Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Senin, 14 Agustus 2023 16:56 WIB

Butet Kartaredjasa (kiri), Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah), dan Djoko Pekik (kanan). (Instagram/@masbutet)

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Sabtu, 12 Agustus 2023 pagi, pelukis ternama Indonesia, Djoko Pekik meninggal dunia di Rumah Sakit Panti Rapih, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berita ini telah dikonfirmasi kebenarannya oleh salah satu kerabatnya.

"Nggih, Djoko meninggal dunia pukul 08.00 WIB tadi," kata seniman Butet Kertaredjasa pada 12 Agustus 2023, seperti diberitakan Antaranews.

Djoko Pekik meninggal pada usia 86 tahun dan dimakamkan di kompleks Pemakaman Seniman-Budayawan Girisapto, Imogiri, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 13 Agustus 2023.

Selama berkarier dalam dunia lukis, Djoko Pekik menghasilkan karya seni, baik lukisan maupun patung bertema sosial dan politik dengan mengangkat kehidupan rakyat kelas bawah hingga permasalahan dalam negeri. Ia juga kerap menggunakan citraan binatang buas sebagai simbol dalam karyanya. Merujuk p2k.stekom.ac.id, ia menggunakan gaya pelukisan realis-ekspresif yang dibumbui nilai kerakyatan. Berikut adalah beberapa jenis karya Djoko Pekik yang ternama, antara lain:

Berburu Celeng

Advertising
Advertising

Berburu Celeng menjadi karya lukisnya yang paling terkenal. Lukisan ini mengisahkan tentang para pemimpin Indonesia ketika masa Orde Baru. Lukisan pada 1998 itu pernah menghebohkan jagat seni rupa Indonesia lantaran harganya satu miliar rupiah. Selain lukisan, Berburu Celeng juga dibuat dalam bentuk patung yang dipamerkan di Galeri Nasional pada Oktober 2013. Saat ini, patung bertema celeng itu disimpan di bengkel kerja miliknya di belakang rumah.

Awal Bencana di Lintang Kemukus 1965

Karya ini memiliki latar belakang kejadian lahirnya lintang kemukus pada September 1965. Lintang kemukus adalah sebuah komet berekor panjang. Menurut mitos yang telah diyakini secara turun-temurun, jika lintang kemukus muncul, maka akan datang bencana besar.

Saat lintang kemukus muncul, terjadi pula peristiwa Gerakan 30 September (G30S) PKI sehingga keduanya dikait-kaitkan. Lukisan ini dibuat usai Djoko Pekik bebas dari black list pada 2003. Melalui karya tersebut, ia menyampaikan tentang mitos lintang kemukus yang masih dipercayai banyak orang.

Kali Brantas Bengawan Solo Luweng

Berdasarkan jurnal.isi-ska.ac.id, peristiwa pembunuhan massal pada 1965 merupakan pembunuhan terhadap orang-orang yang dituduh terlibat dalam PKI. Mayat-mayat tersebut dibuang ke sungai, termasuk Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo. Lukisan Kali Brantas Bengawan Solo Luweng ini dibuat pada 2008.

Tujuan Djoko melukis peristiwa pembunuhan massal pada 1965-1966 untuk mengenang sejarah Indonesia kala itu. Djoko menuangkan berbagai pengalaman yang dialami ketika berada di tahanan dan merasakan kondisi saat itu dalam karya tersebut.

Sirkus Adu Badak

Karya Sirkus Adu Badak mengandung kritik terhadap pemerintah yang tidak mampu menangani neo-kolonialisme pihak asing karena menguasai sumber daya alam Indonesia. Selain itu, ia juga melihat bahwa sesama rakyat saling bertengkar.

Karya tersebut merupakan harapan Djoko sebagai media penyadaran melawan neo-kolonialisme dalam bidang ekonomi, budaya, dan lain-lain. Dari lukisan itu pula, ia ingin menggambarkan bahwa Indonesia mengalami politik adu domba sejak periode Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto hingga era kepemimpinan sekarang, seperti diberitakan Tempo.co.

Go to Hell Crocodile

Pada 2014, Djoko Pekik memamerkan lukisan Go to Hell Crocodile di Art Jog, Taman Budaya Yogyakarta yang berhasil dibanderol Rp6 miliar. Ia menciptakan citra seekor buaya yang melingkari ceruk galian tambang.

Lalu, ada pula manusia dengan senjata bambu runcing yang siap menusukkannya ke tubuh buaya. Karya ini mengingatkan pada perusahaan tambang asing yang menguras perut bumi Indonesia di Papua dan Nusa Tenggara.

RACHEL FARAHDIBA R | SHINTA MAHARANI

Pilihan Editor: Sepenggal Pesan Terakhir Djoko Pekik Sebelum Meninggal

Berita terkait

Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

3 jam lalu

Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

Para penagih pun telah meminta maaf kepada wisatawan Yogyakarta itu karena salah sasaran, melalui sambungan aplikasi video.

Baca Selengkapnya

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

17 jam lalu

Calon Jemaah Haji dari Jateng & DIY Mulai Masuk Asrama Haji Donohudan, Dilayani dengan Sistem One Stop Service

Calon jemaah haji dari berbagai kota/kabupaten Jateng dan DIY mulai masuk ke Asrama Haji Donohudan Boyolali, Sabtu, 11 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

1 hari lalu

Profil Teguh Karya, Maestro Perfilman Indonesia dan Pendiri Teater Populer Pernah Kerja di Hotel Indonesia

Dunia film dan teater Indonesia akan selalu mengenang jasa pendiri Teater Populer, Teguh Karya. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

1 hari lalu

Elektabilitas Anak Muda Ini Tinggi untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta

Sejumlah nama anak muda mendulang suara yang cukup besar dalam survei untuk Pilkada 2024 Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

1 hari lalu

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

Kawasan Sumbu Filosofi secara khusus memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologi dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

2 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

2 hari lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

4 hari lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

4 hari lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

4 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya