faisal Basri yang meninggal dunia pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Profil Ekonom Senior Faisal Basri yang Wafat pada Hari Ini

3 hari lalu

Profil Ekonom Senior Faisal Basri yang Wafat pada Hari Ini

Ekonom dan politikus senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, wafat pada hari ini. Seperti apa profil dan rekam jejaknya?

Baca Selengkapnya

UI Kini Memiliki Laboratorium Nano Device, Diharapkan Jadi Motor Pengembangan Semikonduktor

4 hari lalu

UI Kini Memiliki Laboratorium Nano Device, Diharapkan Jadi Motor Pengembangan Semikonduktor

Laboratorium nano device itu dilengkapi peralatan penelitian mutakhir yang memungkinkan peneliti dan mahasiswa UI bereksperimen dengan presisi tinggi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Tim Nagapasa UI, Vivo Y36c

4 hari lalu

Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Tim Nagapasa UI, Vivo Y36c

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Selasa pagi ini, 3 September 2024, diawali dari artikel prakiraan cuaca BMKG pada Senin

Baca Selengkapnya

Sejumlah Kasus Kekerasan Seksual di Kampus-kampus, Berikut Para Pelaku dan Vonisnya

6 hari lalu

Sejumlah Kasus Kekerasan Seksual di Kampus-kampus, Berikut Para Pelaku dan Vonisnya

Banyak korban kekerasan seksual di lingkungan kampus. Di kampus mana saja kasus itu terjadi dan bagaimana vonis pelakunya?

Baca Selengkapnya

BRI dan UI Kembangkan Community Branch untuk Cetak Pengusaha Muda Sukses

8 hari lalu

BRI dan UI Kembangkan Community Branch untuk Cetak Pengusaha Muda Sukses

Bank Rakyat Indonesia bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) meluncurkan program yang bertujuan untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa

Baca Selengkapnya